Fakta-fakta Menarik Angka-Angka Jepang: Fenomena Angka Sial Jepang yang Terkenal di Indonesia


Fenomena Angka Sial Jepang

Jangan heran kalau kamu mendengar bahwa angka 4 dianggap sebagai angka sial di Jepang. Fenomena Angka Sial Jepang yang cukup terkenal juga ada di Indonesia. Apa saja fakta-fakta menarik tentang Angka-Angka Jepang ini? Simak ulasannya berikut ini.

1. Fenomena Angka Sial 4
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa angka 4 dianggap sebagai angka sial di Jepang. Dilansir dari berbagai sumber, hal ini dikarenakan bunyi angka 4 dalam bahasa Jepang mirip dengan bunyi kematian (death). Oleh karena itu, dalam budaya Jepang, angka 4 sering dihindari dan dianggap sebagai angka yang membawa bencana. Sebagai contoh, di beberapa gedung perkantoran di Jepang, angka 4 sering kali tertinggal pada lantai dan nomor ruang. Selain itu, dalam dunia otomotif, mobil-mobil besutan pabrikan Jepang biasanya tidak memiliki nomor seri yang dimulai dengan 4. Fenomena ini juga mempengaruhi pasar properti di Jepang, di mana apartemen atau rumah susun yang memiliki nomor unit dengan angka 4 dihargai lebih murah dibandingkan dengan nomor unit lainnya. Fenomena Angka Sial 4 ini juga terdengar di Indonesia dan terkadang dianggap sebagai suatu kesialan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Fenomena Angka Bersebelahan
Di Jepang, fenomena Angka Bersebelahan dipercayai sebagai tanda keberuntungan. Orang Jepang percaya bahwa jika angka-angka tersebut muncul berurutan, misalnya 123 atau 234, maka itu akan membawa keberuntungan. Bersebelahan dalam arti merupakan angka yang berdampingan satu sama lain. Seperti 123, 234, 345 dan seterusnya. Kombinasi angka ini seringkali dicari-cari banyak orang, misalnya dalam nomor ponsel, nomor telepon rumah, nomor pelanggan, dan lain-lain. Bahkan dalam pernikahan, pasangan pengantin Jepang dapat memilih tanggal pernikahan dengan angka-angka bersebelahan untuk membawa keberuntungan bagi rumah tangga mereka ke depannya.

3. Fenomena Angka Belakang 9 dan 0
Fenomena Angka Belakang 9 dan 0 di Jepang juga menjadi suatu hal yang menarik. Angka belakang 9 dianggap sebagai angka keberuntungan, sementara angka belakang 0 diartikan sebagai angka tidak beruntung atau kurang beruntung. Hal ini bisa dilihat dalam penggunaan nomor telefon dan nomor identitas sosial di Jepang. Nomor-nomor yang berakhir dengan angka 9 lebih dihargai dan banyak dicari dibandingkan dengan nomor yang berakhir dengan angka 0.

4. Fenomena Angka Tahun
Setiap tahunnya di Jepang, toko-toko dan online store memperlihatkan angka yang terkait dengan angka tahun tersebut. Contohnya pada tahun 2021, toko-toko dan online store rentan memamerkan barang dengan harga serendah ¥2021 atau dalam rupiah sekitar Rp 275 ribuan atau menampilkan angka ‘2021’ sebagai tema promosi. Strategi ini terbukti efektif untuk menarik perhatian konsumen serta merangsang pembelian.

5. Fenomena Angka Palindrom
Fenomena Angka Palindrom atau angka yang sama jika dibaca dari kiri ke kanan atau sebaliknya terlihat angka tersebut sama atau mirip terdapat juga di Jepang. Contonya 11, 22, 33, 121, dan 1331 merupakan beberapa contoh angka palindrom. Di Jepang, ketika sekolah-sekolah mengadakan Ujian Nasional, siswa sering kali memuja palindrom sebagai suatu tanda keberuntungan sebelum menghadapi ujian tersebut.

Nah, itulah tadi lima fakta menarik tentang Angka-Angka Jepang yang sering terdengar di Indonesia. Kamu memiliki fakta menarik lainnya? Silakan tulis di kolom komentar.

Sistem Penghitungan Angka dalam Bahasa Jepang


Sistem Penghitungan Angka dalam Bahasa Jepang

Jepang sangat terkenal dengan tulisan kanji, tetapi berapa pun banyaknya aksara, angka dalam bahasa Jepang menjadi sangat penting. Di Jepang, penggunaan angka mempunyai aturan yang sangat terstruktur dan itu tidak setiap wilayah di Jepang mempunyai aturan yang sama dalam penggunaan angka ini.

Sama seperti dalam penghitungan angka Bahasa Indonesia, sistem penghitungan angka dalam Bahasa Jepang pun memiliki satu keunikan yang cukup mengejutkan. Dalam Bahasa Jepang, benda-benda lebih sering dihitung menggunakan sistem penghitungan angka mereka sendiri, yang dikenal sebagai “sistem penghitungan khusus”. Terdapat dua sistem penghitungan angka di Jepang. Yang pertama disebutkan sebagai penghitungan angka Sino-Jepang dan yang kedua disebutkan sebagai penghitungan angka Jepang asli.

Penghitungan Angka Sino-Jepang

Penghitungan Angka Sino-Jepang, juga disebut penghitungan angka Kina, adalah pengangkatan jarak jauh yang dicatat di Jepang selama Dinasti Tang China. Jenis penghitungan ini menggunakan konsep Jepang dan karakter China. Namun, karakter Angka China dikenal di Jepang sebagai “onyomi”, sedangkan pada kata bahasa Jepang, karakter Angka tersebut dikenal sebagai “kunyomi”. Penggunaan penghitungan angka ini one hundred persen identik dengan sistem penghitungan angka China.

Mayoritas majalah, surat kabar, toko, dan dokuemntasi lainnya secara rutin menggunakan sistem penghitungan angka ini. Contohnya, jika orang ingin membeli 13 buah apel, orang akan mengatakan “Jusan Ko no Ringo”. Penggunakan sistem penghitungan angka Jepang ini sangat penting dalam berkomunikasi dengan orang Jepang. Hal ini juga memudahkan dalam pembelajaran Bahasa Jepang. Karena jika tidak menggunakan aturan yang sama dalam menghitung angka-angka ini, maka orang Jepang akan kesulitan untuk memahami bahasa yang digunakan.

Penghitungan Angka Jepang Asli

Berbeda dengan penghitungan angka Sino-Jepang, penghitungan angka Jepang Asli menggunakan istilah Jepang untuk mengukur benda-benda kecil, seperti biji atau benda-benda sejenis. Orang Jepang menggunakan angka sistem penghitungan Angka Jepang Asli ini pada saat mereka membeli sabun, nampan, buku, dan benda-benda kecil lainnya.

Penghitungan Angka Jepang Asli juga disebut “pembilasan angka” karena angka-angkanya dibunyikan mirip dengan penyeretan atau buliran air. Pendekatannya berbeda dengan penghitungan angka Sino-Jepang yang menggunakan istilah-istilah matematis. Sebagai contoh, jumlah 5 biji dihitung menggunakan “go-ko” dan 10 buah dengan “toh”.

Penyebaran Sistem Penghitungan Angka di Jepang

Sistem penghitungan angka dalam Bahasa Jepang sangat umum digunakan. Masyarakat di Jepang menggunakan sistem penghitungan angka ini dalam situasi bisnis atau pun dalam keseharian mereka. Seperti ketika mereka akan melakukan pembelian, penghitungan waktu di dalam pekerjaan atau penghitungan uang saku.

Selain itu, sistem penghitungan angka juga sangat penting dalam pengajaran Bahasa Jepang karena memungkinkan siswa Belajar menyebutkan angka-angka ini dengan benar dan mudah dimengerti. Siswa Belajar sistem penghitungan angka Jepang melalui metode-metode menarik dan mudah dipahami sehingga para siswa tidak merasa bosan ketika belajar. Bahkan, sistem penghitungan angka ini juga terkadang digunakan dalam pengajaran Bahasa Jepang untuk siswa asing. Hal ini merupakan bentuk memudahkan siswa untuk berbicara dengan orang Jepang dengan mudah.

Dalam kesimpulannya, sistem penghitungan angka dalam Bahasa Jepang merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Jepang sehari-hari. Hal ini sangat penting dipelajari oleh siswa Bahasa Jepang dan juga siswa asing yang ingin berbicara dengan orang Jepang dengan mudah. Memahami sistem penghitungan angka ini juga akan memudahkan dalam melakukan transaksi di Jepang dan meningkatkan kemampuan Bahasa Jepang siswa secara keseluruhan.

Pentingnya Mengetahui Angka dalam Budaya Jepang


Angka Jepang

Budaya Jepang yang sangat unik dan kaya dengan nilai-nilai tradisional memiliki sistem penomoran yang sangat rumit. Namun, meskipun cenderung rumit, sistem penomoran ini sangat penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari di Jepang. Untuk itulah, penting bagi kita sebagai masyarakat Indonesia untuk mengetahui dan mempelajari angka-angka Jepang. Kita dapat memahami nilai-nilai budaya dan juga menumbuhkan rasa kepedulian terhadap budaya asing.

Angka Berpengaruh dalam Tradisi Jepang


Tokyo Akiba

Angka memiliki peranan penting dalam tradisi dan kepercayaan pada masyarakat Jepang. Sebagai contoh, ketika seorang pria ingin melamar kekasihnya untuk menikah, ia harus memberikan hadiah berisi 9 item. Hal ini dikarenakan angka 9 dianggap sebagai angka yang membawa keberuntungan dan kebahagiaan. Selain itu, ketika terdapat pertunjukan budaya, pertunjukan tersebut hanya berlangsung selama 3 hari atau 7 hari, angka lain selain 3 dan 7 dianggap sebagai angka kurang beruntung.

Hal ini berbeda dengan masyarakat Indonesia yang menganggap angka 8 sebagai angka yang membawa keberuntungan. Dalam tradisi Jepang, angka 8 dihubungkan dengan kematian atau bencana, mungkin hal ini terkait dengan bentuk karakter 8 yang dilihat mirip dengan karakter untuk orang yang sudah mati.

Mengetahui berbagai angka dan maknanya dalam kebudayaan Jepang akan sangat membantu saat menjalin hubungan dengan masyarakat Jepang, terlebih lagi jika Anda ingin menjelajahi keindahan Jepang. Saat ingin memilih souvenirs untuk teman atau keluarga, terkadang souvenir tersebut memiliki makna dan asal usul yang terkait dengan angka budaya Jepang. Dengan mengetahui maksud dan makna angka tersebut, Anda bisa memilih souvenir yang lebih tepat dan bermakna bagi penerima.

Angka dalam Bahasa Jepang


Kanji

Bukan hanya tradisi, bahasa Jepang juga memiliki sistem penomoran sendiri yang harus dipelajari. Meskipun sistem penomoran terlihat rumit, sebenarnya cukup mudah untuk dipelajari. Contohnya, kita sering mendengar kata “ichi” dalam bahasa anime atau dorama. Kata “ichi” sendiri berarti angka satu. Selain itu, jika kita ingin mengatakan angka 23, kita mengatakan “ni-ju-san”. Dalam bahasa Jepang, angka 10 diawali dengan “ju”, sehingga untuk mengatakan angka 20, kita bisa mengatakan “ni-ju”, atau untuk mengatakan 50, kita bisa mengatakan “go-ju”.

Seperti halnya dalam bahasa Indonesia, angka dalam bahasa Jepang juga digunakan untuk berbagai hal, seperti menghitung uang, waktu, dan lain sebagainya. Kita dapat mempelajari sistem penomoran dalam bahasa Jepang melalui buku-buku belajar bahasa Jepang atau melalui video tutorial di Youtube.

Kesimpulan


Tradisional Jepang

Mengetahui angka-angka Jepang penting bagi kita sebagai masyarakat global. Hal ini bukan hanya membantu kita dalam menjual hubungan dengan masyarakat Jepang, namun juga akan membantu kita dalam menyaring informasi yang mengandung angka-angka budaya Jepang. Selain menguntungkan, mempelajari angka budaya Jepang juga menjadi sebuah cara menunjukkan ‘respect’ dari masyarakat kita terhadap budaya Jepang.

Ketika kita berkunjung ke Jepang, sikap kita yang ramah dan menghargai tradisi Jepang akan sangat diapresiasi oleh masyarakat Jepang. Oleh karena itu, mempelajari budaya dan nilai-nilai Jepang menjadi penting dan selalu menarik untuk Anda pelajari lebih dalam.

Cara Membaca dan Menuliskan Angka dalam Aksara Kanji


Angka Angka Jepang in Indonesia

Angka angka jepang dicatat dalam aksara kanji dan untuk dapat membaca serta menuliskannya dalam bahasa Jepang, kita harus mempelajari lebih dahulu cara baca dan tulisnya. Mempelajari angka-angka jepang juga sangat penting jika kita ingin menghitung harga dari suatu barang atau membaca waktu di Jepang. Nah, berikut ini adalah cara membaca dan menuliskan angka dalam aksara kanji:

Cara Membaca dan Menuliskan Angka 1-10


Angka Jepang 1-10

Angka 1-10 dalam bahasa jepang biasa diucapkan seperti berikut:

  • Nama angka 1: ichi (nyi)
  • Nama angka 2: ni
  • Nama angka 3: san
  • Nama angka 4: yon (shi)
  • Nama angka 5: go
  • Nama angka 6: roku
  • Nama angka 7: shichi (nana)
  • Nama angka 8: hachi
  • Nama angka 9: kyū (ku)
  • Nama angka 10: jyū

Apabila ingin menulis angka 1 sampai 10 dalam aksara kanji, berikut ini adalah contoh penulisannya:

  • Angka 1: 一
  • Angka 2: 二
  • Angka 3: 三
  • Angka 4: 四
  • Angka 5: 五
  • Angka 6: 六
  • Angka 7: 七
  • Angka 8: 八
  • Angka 9: 九
  • Angka 10: 十

Cara Membaca dan Menuliskan Angka 11-100


Angka Jepang 11-100

Angka 11-100 dalam bahasa jepang biasa diucapkan dengan cara sebagai berikut:

  • Angka 11: jyuuichi (ju nyi)
  • Angka 12: jyūni
  • Angka 13: jyūsan
  • Angka 14: jyūshi
  • Angka 15: jyūgo
  • Angka 16: jyūroku
  • Angka 17: jyūshichi
  • Angka 18: jyūhachi
  • Angka 19: jyūkyū
  • Angka 20: nijyū
  • Angka 30: sanjyū
  • Angka 40: yonjyū
  • Angka 50: gojyū
  • Angka 60: rokujuu
  • Angka 70: nanajyū (shichijyū)
  • Angka 80: hachijyū
  • Angka 90: kyūjyū
  • Angka 100: hyaku

Apabila ingin menulis angka 11-100 dalam aksara kanji, berikut ini adalah contoh penulisannya:

  • Angka 11: 十一
  • Angka 12: 十二
  • Angka 13: 十三
  • Angka 14: 十四
  • Angka 15: 十五
  • Angka 16: 十六
  • Angka 17: 十七
  • Angka 18: 十八
  • Angka 19: 十九
  • Angka 20: 二十
  • Angka 30: 三十
  • Angka 40: 四十
  • Angka 50: 五十
  • Angka 60: 六十
  • Angka 70: 七十
  • Angka 80: 八十
  • Angka 90: 九十
  • Angka 100: 百

Cara Membaca dan Menuliskan Angka 1000-1.000.000


Angka Jepang 1000-1.000.000

Angka 1000-1.000.000 dalam bahasa jepang biasa diucapkan dengan cara sebagai berikut:

  • Angka 1000: sen
  • Angka 10.000: ichiman
  • Angka 100.000: jyūman
  • Angka 1.000.000: hyakuman

Apabila ingin menulis angka 1000-1.000.000 dalam aksara kanji, berikut ini adalah contoh penulisannya:

  • Angka 1000: 千
  • Angka 10.000: 一万
  • Angka 100.000: 十万
  • Angka 1.000.000: 百万

Cara Membaca dan Menuliskan Tanggal


Tanggal Jepang

Untuk menuliskan tanggal dalam bahasa Jepang, kita cukup menuliskan terlebih dahulu angka yang sesuai dan kemudian ditulis huruf kanji untuk bulan dan tahunnya. Contohnya, jika pada hari ini adalah tanggal 4 bulan 12 tahun 2021, maka kita dapat menulisnya sebagai 2021年12月4日 atau dalam huruf kanji 二千二十一年十二月四日.

Dengan mengetahui cara membaca dan menuliskan angka dalam aksara kanji, kita dapat lebih mudah memahami dan berkomunikasi dalam bahasa Jepang. Selamat belajar!

Perbedaan Angka Jepang dan Angka Barat: Mana yang Lebih Efektif?


angka jepang vs angka barat

Tidak hanya berbeda dalam bahasa dan ucapannya, angka Jepang juga memiliki perbedaan dengan angka Barat. Negara asalnya yang berbeda serta ciri khas masing-masing membuat angka ini memiliki keunikan tersendiri.

Sebelum memilih untuk belajar angka Jepang atau angka Barat, ada baiknya untuk mengetahui perbedaan dan kelebihan masing-masing. Beberapa perbedaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sistem Penulisan

sistem penulisan angka Jepang

Angka Jepang menggunakan sistem penulisan yang berbeda dengan angka Barat. Penulisan angka Jepang terdiri dari 2 sistem, yaitu sistem angka kardinal dan sistem angka ordinal. Kardinal digunakan untuk penghitungan biasa, sedangkan ordinal digunakan untuk urutan.

Penulisan angka Jepang dimulai dari angka kosong atau “rei” kemudian dilanjutkan dengan kata-kata untuk angka 1 hingga 9. Sedangkan di angka belasan dan puluhan, kata-kata tersebut ditambah dengan digit pengali seperti “ju” untuk 10, dan “hyaku” untuk 100.

Penulisan angka Barat menggunakan sistem desimal yang umumnya diterapkan secara global. Tidak seperti angka Jepang, angka Barat hanya menggunakan simbol tertentu untuk setiap angka. Simbol tersebut digunakan untuk membentuk angka lainnya.

2. Pengucapan

pengucapan angka Jepang

Pengucapan angka Jepang memiliki variasi yang lebih banyak dibandingkan dengan angka Barat. Meskipun di dalam pengucapannya juga terdapat beberapa mirip dengan bahasa Indonesia, namun pengucapannya akan sedikit berbeda ketika angka tersebut terletak di posisi 10,100,1000 ataupun lainnya.

Sedangkan untuk pengucapan angka Barat, kita hanya perlu mengikuti cara membaca simbol-simbol tertentu yang digunakan.

3. Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari

penggunaan angka jepang

Penggunaan angka Jepang lebih umum ditemukan pada benda-benda bernilai serta kegiatan kebudayaan seperti adat istiadat pada upacara nasional atau universal, sedangkan menggunakan angka Barat sering dijumpai pada benda-benda bernilai teknis, pelaporan keuangan, dan juga pada hal-hal yang bersifat umum.

Salah satu hal yang menjadi kelebihan dari angka Jepang adalah banyaknya kata pelengkap yang dapat digunakan untuk menjelaskan jumlah. Sebagai contoh, angka 18 diucapkan sebagai “juhachi” di bahasa Jepang atau “eighteen” di bahasa Inggris.

4. Kesulitan dalam Pembelajaran

mudah belajar angka Barat

Belajar angka Jepang membutuhkan usaha lebih dibandingkan dengan angka Barat. Dalam belajar angka Jepang, selain menghapal kata-kata dasar, juga perlu menghapal penggunaan kata tambahan, seperti “ju” atau “hyaku”.

Sedangkan untuk belajar angka Barat, konsep matematika dasar dan cara membaca simbol-simbol tertentu sudah cukup untuk memahaminya.

5. Ketersediaan Media Pembelajaran

ketersediaan media belajar angka Barat

Untuk belajar angka Barat, media pembelajaran lebih mudah ditemukan. Hampir semua media pembelajaran menggunakan simbol-simbol numerik Barat. Sedangkan untuk media pembelajaran angka Jepang, masih cukup sulit ditemukan, bahkan di lingkungan akademik dan perkuliahan.

Dari ke-5 perbedaan tersebut, mana yang lebih efektif? Semua tergantung pada kebutuhan dan tujuan dalam menggunakannya. Jika belajar untuk keperluan teknis dan keuangan, lebih baik memilih angka Barat. Namun, jika belajar untuk budaya dan merasa tertarik dengan kultur Jepang, belajar angka Jepang bisa menjadi pilihan yang tepat.

Iklan