Sejarah Bahasa Jepang


Sejarah Bahasa Jepang

Bahasa Jepang adalah sebuah bahasa yang telah menjadi bahasa internasional yang dipakai di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun, tahukah kamu bagaimana sebenarnya bahasa Jepang berdiri dan berkembang hingga bisa menjadi bahasa kebanggaan Jepang serta siapapun yang mempelajarinya?

Create barangkali tidak semua orang tahu bahasa Jepang ternyata memiliki sejarah yang sangat kaya sekaligus menarik. Bahasa Jepang bukan hanya dipengaruhi oleh Bahasa Tiongkok, tetapi juga mengadopsi kata-kata dari Bahasa Inggris, Belanda dan Portugis.

Sejarah Bahasa Jepang, pada awalnya, bahasa Jepang tidak memiliki bentuk tulisan yang jelas sekaligus sistematis hingga tahun 4000-300 SM. Pada masa itu, Jepang hanya memiliki logo dan gambaran untuk mencatat kehidupan dalam masyarakat. Namun, demi mengantarkan kemajuan yang lebih pesat lagi, bahasa Jepang harus memiliki bentuk tulisan yang jelas dan teratur, sehingga pemerintah pun menganjurkan agar masyarakat Jepang mempelajari aksara Kanji yang mulai dikenalkan oleh China.

Kanji menjadi aksara yang sangat paling berpengaruh dalam sejarah bahasa Jepang. Kanji sendiri hampir memiliki 2.000 gambar huruf yang wajib dihafal dan dipahami oleh masyarakat Jepang pada waktu itu. Pada abad ke 5 Masehi Jepang, memperoleh katana (kata-kata) serta menemukan huruf hiragana dan katakana yang menjadi ciri khas tulisan Jepang, dan keduanya membantu bahasa Jepang menjadi bahasa yang lebih mudah untuk dibaca dan ditulis.

Dalam sejarahnya, bahasa Jepang juga mendapatkan pengaruh dari peradaban lain seperti para misionaris Portugis yang datang ke Jepang pada abad ke-16. Saat itu, para misionaris membawa banyak kata-kata dari bahasa Portugis yang dikenal sebagai gairaigo, menjadi kata-kata serapan yang umum digunakan sampai saat ini seperti tempo (tempat), pan (roti), pao (kue) dan banyak lagi.

Dalam perkembangannya, melalui penjajahan Belanda, Jepang juga memperoleh pengaruh bahasa Belanda. Karena dipisah dari dunia internasional selama berabad-abad, kosa kata bahasa Jepang berkembang terpisah dari bahasa Inggris, dan Belanda menjadi bahasa yang lebih familiar. Bahkan, kata “trappu”, sebuah kata yang berarti tangga, berasal dari kata bahasa Belanda trap atau tangga.

Itulah sejarah bahasa Jepang yang begitu kaya dan unik. Bahasa Jepang merupakan bahasa yang dipelajari oleh ratusan juta orang di seluruh dunia karena budaya populer dari Jepang yang terkenal seperti anime, manga, dan video game. Gim ini menjadi salah satu faktor yang membantu penyebaran Bahasa Jepang dalam beberapa dekade terakhir ditambah lagi dengan Program JET Canada dan program-program lainnya. Berkat program-program ini, Bahasa Jepang makin terkenal dan disukai di seluruh dunia.

Asal-usul Aksara Kanji


Asal-usul Aksara Kanji

Aksara Kanji merupakan salah satu aksara yang digunakan dalam bahasa Jepang. Aksara ini merupakan salah satu aksara yang paling sulit untuk dipelajari karena memiliki sekitar 2.000 karakter yang terdiri dari gabungan antara aksara China dan aksara Jepang asli. Asal usul aksara Kanji ini adalah berasal dari Cina dan dibawa ke Jepang pada abad keempat oleh penghuni Cina yang datang ke Jepang untuk berdagang. Aksara Kanji diambil dari aksara Hanzi atau aksara Cina.

Aksara Hanzi sendiri memiliki sejarah yang cukup panjang, pertama kali muncul pada zaman Dinasti Shang sekitar tahun 1600 -1046 SM. Aksara ini awalnya digunakan untuk menulis kalimat-kalimat peramalan para dukun Cina pada tulang binatang atau tulang ular yang kemudian ditemukan di lokasi pemakaman kuno di Cina. Setelah itu, aksara Hanzi terus berkembang dan digunakan dalam berbagai bidang seperti sastra, sejarah, dan bahkan dalam seni kaligrafi.

Ketika aksara Hanzi diambil oleh Jepang, aksara ini mengalami beberapa perubahan dan disesuaikan dengan kondisi sosial dan lingkungan Jepang. Perubahan ini mencakup penyesuaian cara membaca, menulis, dan penggunaannya dalam struktur bahasa Jepang. Pengenalan aksara Kanji juga membawa perubahan budaya yang signifikan di Jepang. Aksara ini digunakan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari seperti nama jalan, nama bangunan, dan logo bisnis.

Setelah Perang Dunia II, Jepang mengadopsi sistem penulisan baru yaitu aksara Hiragana dan Katakana. Aksara Hiragana dan Katakana diperkenalkan agar lebih mudah dipahami dan dipelajari oleh anak-anak yang belum belajar aksara Kanji. Namun demikian, aksara Kanji tetap digunakan dalam kehidupan sehari-hari Jepang hingga kini. Bahkan dalam beberapa situasi formal seperti surat resmi, dokumen akademik dan iklan, penggunaan aksara Kanji lebih disukai daripada aksara Hiragana dan Katakana.

Demikianlah asal-usul dari aksara Kanji. Meskipun agak sulit dipelajari, aksara Kanji tetap menjadi bagian yang sangat penting dari bahasa dan budaya Jepang. Aksara ini juga menjadi ciri khas yang melekat pada Jepang dan memberi sentuhan artistik dalam berbagai bentuk desain yang dapat dilihat di mana-mana pada bangunan modern, produk, pakaian, dan bahkan makanan.

Pengaruh Bahasa Tionghoa dan Korea pada Bahasa Jepang


Bahasa Jepang berdiri with Chinese and Korean glosses

Bahasa Jepang berdiri di atas dasar bahasa-bahasa asing, salah satunya adalah bahasa Tionghoa. Pengaruh bahasa Tionghoa terjadi selama masa Dinasti Tang, ketika Jepang mulai meniru banyak aspek kebudayaan dan politik Tiongkok. Sepanjang waktu, kata-kata dan frasa dari bahasa Tionghoa ditransliterasikan ke dalam bahasa Jepang. Perbedaan antara bahasa-bahasa ini terletak pada grammar, struktur kalimat, dan pengucapan. Namun, banyak kata dalam bahasa Jepang yang berasal dari bahasa Tionghoa tidak hanya dipinjamkan kata-kata, namun juga konsep-konsep seperti kosmologi, pengobatan, dan filsafat. Karena itu, bahasa Tionghoa masih sangat penting untuk dipelajari oleh siapa saja yang ingin belajar bahasa Jepang.

Bahasa Korea juga memiliki pengaruh pada bahasa Jepang. Ketika Jepang menyerap budaya Tiongkok, mereka juga menyerap banyak aspek dari bangsa Korea. Selama era Silla Besar pada abad ke-7, banyak orang Korea datang ke Jepang sebagai guru agama Buddha, dan membawa banyak kata dan frasa. Banyak orang Korea juga datang ke Jepang sebagai budak atau perdagangan dan kemudian menetap di sana. Ini menyebabkan bahasa Korea menjadi salah satu penyumbang kata-kata ke bahasa Jepang. Bahkan sekarang, bahasa Korea masih memiliki pengaruh yang kuat pada bahasa Jepang, seperti dalam penggunaan kata-kata seperti “ramen” dan “sake”.

Secara spesifik, sekitar 60% dari seluruh kata dalam bahasa Jepang memiliki asal-usul dari bahasa Tionghoa, sedangkan sekitar 10% memiliki asal-usul dari bahasa Korea. Meskipun sejumlah besar kata dalam bahasa Jepang berasal dari bahasa-bahasa asing, namun pengucapan dan makna terkadang sangat berbeda. Misalnya, kata “keibu” dalam bahasa Jepang berarti “polisi” dan di dalam bahasa Korea “keupje” serupa dengan arti yang dimaksud tetapi pengucapan lebih berdekatan dengan “keppa” atau “kepoh” dalam bahasa Indonesia. Pengaruh bahasa asing yang begitu kuat pada bahasa Jepang memang membuatnya menjadi bahasa yang lebih kaya dan kompleks.

Dalam banyak hal, bahasa Jepang berdiri sendiri dan seringkali hanya digunakan di Jepang, tapi pengaruh bahasa Tionghoa dan Korea masih lebih dari sekedar pengaruh budaya – pengaruh ini memang membentuk bahasa Jepang menjadi apa yang saat ini kita kenal. Namun, ada sesuatu yang unik tentang cara bahasa Jepang meminjam dan menyerap kata dari bahasa asing. Dalam beberapa kasus, kata memang dibaca seperti pengucapan aslinya. Misalnya, meskipun “sake” adalah kata pinjaman dari bahasa Jepang, pengucapannya sangat dekat dengan pengucapan kata aslinya dalam bahasa Korea, “Sul”. Selain itu, kebanyakan kata-kata dari bahasa asing yang ada dalam bahasa Jepang direfleksikan bentuknya dalam huruf Kanji.

Secara keseluruhan, Jepang adalah bahasa yang sangat menarik dalam hal percampurannya dengan bahasa asing, terutama Tionghoa dan Korea. Penyerasian antara bahasa Tionghoa, Korea, dan Jepang membentuk serangkaian kata-kata yang membangun identitas bahasa Jepang. Pengaruh linguistic ini menambah warna pada bahasa Jepang, tetapi juga membuatnya jadi kadang-kadang sulit dipelajari. Karena bahasa ini terus berevolusi dan kaya dengan istilah-istilah baru, Jepang adalah bahasa penuh tantangan dan sayang untuk dilewatkan.

Perubahan Bahasa Jepang dari Zaman Klasik hingga Modern


Perubahan Bahasa Jepang dari Zaman Klasik hingga Modern

Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki sejarah panjang. Bahasa Jepang berasal dari bahasa Proto-Jepang yang berkembang di Jepang kuno sekitar 2000 tahun yang lalu. Bahasa Jepang pada masa itu masih sangat sederhana dan belum memiliki banyak kosakata.

Dalam periode Nara (710 M – 794 M), bahasa Jepang mulai berkembang pesat karena adanya pengaruh China. Saat itu, banyak istilah yang berasal dari bahasa China yang masuk ke dalam bahasa Jepang. Hal ini terlihat pada sejarah penulisan hiragana dan katakana yang tumbuh dan berkembang di periode Heian (794 M – 1185 M).

Kemudian pada zaman Heian, bahasa Jepang menjadi lebih mapan karena dituliskan dalam bentuk Kanji yang dijadikan tulisan formal. Selain itu, puisi yang menjadi salah satu tradisi pada zaman Heian, juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa Jepang karena menggunakan bahasa Jepang yang sederhana dan dipadatkan mimisnya.

Setelah itu, masuknya aksara katakana dan hiragana menjadi ciri khas bagi perkembangan bahasa Jepang. Selain itu, perkembangan sastra juga ikut mempengaruhi perkembangan bahasa Jepang pada masa itu. Puisi-puisi yang ditulis berbentuk waka, yaitu puisi dengan jumlah suku kata yang sangat terbatas menjadi fundamental kemudian berkembang menjadi haiku yang menjadi semakin mengkonsolidasikan bahasa Jepang.

Pada abad ke-19, bahasa Jepang diadopsi menjadi bahasa resmi dan menjadi bahasa nasional Jepang. Dalam beberapa dekade terakhir, perkembangan teknologi komunikasi, baik di Jepang maupun di seluruh dunia, telah mengubah cara orang berkomunikasi, dan bahasa Jepang tidak terkecuali.

Banyak istilah baru yang masuk ke dalam bahasa Jepang yang berasal dari bahasa Inggris, seperti komputer, telepon, dan internet. Bahasa Jepang juga mulai memperkenalkan banyak kata-kata asing yang masuk dalam bahasa mereka, seperti dihentikan, dieksport, digali, dan banyak lagi.

Namun, pengaruh bahasa asing yang semakin masif tak menyurutkan laju perkembangan bahasa Jepang. Saat ini, bahasa Jepang telah berkembang menjadi lebih maju dengan adanya penambahan kosakata dan istilah yang lebih modern dan memenuhi kebutuhan zaman sekarang. Tak hanya itu, sistem penulisan bahasa jepang telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dengan perubahan bentuk huruf dan penambahan kosakata baru yang semakin memperkaya bahasa Jepang.

Perubahan yang terjadi dalam bahasa Jepang dari zaman klasik hingga modern sangatlah berarti bagi masyarakat Jepang maupun dunia, karena bahasa menjadi identitas suatu bangsa. Dengan adanya pengaruh-pengaruh dari luar, bahasa Jepang berhasil mempertahankan keasliannya dan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman.

Variasi Dialek di Jepang


Jepang Dialek

Seperti negara lainnya, di Jepang juga terdapat variasi dialek dalam bahasa Jepang yang digunakan oleh masyarakat setempat. Dialek dapat terlihat dari perbedaan cara pengucapan, kosakata, hingga tata bahasa yang digunakan. Meskipun banyaknya variasi dialek dalam bahasa Jepang, namun secara umum dapat dikelompokkan dalam beberapa wilayah sebagai berikut.

Hokkaido dan Tohoku


tohoku dialek

Wilayah Utara Jepang seperti Hokkaido dan Tohoku memiliki dialek yang sangat khas. Kata-kata dalam dialek Hokkaido dan Tohoku sering diakhiri dengan “hai” atau “be” . Banyak turis yang kesulitan memahami dialek tersebut ketika bertualang ke Hokkaido atau Tohoku. Selain itu, dikarenakan iklim di wilayah ini yang sangat dingin, maka terdapat kosakata yang berkaitan dengan salju seperti Yukigassen yang berarti perang salju, dan Onsen yang berarti air panas alami.

Tokyo dan Kanto


kanto dialek

Wilayah Tokyo dan Kanto sering menjadi tempat bagi banyak orang yang ingin belajar bahasa Jepang. Dialek Tokyo dianggap sebagai bahasa standar di Jepang. Oleh karena itu, pengucapan dan penggunaannya sangat diperhatikan, terutama bagi mereka yang ingin terjun di bidang bisnis atau pendidikan. Namun demikian, di wilayah Kanto sendiri juga terdapat dialek yang khas seperti Kansai-ben yang banyak dipakai dalam acara komedi Jepang.

Nagoya dan Chubu


chubu dialek

Wilayah Chubu yang terletak di tengah Jepang memiliki dialek yang cukup khas. Salah satu kosakata yang kerap digunakan di sini adalah Tsume yang berarti mayonis atau saus. Selain itu, di wilayah Nagoya terdapat Nagoyaben , dialek yang cukup unik karena penggunaannya yang seringkali memasukkan kata-kata dalam bahasa asing.

Kansai dan Osaka


kansai dialek

Dialek yang seringkali diidentikan dengan Jepang adalah Kansai-ben . Wilayah Kansai termasuk Osaka dan Kyoto, ini adalah dialek yang sangat terkenal di Jepang. Dialek ini memiliki cara pengucapan yang sangat khas hingga banyak orang yang merangkap seorang pelawak atau komedian dari wilayah Kansai. Kosakata yang sering digunakan di sini antara lain Okayu yang berarti bubur nasi, dan Httoh-heeto yang berarti agak sedikit.

Kyushu dan Okinawa


okinawa dialek

Wilayah Kyushu dan Okinawa terdapat dialek yang khas. Salah satu kosakata yang sering digunakan di sini adalah Deshi yang berarti pelajar. Sementara itu, di wilayah Okinawa terdapat dialek Uchinaaguchi yang cukup berbeda dengan dialek-dialek Jepang lainnya karena memiliki sejarah pengaruh Tiongkok dan kerajaan Ryukyu.

Demikianlah beberapa wilayah dan dialek dalam bahasa Jepang yang digunakan oleh masyarakat setempat. Perbedaan dialek ini memiliki keunikan tersendiri dan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan yang ingin menjelajahi keanekaragaman budaya Jepang.

Iklan