Sejarah Bahasa Jepang


Sejarah Bahasa Jepang

Bahasa Jepang atau Nihongo merupakan bahasa resmi Jepang yang telah berkembang selama lebih dari 2000 tahun. Sejarah bahasa Jepang sangat erat kaitannya dengan sejarah negara Jepang itu sendiri. Karena itu, memahami sejarahnya adalah kunci untuk memahami bagaimana bahasa Jepang berkembang hingga seperti sekarang ini.

Ada beberapa teori mengenai asal usul bahasa Jepang. Menurut beberapa ahli, bahasa Jepang berasal dari beberapa bahasa asal seperti bahasa Ainu, Koguryo, dan bahasa Tionghoa. Sedangkan menurut teori lainnya, bahasa Jepang adalah bahasa asli dari Kepulauan Jepang, yang berkembang secara independen dari bahasa-bahasa lain di dunia.

Sampai abad ke-4, Jepang belum memiliki aksara sendiri dan bahasa Jepang ditulis dengan menggunakan aksara bahasa Tionghoa. Pada masa pemerintahan Kaisar Tenmu yang berkuasa pada tahun 673 hingga 686, aksara Jepang yang disebut dengan hiragana dan katakana mulai diperkenalkan. Keduanya merupakan bentuk aksara yang berkembang dari aksara Tionghoa. Hiragana digunakan untuk menulis kata-kata Jepang, sedangkan katakana digunakan untuk menulis kata-kata asing dan onomatopoeia.

Pada abad ke-8, Jepang mulai memperkenalkan aksara kanji yang merupakan aksara Tionghoa. Aksara ini digunakan untuk menulis kata-kata serapan bahasa Tionghoa dan juga mewakili arti tertentu pada bahasa Jepang. Aksara kanji sangat penting dalam bahasa Jepang karena sekitar 2000 aksara kanji digunakan dalam bahasa Jepang.

Selama abad ke-10 hingga 16, bahasa Jepang berkembang secara signifikan dengan banyaknya penyebaran aksara kanji dan penggunaan bahasa asing, terutama bahasa Tionghoa. Selain itu, Kepulauan Jepang juga banyak dikunjungi oleh orang asing sebagai tempat persinggahan, sehingga menambah kaya kosakata bahasa Jepang.

Pada abad ke-19, Jepang mengalami modernisasi yang penting untuk perkembangan bahasa Jepang. Pada tahun 1889, sistem pendidikan nasional diresmikan dan dibuatlah kamus pertama bahasa Jepang. Pada masa modernisasi ini juga terjadi perubahan dalam bahasa Jepang, seperti perubahan pengucapan n menjadi m pada kata-kata yang mengandung bunyi /n/ dan penghilangan bunyi vokal /e/ pada akhir kata.

Saat ini, bahasa Jepang menjadi bahasa penting di dunia dan banyak dipelajari oleh banyak orang. Bahasa Jepang juga sangat identik dengan anime, manga, dan budaya populer Jepang. Banyak kata-kata bahasa Jepang yang digunakan dalam bahasa sehari-hari di luar Jepang, seperti sushi, bonsai, dan karaoke.

Dalam kesimpulan, bahasa Jepang memang memiliki sejarah yang panjang dan berkaitan erat dengan sejarah Jepang itu sendiri. Bahasa Jepang terus berkembang dari waktu ke waktu dan menjadi bahasa penting di dunia. Dengan memahami sejarahnya, kita dapat lebih memahami keunikan dan keindahan bahasa Jepang serta budaya Jepang yang kaya.

Uniknya Hiragana, Katakana, dan Kanji


hiragana, katakana, dan kanji

Bahasa Jepang memiliki tiga jenis tulisan yang dikenal dengan hiragana, katakana, dan kanji. Ketiganya memiliki karakteristik dan fungsi masing-masing yang membuat bahasa Jepang semakin unik. Berikut adalah beberapa hal yang membuat ketiga jenis tulisan bahasa Jepang ini unik:

Hiragana


hiragana

Hiragana adalah aksara Jepang yang digunakan untuk menyurat bunyi huruf dalam bahasa Jepang. Dibanding dengan katakana dan kanji, hiragana adalah yang paling sederhana untuk dipelajari sebab ia terdiri dari 46 karakter yang sangat mudah diketahui dengan cara menulisnya secara berulang-ulang. Oleh karena itu, hiragana sangat umum digunakan pada huruf-huruf pendek seperti kata ganti orang, hewan, benda dan bentuk dasar dari berbagai kata sifat. Selain itu, hiragana juga sering digunakan untuk menulis kata-kata asing yang belum ada dalam kata dalam kanji, katakana, atau furigana.

Katakana


katakana

Sebagai bahan perbandingan dengan hiragana yang memiliki karakteristik sederhana, katakana sangat halus dan tegas. Katakana terdiri dari 46 karakter yang memiliki bentuk yang lebih kompleks serta berisi garis yang membentuk suatu karakter. Katakana biasa digunakan untuk menulis kata-kata serapan asing, kata-kata asing yang belum ada dalam bahasa Jepang, serta nama barang atau nama bangsa asing. Katakana juga sering digunakan dalam iklan atau promosi barang-barang asing agar terdengar lebih menarik.

Kanji


kanji

Kanji adalah karakter aksara Jepang yang memiliki dasar dalam tulisan bahasa Han. Bahasa Han berasal dari Tiongkok dan banyak karakter yang digunakan dalam tulisan bahasa Jepang memiliki kesamaan dengan tulisan bahasa Tiongkok. Pada awalnya, penggunaan kanji lebih banyak dibatasi pada kelas-kelas tertentu saja, namun pada akhirnya kebiasaan dalam menggunaan kanji meluas menyebar ke seluruh masyarakat Jepang. Penggunaan kanji oleh orang Jepang sangatlah penting sebab ia lebih mudah dimengerti dan memiliki banyak makna. Karakter yang rumit dan tidak mudah dimengerti bahkan sulit untuk dipelajari membuat kanji menjadi sangat sulit dipelajari. Namun, Kanji juga sering digunakan dalam text yang mengandung kata kata serapan dari China, seperti ajaran-filsafat, nama, kosakata, dan beberapa bahasa asing lainnya.

Dari ketiga jenis tulisan tersebut, bahasa Jepang menjadi semakin unik sambil menyimpan identitasnya sendiri. Namun, belajar ketiga jenis tulisan ini tentu tidak selesai dalam semalam, sebab mempelajari ketiga tulisan ini memerlukan waktu yang cukup lama agar terbiasa membacanya dan menulisnya dengan benar. Namun, dengan tekun dan sabar, belajar bahasa Jepang menjadi lebih mudah dan menyenangkan.

Fitur Tidak Biasa dalam Bahasa Jepang


Bahasa Jepang - Gesture

Bahasa Jepang terkenal dengan simbol-simbol tulisannya yang rumit dan kali ini artikel ini akan membahas “Fitur Tidak Biasa dalam Bahasa Jepang” dan salah satunya adalah gestur atau gerakan tubuh sebagai pelengkap bahasa.

Saat berbicara dengan orang Jepang, mungkin Anda akan melihat gerakan-gerakan tubuh seperti membungkukkan kepala, menggeleng-gelengkan kepala, hingga gerakan tangan tertentu. Gerakan-gerakan tersebut merupakan bentuk komunikasi nonverbal dalam bahasa Jepang yang disebut jikoshoukai atau pengenalan diri.

Saat memperkenalkan diri, orang Jepang akan membungkukkan badan sambil menyebutkan namanya secara perlahan dan diikuti dengan jabatan atau pekerjaannya. Saat membungkukkan badan, semakin lama diucapkan namanya, semakin dalam membungkukkan badan. Gerakan tersebut menunjukkan rasa hormat dan bersahabat dengan lawan bicara.

Selain itu, gerakan-gerakan lain seperti mengangkat jari telunjuk secara vertikal dan melingkarkan jari lainnya untuk menunjukkan benda terkecil, atau mengangkat tangan kiri dengan jari tertutup menjadi lambang “Tidak” juga sangat umum di Jepang. Pun penggunaan gerakan tangan saat berbicara sebagai tanda penekanan.

Untuk turis yang baru berinteraksi dengan orang Jepang, terkadang gerakan-gerakan tersebut terkesan aneh dan tidak biasa. Namun, seiring waktu, penggunaan jikoshoukai akan terlihat alami.

Perbedaan Antara Bahasa Lisan dan Tulisan di Jepang


Perbedaan Antara Bahasa Lisan dan Tulisan di Jepang

Bahasa Jepang memiliki perbedaan antara bahasa lisan dan tulisan yang cukup mencolok dan perlu diketahui oleh para pembelajar bahasa Jepang. Kedua jenis bahasa ini memang memiliki aturan dan kaidah yang sama, namun dalam kesehariannya, keduanya seringkali dipergunakan dengan cara yang berbeda. Apa saja perbedaannya? Berikut penjelasannya.

Bahasa Lisan


Bahasa Lisan Jepang

Bahasa lisan adalah bahasa yang digunakan saat berbicara dan bertatap muka dengan lawan bicara. Dalam bahasa lisan, penggunaan kata-kata kadang tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa tulisan. Bahasa lisan dalam bahasa Jepang pun memiliki beberapa ciri khas, diantaranya:

  1. Penggunaan Bahasa sopan
    Bahasa Jepang memiliki tingkatan bahasa yang harus diperhatikan ketika berbicara. Tingkatan bahasa ini mencakup bahasa sopan (keigo), bahasa netral, bahasa kasual (sofu ben) dan bahasa anak muda (wakamono go). Penggunaan bahasa sopan adalah salah satu ciri khas dalam bahasa lisan Jepang yang harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau dalam situasi formal.
  2. Penggunaan Dialek
    Dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali dialek yang digunakan di daerah-daerah tertentu. Penggunaan dialek ini kadang bisa menjadi ciri khas dalam bahasa lisan Jepang, terutama ketika berbicara dengan orang yang berasal dari daerah yang sama.
  3. Penekanan pada Intonasi dan Bunyi
    Intonasi dan bunyi adalah penting dalam bahasa lisan Jepang. Bunyi-bunyi tertentu harus ditekan pada suku kata tertentu. Contohnya pada kata “hai” yang berarti ya, harus ditekan pada suku katanya yaitu pada “ha” sehingga akan terdengar seperti “ha-i”.

Bahasa Tulisan


Bahasa Tulisan Jepang

Bahasa tulisan adalah bahasa yang digunakan dalam bentuk tertulis, seperti buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya. Berbeda dengan bahasa lisan, bahasa tulisan memiliki kaidah yang lebih ketat, sehingga penggunaannya harus tepat dan sesuai dengan aturan bahasa tulisan.

  1. Pembacaan Kanji
    Bahasa Jepang menggunakan tiga jenis huruf dalam penulisannya, yaitu Hiragana, Katakana, dan Kanji. Kanji sendiri memiliki pembacaan yang cukup banyak dan berbeda-beda tergantung dari cara pengucapannya. Karena itu, pembacaan kanji yang benar harus benar-benar diperhatikan dalam bahasa tulisan.
  2. Penulisan Tanda Baca
    Dalam bahasa tulisan Jepang, terdapat banyak tanda baca yang harus diterapkan dengan benar agar naskah bisa dibaca dengan baik. Beberapa jenis tanda baca yang sering digunakan adalah tanda kutip, tanda titik, tanda koma, dan tanda tanya atau seru.
  3. Pemilihan Kosakata yang Tepat
    Dalam bahasa tulisan Jepang, pemilihan kata yang tepat memiliki peranan penting agar pesan yang disampaikan bisa tersampaikan dengan baik. Pemilihan kata yang tepat juga harus memperhatikan tingkatan bahasa yang ada untuk menghindari kesalahan dalam pemilihan kata yang tidak sesuai dengan situasinya.

Kesimpulannya, bahasa Jepang memiliki perbedaan antara bahasa lisan dan tulisan yang cukup mencolok dan perlu diperhatikan oleh para pembelajar bahasa Jepang. Penggunaan bahasa sopan, dialek, intonasi, dan bunyi menjadi karakteristik dalam bahasa lisan Jepang, sedangkan pembacaan kanji, tanda baca, dan pemilihan kata yang tepat menjadi karakteristik dalam bahasa tulisan Jepang. Dengan memahami perbedaan kedua bahasa ini, maka pembelajar bahasa Jepang bisa menggunakannya secara tepat dan sesuai dengan situasi yang ada.

Keunikan Dialek dalam Bahasa Jepang


Dialek di Bahasa Jepang

Jepang memiliki banyak dialek, lebih dari 10 dialek yang berbeda-beda. Setiap wilayah di Jepang memiliki dialek yang unik dan karakteristik sendiri. Dalam bahasa Jepang, dialek disebut dengan kata ‘hogen’ atau ‘fugo’. Dialek menjadi bagian penting dari kekayaan budaya Jepang. Berikut ini adalah keunikan dari beberapa dialek dalam bahasa Jepang:

Hogen Kansai


Hogen Kansai

Dialek ini berasal dari wilayah Kansai, yang meliputi Osaka, Kyoto, dan Nara. Hogen Kansai memiliki pengucapan yang cukup berbeda dari bahasa Jepang standar. Salah satu ciri khasnya adalah berbicara dengan kata akhiran ‘ya’ dan ‘n’ yang terkadang terdengar kasar dan garing. Hogen Kansai sangat populer digunakan dalam drama dan acara televisi di Jepang.

Hogen Hakata


Hogen Hakata

Wilayah Hakata di kota Fukuoka merupakan daerah yang populer dengan Hogen Hakata. Dialek ini seringkali terdengar unik dan lucu bagi penduduk luar wilayah Fukuoka. Perbedaan antara Hogen Hakata dengan bahasa Jepang standar adalah pengucapan huruf ‘tsu’ diubah menjadi ‘su’, dan ‘chi’ menjadi ‘ti’. Hogen Hakata masih sangat populer bagi penduduk setempat, terutama dalam kehidupan sehari-hari.

Hogen Nagoya


Hogen Nagoya

Nagoya merupakan kota terbesar di wilayah Chubu. Hogen Nagoya menggunakan kata-kata kehormatan yang berbeda dari bahasa Jepang standar. Penutur Hogen Nagoya seringkali menggunakan kata-kata ‘okini’ sebagai terima kasih, ‘aimasu’ sebagai makan, dan ‘gohan’ sebagai nasi. Satu lagi ciri khas Hogen Nagoya adalah adanya suara ‘su’ yang dipakai untuk menyambungkan dua kata. Penutur dialek ini juga memberikan ketegasan ucapan dalam bentuk nada karena terdapat perbedaan nada yang beragam pada setiap kata dalam dialek ini.

Hogen Tohoku


Hogen Tohoku

Wilayah Tohoku di Jepang memiliki Hogen Tohoku, yang mempunyai keunikannya sendiri. Dalam Hogen Tohoku, sering kali kata ‘deshita’ diubah menjadi ‘ja’. Pengucapan kata ‘wa’ dan ‘ga’ menjadi sangat berbeda, sehingga terdengar sangat halus dan mudah didengar. Bahkan, meskipun Hogen Tohoku cenderung terdengar halus dan lembut, namun terkadang juga terdapat kata-kata yang sangat keras dan keras.

Hogen Kyushu


Hogen Kyushu

Dialek ini banyak digunakan di wilayah Kyushu, yang terdiri dari banyak pulau, termasuk Okinawa. Hogen Kyushu memiliki banyak perbedaan dengan bahasa Jepang standar. Salah satu perbedaannya adalah pengucapan huruf ‘ti’ dan ‘tu’ diubah menjadi ‘chi’ dan ‘fu’. Satu lagi, penggunaan kata ‘yoshi’ sebagai kata penghibur yang berarti ‘mari kita bersenang-senang’ atau ‘let’s go’ sangat khas di Hogen Kyushu.

Itulah keunikan dari beberapa dialek dalam bahasa Jepang. Setiap wilayah di Jepang memiliki dialeknya sendiri-sendiri dan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dengan bahasa Jepang standar. Walaupun sekarang ini bahasa Jepang standar lebih umum dipakai, dialek masih tetap populer dan menjadi bagian penting dari keunikannya sebagai budaya Jepang.

Iklan