Kodomo no Hi: Sejarah dan Makna dari Hari Anak di Jepang


Kodomo no Hi di Jepang

Hari anak merupakan hari spesial di Jepang dan dirayakan setiap tanggal 5 Mei. Hari ini disebut “Kodomo no Hi” yang secara literal berarti “Hari anak-anak”. Selama hari Kodomo no Hi berlangsung, Jepang merayakan kebahagiaan anak-anak dan mendoakan mereka untuk tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat, cerdas, dan tangguh. Di Indonesia, masyarakat mungkin sudah akrab dengan istilah “Hari Anak Nasional” yang dirayakan pada tanggal 23 Juli setiap tahunnya. Lalu, apa sejarah dan makna di balik Hari Anak di Jepang?

Kodomo no Hi pertama kali dirayakan sekitar tahun 1948 dan saat itu dikenal dengan nama “Tango no Sekku”. Tango no Sekku awalnya dirayakan sebagai hari peringatan anak laki-laki, tetapi setelah tahun 1948, hari ini diubah menjadi Hari Kodomo no Hi dan merayakan semua anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan. Tanggal 5 Mei sebenarnya dianggap sebagai hari libur nasional di Jepang yang disebut sebagai “Tango no Sekku”, yang awalnya adalah hari peringatan anak laki-laki. Karena itu, hari yang sama kemudian dipakai untuk memperingati Hakata, restoran yang populer di Jepang, dan juga dijadikan hari peringatan atau hari jadinya Universitas Tokyo. Tetapi, setelah perubahan nama menjadi Kodomo no Hi, hari ini benar-benar ditetapkan sebagai hari untuk merayakan semua anak-anak di Jepang.

Hari Kodomo no Hi sangat terkait erat dengan tradisi Jepang yang kaya, di mana nilai-nilai seperti keberanian, keadilan, dan semangat juang sangat dihormati. Selama Kodomo no Hi, rumah-rumah di Jepang mengibarkan bendera koinobori, yang merupakan bendera khas Jepang dalam bentuk ikan mas atau koi. Bendera koinobori digunakan sebagai simbol keberanian, kekuatan, dan kemampuan anak-anak untuk melawan segala rintangan dan tumbuh besar dengan sehat. Pada umumnya, bendera dihiasi secara bertingkat dengan warna yang berbeda-beda, yang melambangkan keluarga yang merayakan Kodomo no Hi.

Selain itu, dalam perayaan Kodomo no Hi, disajikan makanan tradisional Jepang seperti mochi dan kashiwa mochi. Mochi adalah makanan yang terbuat dari beras ketan yang diolah dan dibentuk menjadi bola-bola kecil. Sedangkan, kashiwa mochi adalah kue yang terbuat dari beras ketan yang diisi dengan koya (gula kelapa asli Jepang) serta enceran kacang merah atau pasta kacang. Di Jepang, mochi dan kashiwa mochi melambangkan kemampuan anak-anak untuk tumbuh besar dan kuat, sehingga anak-anak yang memakan makanan ini diharapkan menjadi sosok yang kuat dan tangguh saat tumbuh dewasa.

Dalam beberapa tahun terakhir, Hari Kodomo no Hi juga digunakan untuk memperkenalkan seni dan budaya Jepang pada anak-anak. Melalui beragam acara seperti pertunjukan seni tradisional dan pameran seni rupa, Kodomo no Hi menjadi hari yang penting dalam memperkenalkan keanekaragaman budaya Jepang pada anak-anak. Selain itu, dalam rangka Hari Kodomo no Hi banyak sekali permainan yang digelar, seperti pasar malam, lomba menulis, lomba baca puisi, dan kegiatan lainnya yang interseting bagi anak-anak.

Secara keseluruhan, Kodomo no Hi memiliki makna yang sangat penting bagi anak-anak di Jepang, juga bagi setiap orang yang merayakannya. Hari ini melambangkan kebahagiaan dan harapan bahwa anak-anak dapat tumbuh besar menjadi orang yang kuat, sehat, dan tangguh. Perayaan Hari Kodomo no Hi juga merupakan upaya untuk memelihara keberagaman budaya dan seni Jepang, serta menjaga nilai-nilai yang dikembangkan untuk melengkapi kehidupan anak-anak dan menyelaraskan mereka ke dalam berbagai situasi yang berbeda.

Tradisi Perayaan Kodomo no Hi di Masyarakat Jepang


Kodomo no Hi in Japan

Setiap tanggal lima bulan keenam dalam kalender tradisional Jepang, atau biasa disebut hari Tango no Sekku, masyarakat Jepang merayakan Kodomo no Hi atau Hari Anak-Anak. Hari ini adalah hari nasional di Jepang dan merupakan bagian dari perayaan Golden Week, yang mencakup beberapa hari libur nasional yang dirayakan sepanjang minggu pertama Mei setiap tahun.

Kodomo no Hi dirayakan untuk memperingati kesuksesan yang dicapai oleh anak-anak dalam tumbuh dan berkembang di Jepang. Tradisi ini berawal dari zaman kuno Jepang sebagai hari perayaan anak laki-laki, tetapi kemudian diubah pada tahun 1948 menjadi Hari Anak-Anak untuk memperingati semua anak-anak, baik perempuan maupun laki-laki.

Salah satu simbol paling terkenal dari Kodomo no Hi adalah koinobori, yaitu bendera ikan berwarna-warni yang besar dan indah. Ikan dalam budaya Jepang melambangkan keberanian, daya tahan, dan kemampuan untuk meraih tujuan, semuanya adalah kualitas yang dihargai dalam pembesaran anak-anak. Koinobori, yang biasanya terbuat dari kain atau kertas, digantungkan dari tiang-tiang di luar rumah sebagai representasi dari anggota keluarga. Ikan hitam besar mewakili ayah, sementara ikan kecil yang berwarna-warni melambangkan anak laki-laki. Untuk keluarga yang memiliki anak perempuan, mereka akan menambahkan satu koinobori tambahan yang mewakili anak perempuan.

Koinobori

Selain koinobori, bunga irispunca atau shobu juga merupakan simbol dari Kodomo no Hi. Iris purca atau shobu adalah tanaman musim panas yang dianggap sebagai simbol kekuatan dalam kehidupan tradisional Jepang. Bunga tersebut biasanya diikat bersama-sama dan bersifat tangguh dan keras sehingga sangat tepat untuk digunakan sebagai simbol semi seorang anak. Di Kodomo no Hi, bunga ini sering digunakan dalam perangkat dekoratif, seperti bunga dan karangan bunga.

Pada Hari Anak-Anak, keluarga Jepang juga mengambil waktu untuk memasak dan makan makanan khas, seperti millet kue atau kashiwamochi. Kue ini dibuat dari tepung ketan, gula, dan kacang merah dan dibungkus dalam daun encok atau daun kayu buloh agar terlihat lebih cantik.

Di Indonesia, beberapa keluarga Jepang yang tinggal di sini masih merayakan tradisi Kodomo no Hi dengan memajang koinobori dan shobu di rumah mereka. Namun, banyak keluarga Indonesia juga telah mengadopsi perayaan ini dan merayakan Hari Anak-Anak sebagai perayaan universal untuk semua anak anak. Beberapa sekolah bahkan telah menandai Hari Anak-Anak pada kalender mereka sebagai hari khusus untuk menghargai anak-anak yang ceria dan berbakat.

Simbol-Simbol yang Menyertai Perayaan Kodomo no Hi di Jepang


koinobori

Kodomo no Hi atau hari anak-anak adalah perayaan yang sangat penting di Jepang. Tidak hanya di Jepang, tetapi juga di Indonesia, terutama oleh mereka yang memiliki hubungan dengan Jepang dan budaya mereka. Perayaan ini digelar setiap tahun pada tanggal 5 Mei untuk memperingati kejayaan para pahlawan di Jepang, serta untuk memperingati anak-anak, menunjukkan harapan bahwa mereka akan tumbuh menjadi orang yang baik.

Ada banyak simbol yang menyertai perayaan Kodomo no Hi di Jepang. Berikut beberapa simbol yang paling umum:

Kabuto

Kabuto

Salah satu simbol yang penting dalam perayaan Kodomo no Hi adalah Kabuto, helm untuk prajurit. Kabuto menunjukkan semangat keberanian dan kehormatan pahlawan, serta keinginan untuk menghormati anak Anda dan memberikan rasa aman dan keberanian pada diri mereka sendiri. Ini adalah simbol yang sangat populer dalam perayaan Kodomo no Hi.

Koinobori

Koinobori

Koinobori adalah bendera koin-koin berbentuk ikan dalam berbagai ukuran dan warna yang digantungkan di luar rumah. Ini sangat populer di Jepang dan merupakan simbol yang sangat kuat dari kehormatan dan semangat anak-anak. Koinobori menggambarkan kekuatan dan keberanian dari para pahlawan dan tentara, serta harapan bahwa orang tua dapat melindungi anak-anak mereka dan membantu mereka untuk tumbuh menjadi orang yang baik.

Carp

Carp

Carp juga dikenal sebagai koi, dan adalah ikan yang sangat penting dalam budaya Jepang. Ikan ini juga menjadi salah satu simbol yang sangat penting dalam perayaan Kodomo no Hi. Carp melambangkan kekuatan, ketahanan dan terus berkembang. Menurut legenda, ikan ini mampu melompati air terjun dan menjadi naga legendaris. Ini berarti bahwa anak-anak juga harus semangat dan tahan banting, selalu berjuang untuk hidup lebih baik seperti Koinobori.

Hina

Hina

Hina adalah mainan tradisional Jepang yang sangat penting. Mainan ini biasanya digunakan untuk menggambarkan hari pernikahan di Jepang, tetapi juga digunakan dalam perayaan Kodomo no Hi. Ini menunjukkan rasa syukur orangtua terhadap anak mereka, harapan akan masa depan mereka, dan upaya keras mereka untuk memperkuat hubungan keluarga dengan terus mempertahankan budaya dan tradisi.

Itulah beberapa simbol yang menyertai perayaan Kodomo no Hi di Jepang. Bagi mereka yang menghargai budaya Jepang, simbol-simbol tersebut mempunyai makna yang sangat penting dalam menjaga anak-anak agar senantiasa memperlihatkan semangat keberanian, ketahanan dan terus tumbuh seperti ikan koi yang dapat berubah menjadi naga legendaris. Ada baiknya bagi orang tua untuk mengajarkan anak-anak untuk menerapkan nilai-nilai moral yang terdapat pada simbol-simbol tersebut agar dapat menjadi manusia yang baik di masa mendatang.

Aktivitas Kreatif dan Game Seru dalam Perayaan Kodomo no Hi


Kodomo no Hi Indonesia

Pada saat perayaan Kodomo no Hi, banyak orang tua di Indonesia memanfaatkan momentum ini untuk memberikan pengalaman yang banyak bermanfaat bagi anak-anak mereka. Mereka memilih berbagai aktivitas kreatif yang menarik dan game seru untuk dikenalkan pada anak-anak. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk pengenalan dan pengembangan potensi anak-anak agar tumbuh menjadi individu yang mandiri dan berdaya saing.

1. Origami atau Bonsai Making Workshop

kodomo-no-hi-origami

Origami atau Bonsai adalah seni melipat kertas atau potong pohon sehingga terbentuk bentuk keren. Bersama-sama anak-anak bisa membuat Origami atau Bonsai dan juga menghiasnya dengan warna-warna yang menarik.

Banyak orang tua di Indonesia mengadakan workshop origami atau bonsai pada anak-anak mereka pada saat perayaan Kodomo no Hi sebagai kegiatan kreatif. Dengan memperkenalkan anak-anak pada seni tradisional ini, orang tua bisa mengasah skill motorik dan kreativitas anak-anak mereka sedini mungkin. Selain origami atau bonsai making, anak-anak juga bisa belajar membuat berbagai kerajinan tangan di dalam suasana yang menyenangkan dan penuh keceriaan.

2. Eksplorasi Seni Budaya Jepang

kodomo-no-hi-seni-budaya-jepang

Melalui seni budaya Jepang, anak-anak bisa mengenal praktik dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kebudayaan Jepang.

Orang tua juga membawa anak-anak mereka untuk mengumpulkan pengalaman dan pengetahuan baru tentang seni budaya Jepang. Mereka bisa melakukan eksplorasi di galeri seni dan museum, seperti Museum Seni Klasik dan Museum Ceramics Jakarta. Selain itu, orang tua bisa mengajak anak-anak mereka menonton penampilan seni tradisional seperti tari kabuki atau pertunjukan taiko, alat musik tradisional Jepang. Selain bisa mengenal budaya, anak juga akan merasa senang dan antusias dalam melihat penampilan seni budaya Jepang.

3. Mencoba Berbagai Jenis Makanan Jepang

kodomo-no-hi-makanan-jepang

Di Indonesia keluarga mengadakan pesta dalam memperingati Hari Anak. Anak-anak dimanjakan dengan berbagai jenis makanan tradisional Jepang tidak ketinggalan.

Berbagai jenis makanan Jepang menjadi salah satu favorit banyak anak-anak Indonesia. Orang tua memanfaatkan perayaan ini sebagai alasan untuk memperkenalkan makanan Jepang pada anak-anak mereka. Anak-anak bisa mencicipi sushi, ramen, dango, dan dorayaki. Selain merasakan rasa makanan, anak-anak juga bisa belajar tentang cara membuat makanan Jepang atau bahan-bahan apa saja yang digunakan.

4. Bermain Yoyo atau Kendama

kendama

Kendama adalah permainan tradisional Jepang yang melatih keterampilan motorik, konsentrasi, dan koordinasi tangan dan mata. Demikian juga halnya dengan yoyo yang dikenal lebih sering dimainkan dengan remaja, namun anak-anak juga memiliki energi yang lebih besar dalam belajar.

Anak-anak juga bisa memainkan permainan tradisional Jepang seperti yoyo dan kendama pada perayaan Kodomo no Hi. Permainan ini bisa melatih keterampilan motorik, konsentrasi, dan koordinasi tangan dan mata anak-anak. Orang tua juga bisa memberikan penghargaan pada anak-anak yang memainkan permainan ini dengan baik.

Perayaan Kodomo no Hi di Indonesia menjadi salah satu momen spesial bagi anak-anak untuk belajar, berkreativitas, dan bereksplorasi. Dengan melibatkan anak-anak dalam berbagai aktivitas yang menarik dan game seru, orang tua bisa membantu mereka untuk tumbuh menjadi individu yang mandiri dan berdaya saing.

Makanan Khas yang Biasa Disajikan saat Perayaan Kodomo no Hi di Jepang


Kodomo no Hi atau hari anak-anak sangat penting bagi penduduk Jepang. Pada hari itu, tradisi mengadakan pesta yang dihiasi dengan bentuk-bentuk ornamen seperti bendera Samurai, onggi, dan boneka samurai. Selain itu, makanan-makanan khas Jepang juga disajikan sebagai hidangan dalam perayaan tersebut. Inilah beberapa makanan khas yang biasa disajikan saat perayaan Kodomo no Hi di Jepang.

Mochi


Mochi atau ketan adalah kue tradisional Jepang yang terbuat dari beras ketan. Ketan direbus dan dikukus, lalu dihancurkan dengan alat pemeras khusus untuk membuat adonan kenyal. Kue mochi di Jepang biasanya diisi dengan aneka rasa seperti kacang merah, stroberi, atau cokelat. Kue mochi sering sebagai cemilan pada saat perayaan Kodomo no Hi di Jepang

Kashiwamochi


Kashiwamochi adalah sejenis kue yang berbentuk persegi dengan isian kacang merah atau kacang putih. Kue ini dibuat dari bahan tepung ketan yang dibakar dan dilumuri dengan daun ek. Di Jepang, kue ini menjadi ciri khas daerah Osaka dan biasanya disajikan pada saat perayaan Kodomo no Hi.

Sakura mochi


Sakura mochi adalah kue tradisional Jepang dengan rasa dan aroma unik berasal dari bahan yang digunakan dan warna kue ini yang merah muda. Kue ini dibuat dari adonan ketan yang diisi dengan kacang merah atau selai kacang, ditambahkan daun sakura atau dengan warna yang sama dengan kue tersebut. Sakura mochi menjadi makanan favorit pada saat perayaan Kodomo no Hi untuk menambah semarak perayaan tersebut.

Kinpira gobou


Kinpira gobou adalah masakan berbahan dasar kentang yang diiris tipis-tipis dan digoreng kering. Masakan ini kemudian dicampur dengan saus mirin manis dan kecap asin. Biasanya, masakan ini dilengkapi dengan wortel yang ditumis bersama dengan Kinpira gobou sehingga rasanya lebih nikmat. Masakan ini sering disajikan sebagai makanan pelengkap pada saat perayaan Kodomo no Hi.

Iklan