Sejarah Bahasa Jepang


Sejarah Bahasa Jepang

Bahasa Jepang adalah bahasa yang sangat istimewa. Disebut sebagai bahasa isolatik, karena setiap kata dalam bahasa Jepang tidak memiliki hubungan etimologi dengan bahasa manapun di dunia. Selain itu, bahasa Jepang juga mempunyai sistem tulisan yang berbeda dari bahasa-bahasa lainnya, yaitu hiragana, katakana dan kanji. Lalu, bagaimana sebenarnya sejarah perkembangan bahasa Jepang?

Sejarah bahasa Jepang dapat dikelompokkan dalam beberapa periode penting, yakni Jepang Kuno, Abad Pertengahan Jepang, dan Jepang Modern. Pada masa kuno, bahasa Jepang masih sangat dipengaruhi oleh bahasa-bahasa Tionghoa serta Korea. Hal ini terlihat pada kosa kata dan sistem penulisan mereka. Dalam sejarah bahasa Jepang, periode kuno berkisar dari ketika bahasa Jepang muncul hingga abad ke-8.

Kemudian, pada periode Abad Pertengahan, bahasa Jepang mulai mengalami perubahan besar. Bahasa Jepang sedikit demi sedikit mulai melepaskan pengaruh bahasa Tionghoa dan Korea, dan menciptakan bahasa mereka yang lebih mandiri. Pada masa ini pula, digunakanlah kana (hiragana dan katakana) sebagai bentuk penulisan untuk mempermudah dalam mencatat catatan atau menulis hal-hal penting.

Periode terakhir dalam sejarah bahasa Jepang adalah Jepang modern. Pada abad ke-19, Jepang memulai berhubungan dengan negara-negara Barat. Hal ini mempengaruhi budaya dan bahasa Jepang. Akhirnya mereka mengadopsi alfabet dari barat menjadi sistem penulisan mereka, dikarenakan kesulitan untuk menyesuaikan bahasa Jepang ke bentuk tulisan alfabet barat. Dalam perkembangan bahasa Jepang modern juga banyak kata-kata asing yang diadaptasi dan dimasukkan ke dalam bahasa Jepang.

Setelah itu, bahasa Jepang terus berkembang hingga saat ini. Bahasa Jepang menjadi bahasa utama yang digunakan di Jepang, dan bahkan sebagian besar orang Jepang lebih memilih untuk menggunakan bahasa Jepang dalam percakapan sehari-hari. Dalam pengajaran bahasa Jepang, disarankan bagi mereka yang ingin menguasai bahasa Jepang untuk mempelajari ejaan dan kosakata, serta praktik yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kesimpulan, sejarah bahasa Jepang sendiri terus berkembang, dari periode Jepang Kuno, Abad Pertengahan, hingga Jepang Modern. Setiap periode memulai dari pengaruh asing dalam penggunaan kosa kata dan tata bahasa, lalu berlanjut untuk membuat bahasa Jepang menjadi lebih mandiri. Bahasa Jepang menjadi bahasa nasional bagi bangsa Jepang hari ini, dan bahkan digunakan oleh orang dari berbagai negara sebagai salah satu bahasa yang ingin dikuasai.

Faktor-Faktor yang Membuat Nomor Bahasa Jepang Sulit Dipelajari


Sulit Belajar Bahasa Jepang

Bahasa Jepang memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi oleh para pembelajarnya. Selain tata bahasanya yang kompleks, ada juga beberapa faktor lain yang membuat nomor bahasa Jepang sulit dipelajari. Beberapa faktor tersebut antara lain:

1. Kosakata yang Berbeda
Bahasa Jepang memiliki kosakata yang sangat berbeda dari bahasa Indonesia. Yang terkadang kata yang sama memiliki beberapa arti. Bahkan, ada juga beberapa kata yang terlihat sama namun memiliki arti yang berbeda. Misalnya kata “tsunde” dalam bahasa Jepang yang bisa berarti mengepres atau meremas. Oleh karena itu, kita harus mengenalnya dengan baik.

2. Terdapat Tiga Jenis Tulisan
Faktor lain yang membuat nomor bahasa Jepang sulit dipelajari adalah terdapat tiga jenis tulisan yaitu hiragana, katakana, dan kanji. Hiragana dan katakana adalah dua jenis tulisan yang digunakan untuk menulis suku kata dan tidak memiliki arti tertentu. Sedangkan, Kanji adalah tulisan yang berasal dari Cina dan memiliki arti tertentu di dalamnya. Pemahaman yang baik tentang ketiga jenis tulisan sangat penting dalam pembelajaran bahasa Jepang.

3. Berbeda dalam Pengucapan dan Sistem Tanda Baca
Pengucapan dalam bahasa Jepang juga sulit, karena berbeda dengan bahasa Indonesia yang sangat sederhana. Selain itu, penggunaan sistem tanda baca yang berbeda antara bahasa Jepang dan Indonesia membuatnya sulit dipahami. Sebagai contoh, penggunaan titik dalam bahasa Jepang untuk memisahkan antara nama depan dan belakang seseorang, sedangkan di Indonesia hanya menggunakan satu spasi saja.

4. Kebiasaan Mendengar dan Melafalkan Bahasa
Mendengar dan melafalkan bahasa Jepang juga menjadi salah satu faktor yang membuat nomor bahasa Jepang sulit dipelajari. Kebanyakan orang Indonesia memiliki kebiasaan memperbaiki Bahasa Jepang dengan Bahasa Inggris, hal ini menyebabkan pengucapan menjadi tidak tepat. Oleh karena itu, sangat penting untuk membiasakan diri dengan Bahasa Jepang itu sendiri melalui latihan mendengarkan dan memperbaiki ucapan kita sendiri.

5. Kebudayaan Jepang
Bahasa Jepang sangat terkait erat dengan budayanya yang kompleks dan sangat berbeda dengan budaya Indonesia. Ada beberapa kebiasaan yang harus diketahui seperti tata cara saat berbicara di atas panggung hingga etika saat makan. Semua ini adalah faktor penting yang harus dipahami dalam mempelajari bahasa Jepang.

Passionate Practice dalam mempelajari bahasa Jepang adalah kunci mahir dalam berbahasa Jepang. Lakukan latihan mendengarkan, mempraktekkan diri sendiri dan selalu bertanya ke orang yang ahli dalam bahasa jepang. Semoga artikel ini dapat membantu anda dalam mempelajari bahasa jepang dengan lebih baik.

Nomor Bahasa Jepang dalam Kehidupan Sehari-hari

Nomor Bahasa Jepang dalam Kehidupan Sehari-hari

Setiap negara pasti memiliki bahasa dan budaya yang berbeda-beda. Begitu pun dengan Jepang yang memiliki gaya hidup dan etiket yang sangat berbeda dibandingkan negara lainnya. Indonesia sebagai negara yang memiliki hubungan erat dengan Jepang, memiliki banyak orang yang belajar Bahasa Jepang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang budaya Jepang dan juga untuk meningkatkan karir mereka. Oleh karenanya, tamat kurikulum pendidikan Indonesia, masih banyak anak muda – maupun orang dewasa – yang mengambil kelas Bahasa Jepang di sekolah atau sekolah Bahasa Jepang.

Selain itu, bahasa Jepang juga diperlukan di beberapa pekerjaan. Di Indonesia, perusahaan-perusahaan Jepang seperti Sony, Panasonic, dan Fujitsu, juga ada perusahaan lokal yang bekerja sama dengan perusahaan Jepang yang membutuhkan karyawan yang dapat berbahasa Jepang. Meskipun tidak semua posisi memerlukan kemampuan berbahasa Jepang, namun hal itu dapat menjadi nilai plus dan menjadi kriteria dalam seleksi karyawan.

Bahasa Jepang sebagai Bahasa Anime dan Drama

Bahasa Jepang sebagai Bahasa Anime dan Drama

Selain pekerjaan, bahasa Jepang juga sangat penting bagi mereka yang gemar mengikuti Anime dan drama Jepang. Anime dan drama Jepang sangat populer di Indonesia, membuat orang banyak tertarik dan mencari cara untuk memahami isi cerita yang disajikan. Ada kalanya subtitle tidak cukup untuk memahami maksud percakapan, karena terkadang artinya berbeda dengan bahasa asli. Oleh karenanya, mempelajari Bahasa Jepang menjadi penting bagi pecinta anime dan drama Jepang.

Bahasa Jepang tidak hanya berpengaruh pada pribadi, namun juga pada lingkungan sekitar. Di antara teman-teman yang menguasai Bahasa Jepang, seringkali mereka menggunakan bahasa tersebut dalam pergaulan sehari-hari. Hal terlihat biasa dilakukan di antara teman-teman karena memberikan kesan “kekinian” dan berbeda dari yang lain. Mereka sering menukarkan kata-kata yang biasa digunakan dalam Bahasa Indonesia, seperti menyeru ‘Sayang’ menjadi ‘Aishiteru’, atau sapaan ‘Senang bertemu denganmu’ menjadi ‘Hajimemashite’ sehingga percakapannya menjadi lebih seru dan juga menambah pengetahuan bahasa asing.

Meningkatkan Karir dengan Kemampuan Berbahasa Jepang

Meningkatkan Karir dengan Kemampuan Berbahasa Jepang

Mempelajari Bahasa Jepang tidak hanya bermanfaat untuk perkembangan pribadi, tetapi juga dapat memberikan nilai tambah dalam meningkatkan karir. Di era global saat ini, banyak perusahaan yang bekerja sama dengan Jepang atau menerapkan metode kerja ala Jepang seperti ‘5S’ dan ‘Kaizen’. Dalam hal ini, kemampuan berbahasa Jepang tentu sangat diperlukan bagi mereka yang ingin berkarir dalam bidang pemrograman, bisnis, keuangan dan lainnya. Bahkan, di beberapa perusahaan tertentu, sertifikat kemampuan berbahasa Jepang seperti JLPT (Japanese Language Proficiency Test) dipersyaratkan dalam rekrutmen.

Membiasakan diri untuk menggunakan Bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari dapat membuka peluang kerja dalam skala internasional dan dapat memperkuat hubungan antara Indonesia dan Jepang. Selain itu, keberadaan Bahasa Jepang sebagai bahasa asing yang dikuasai di Indonesia, tentu saja merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang-orang yang memiliki kemampuan tersebut.

Perbedaan dan Kecocokan Nomor Bahasa Jepang dengan Budaya Jepang


Perbedaan Dan Kecocokan Nomor Bahasa Jepang dengan Budaya Jepang

Selain mengetahui budaya Jepang, belajar bahasa Jepang juga perlu. Bahasa Jepang memiliki berbagai aspek yang perlu dipelajari, salah satunya adalah nomor bahasa Jepang. Namun, bagaimana perdedaan dan kecocokannya dengan budaya Jepang? Simak ulasannya berikut ini:

Nomor Bahasa Jepang

Nomor bahasa Jepang terdiri dari dua jenis yaitu nomor pronunsi meliputi angka nol hingga sepuluh dan nomor kanji yang meliputi angka satu hingga seratus. Pendefinisian angka-angka ini sangat penting terutama dalam kehidupan sehari-hari di Jepang. Contohnya, saat berbelanja di toko, kamu harus tahu nomor yang akan kamu beli agar tidak salah, bahkan saat berbicara dengan orang baru, kamu harus menunjukkan kesopanan dengan menggunakan nomor yang benar saat menjawab pertanyaan.

Perbedaan dan Kecocokan Nomor Bahasa Jepang dengan Budaya Jepang

1. Menghormati Orang Lebih Tua

Dalam budaya Jepang, menghormati orang yang lebih tua sangat penting. Oleh karena itu, selalu ada perbedaan dalam menggunakan nomor bahasa Jepang tergantung pada status sosial dan usia. Saat berbicara dengan seseorang yang lebih tua, kamu harus menggunakan nomor yang tepat sesuai tingkat kesopanan. Nomor 1 hingga 10 biasanya digunakan dalam situasi formal dengan tata bahasa yang berbeda untuk kedua jenis nomor tersebut. Nomor 1 sampai 3 didahului oleh kata “ichi”, “ni”, dan “san”, sedangkan nomor 4 sampai 10 menggunakan kata “shi”, “go”, “roku”, “shichi”, “hachi”, dan “kyu”.

2. Harga Barang dan Ukuran

Saat berbelanja, kamu akan sering mendengar nomor bahasa Jepang yang mengacu pada harga dan ukuran barang. Nomor Bahasa Jepang untuk harga sering dikaitkan dengan menunjukkan status sosial. Misalnya, harga untuk barang mewah menggunakan angka-angka yang lebih besar dibandingkan harga untuk barang biasa. Sedangkan untuk ukuran, nomor bahasa Jepang digunakan sebagai satuan pengukuran standar. Satuan pengukuran standar dalam bahasa Jepang adalah sentimeter, kilogram dan liter. Kamu juga harus menggunakan nomor bahasa Jepang untuk memberi tahu ukuran pakaian.

3. Angka Unik

Budaya Jepang juga mempunyai angka unik yang dianggap sebagai keberuntungan seperti Nomor 4. Nomor ini dianggap sebagai angka sial yang jika diucapkan akan merugi. Oleh karena itu, banyak gedung bertingkat di Jepang melewati lantai nomor 4 dan menggunakan nomor 3a, 3b, atau 5 untuk menggantikan lantai ke empat. Selain itu, nomor bahasa Jepang untuk 9 berarti kematian, sehingga jarang digunakan dalam budaya Jepang, bahkan dalam angka telepon. Nomer-nomer unik ini penting untuk diperhatikan ketika kita melakukan interaksi di Jepang.

4. Dalam Perkembangan Budaya Jepang Saat Ini

Budaya Jepang Saat Ini

Dalam era modern seperti sekarang, banyak orang Jepang yang kurang menggunakan angka-angka yang merujuk pada hierarki dan menjaga tata bahasa nomor bahasa Jepang. Hal ini memungkinkan lebih mudahnya komunikasi antar warga. Seperti halnya di Indonesia, budaya Jepang saat ini pun mengalami perkembangan dan pergeseran nilai-nilai sosial yang tidak lepas dari pengaruh budaya Barat. Namun, penggunaan nomor bahasa Jepang tetap diperlukan untuk menjaga kearifan lokal dan menghargai budaya Jepang.

Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui tentang perbedaan dan kecocokan nomor bahasa Jepang dengan budaya Jepang. Dalam menjalani kehidupan sebagai orang Indonesia di Jepang, belajar budaya dan bahasa Jepang merupakan hal yang sangat penting. Kita harus menghormati kearifan lokal di tempat kita belajar dan mengaplikasikannya dalam keseharian kita.

Kesulitan Mendengarkan Dan Mengeja Nomor Bahasa Jepang


Bahasa Jepang

Bahasa Jepang memiliki sistem penulisan angka yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Bahkan, sebelum mempelajari cara membaca angka-angka dalam bahasa Jepang, kamu harus memahami terlebih dahulu bagaimana cara mengeja angka tersebut. Nah, pada kesempatan kali ini, akan dibahas kesulitan mendengarkan dan mengeja nomor bahasa Jepang.

Mulai Dari Angka 1


Nomor 1 Jepang

Angka pertama yang harus dipelajari adalah nomor satu. Dalam bahasa Jepang, nomor satu diucapkan sebagai “ichi” yang jika di eja menggunakan huruf kanji adalah: 一. Kesulitan awal dalam mengeja angka satu adalah ketidakmampuan dalam membaca dan memahami huruf kanji. Namun tenang saja, karena kamu hanya perlu mengingat kata “ichi” dalam hal ini.

Kendala Dalam Mengeja Angka Jepang


Nomor Baik Jepang

Seperti halnya dalam mengeja kata-kata dalam bahasa Jepang, mengeja angka-angka tersebut juga memerlukan kontrol suara dan intonasi yang baik agar sesuai dengan aturannya. Ada satu aturan dalam mengeja angka-angka dalam bahasa Jepang yaitu, jika di awal kata, angka 4 dan 9 harus dilafalkan dengan hati-hati karena kedua nomor tersebut memiliki arti yang buruk dalam bahasa Jepang. Nomor 4 (four) dalam bahasa Jepang diucapkan dengan bunyi “shi” yang jika diartikan memiliki makna “mati”. Sementara itu, angka 9 (nine) diucapkan dengan bunyi “ku” yang jika diartikan memiliki arti “derita”. Oleh karena itu, dalam bahasa Jepang, ketika mengeja angka-angka tersebut, harus diucapkan dengan hati-hati dan dihindari ketika berbicara di muka umum.

Kendala Dalam Mendengarkan Angka Jepang


Mendengarkan Angka Jepang

Bagi mereka yang belum terbiasa mendengarkan bahasa Jepang, dapat merasa kesulitan dalam memahami ucapan angka-angka tersebut. Salah satu yang menjadi kendala adalah karena pelafalan angka-angka dalam bahasa Jepang cenderung berbeda dengan bahasa Indonesia. Selain itu, dapat pula terjadi salah dengar karena beberapa angka seperti “shi” dan “ku” bisa terdengar sama ketika diucapkan tanpa intonasi yang tepat. Oleh karena itu, pemahaman yang cukup dalam cara mengeja dan pelafalan angka-angka dalam bahasa Jepang akan sangat membantu dalam proses mendengarkan pembicaraan di dalam suatu percakapan.

Mengatasi Kesulitan Mengeja Dan Mendengarkan Nomor Bahasa Jepang


Materi Belajar Bahasa Jepang

Untuk mengatasi kesulitan dalam mengeja dan mendengarkan nomor bahasa Jepang, ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti membiasakan diri dalam membaca dan mengeja huruf kanji dan kata-kata dalam bahasa Jepang. Selain itu, belajar di bawah bimbingan guru atau bergabung dengan kelompok belajar dapat memudahkan proses pembelajaran. Gunakan pula sumber belajar seperti buku atau belajar online melalui video atau aplikasi pembelajaran bahasa Jepang seperti Duolingo atau Babbel.

Iklan