Sejarah Sumo di Jepang


Sumo di Jepang

Sumo adalah salah satu tradisi budaya Jepang yang paling terkenal di dunia. Olahraga ini dimulai pada abad ke-8 dan berasal dari kebiasaan ritual untuk merayakan panen dan menghormati dewa-dewa Shinto. Pertandingan sumo pada zaman dulu dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap para dewa dan dipercaya sebagai ritual purifikasi.

Selama periode Edo pada abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-19, olahraga sumo semakin dikenal dan menjadi ajang populer bagi para pejabat kelas atas yang sering menonton pertandingan dari tempat duduk yang dimasukkan dalam sistem peringkat sosial yang disebut dengan ‘oyabun-kobun’. Kompetisi sumo pada zaman itu memiliki aturan dan etika yang sangat rumit. Misalnya, pada awalnya, ada aturan yang mengatakan bahwa pemain tidak boleh mencapai bawah pinggang lawan. Aturan ini kemudian diubah menjadi melakukan usaha untuk menekan lawan ke luar ring sebagai cara untuk memenangkan pertandingan.

Pada masa modern, olahraga sumo menjadi sebuah olahraga profesional dengan adanya dukungan keuangan dan kemajuan teknologi. Dalam sistem sumo profesional, atlet yang memenangkan pertandingan akan diakui sebagai rikishi—atau petarung sumo professional. Mereka menjalani latihan yang sangat keras dan melatih tubuh untuk memperoleh bobot badan yang sangat besar. Perlombaan diadakan dengan cara turnamen dan dibagi ke dalam empat kelas peningkatan awal atau “banzuke”. Pemenang turnamen ‘oosaka basho’ mendapat penghargaan piala Emperor’s Cup dan hadiah uang yang besar.

Hingga saat ini, sumo masih sangat penting di dalam budaya Jepang dan sebagai ajang olahraga profesional yang besar, ritual, isu sosial, dan kepercayaan masih menjadi bagian dari sumo kontemporer.

Budaya Sumo di Masyarakat Jepang


Budaya Sumo di Masyarakat Jepang

Budaya Sumo sudah sangat lama dikenal dan diakui sebagai warisan budaya Jepang. Olahraga ini memiliki peran yang sangat penting tidak hanya dalam masyarakat, tetapi juga dalam sejarah. Sumo adalah olahraga tradisional Jepang yang sangat dihormati sebagai simbol kekuatan, kemampuan, dan keberanian. Olahraga ini semakin populer di kalangan masyarakat Jepang dan menjadi salah satu acara yang paling ditunggu-tunggu setiap tahunnya.

Sumo dapat menjadi suatu pengalaman yang unik dan menarik untuk dijalani. Orang yang berpartisipasi dalam Sumo, baik sebagai penggemar atau peserta, akan merasakan kelebihan dari olahraga ini. Sumo adalah sebuah olahraga yang membutuhkan teknik, berlatih dan disiplin yang ketat. Para pelaku sumo juga harus memiliki kekuatan dan kemampuan yang luar biasa untuk mengalahkan lawannya.

Setiap tahun, ratusan orang berkumpul untuk menyaksikan pertandingan Sumo di pusat olahraga Sumo di Ryogoku, Tokyo. Kebanyakan penggemar datang dari seluruh pelosok Jepang hanya untuk menonton pertandingan Sumo.

Selain pertandingan Sumo, ada juga kegiatan-kegiatan lain yang terkait dengan Sumo, seperti contohnya upacara ritual sebelum pertandingan dimulai. Upacara ritual ini sangat menyenangkan untuk dilihat. Penggemar Sumo juga dapat membeli souvenir yang dikaitkan dengan olahraga ini seperti contohnya, jaket, poster, atau majalah.

Sumo bukan hanya olahraga tetapi juga sebuah seni. Sebagai bagian dari budaya Jepang, Sumo juga melibatkan peran dalam musik tradisional dan tarian yang disebut dengan “Sumo Kyogen”. Tarian ini menceritakan tentang perjuangan dan persahabatan antara dua pegulat yang saling bertarung. Tarian Sumo Kyogen sangat populer di kalangan pelajar dan masyarakat saat ini.

Bagi orang Jepang, Sumo adalah simbol dari kekuatan, kemampuan, dan keberanian. Olahraga ini juga membantu menjaga identitas budaya Jepang.

Jangan ragu untuk menjajaki Sumo ketika travel ke Jepang. Anda akan merasakan pengalaman unik dan menarik, selain itu juga menambah khasanah pengetahuan budaya.

Teknik dan Gaya Bertanding Sumo


Teknik dan Gaya Bertanding Sumo

Sumo adalah sebuah olahraga gulat yang berasal dari Jepang. Olahraga yang satu ini identik dengan aksi para gulat yang berbadan besar dan bertarung di dalam lingkaran sumo yang disebut dohyō. Teknik dan gaya bertanding merupakan faktor penting dalam memenangkan pertandingan sumo. Setiap pegulat akan dihadapkan pada strategi bertanding yang berbeda-beda dan mencoba menyingkirkan lawan dari daerah pertandingan. Berikut adalah penjelasan mengenai teknik dan gaya bertanding dalam sumo:

1. Shikiri

Shikiri adalah gerakan pemanasan sebelum pertandingan dimulai. Pada saat shikiri, para pegulat akan septiapnya melakukan gerakan-gerakan seperti menendang dan mengepalkan tangan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan siapa yang lebih kuat dan menakutkan kepada lawan.

2. Tachiai

Tachiai adalah saat pegulat mulai bertarung. Pegulat akan saling dorong dan mencoba untuk mengalahkan lawannya secepat mungkin. Seorang pegulat yang mampu mengontrol lawannya akan mendapatkan keuntungan dalam babak ini.

3. Kimarite


Kimarite Sumo

Kimarite adalah teknik-teknik tertentu yang dilakukan oleh para pegulat saat bertanding untuk mengalahkan lawannya. Ada 82 teknik kimarite yang diakui dalam sumo. Beberapa teknik tersebut adalah:

  • Oshidashi: pegulat menekan lawannya hingga keluar dari dohyō.
  • Yorikiri: pegulat menggiring lawannya hingga keluar dari dohyō.
  • Hatakikomi: pegulat mengalahkan lawannya dengan cara menarik atau meludah ke arah wajah lawan.

Untuk dapat menggunakan teknik-teknik tersebut, maka setiap pegulat harus berlatih dan memperkuat otot-otot tubuhnya. Pegulat harus memahami kekuatan dan kelemahan masing-masing teknik dalam meraih kemenangan. Semua teknik ini tidak hanya membutuhkan kekuatan fisik namun juga memerlukan kecepatan dan kejelian dalam melaksanakannya.

4. Dohyō-iri

Doohyo-iri adalah aksi pamer pegulat yang dilakukan sebelum pertandingan dimulai. Pegulat keluar satu per satu dari ruang ganti, dan berjalan ke dohyo sambil mengenakan pakaian tradisional Jepang. Pegulat juga melakukan gerakan khusus yang disebut shikodawara pada saat memasuki dohyo.

5. Makuuchi dan Juryo

Ketika pegulat berhasil mencapai divisi tertentu, ia bisa diangkat menjadi pegulat utama atau pegulat Juryo. Ada 6 divisi pada sumo, dimulai dari Jonokuchi yang merupakan divisi bawah sampai ke Makuuchi yang merupakan divisi paling atas. Hanya pegulat pada divisi Makuuchi yang berhak memperoleh gelar Yokozuna, yang merupakan gelar tertinggi dalam sumo.

Dalam olahraga sumo, segala jenis taktik dan teknik bertanding harus diikuti oleh para pegulat demi meraih kemenangan dalam pertandingan. Dengan fisik yang kuat, konsentrasi tinggi, dan ketangguhan, peluang memenangkan pertandingan semakin besar. Tak hanya memperlihatkan kekuatan tubuh, olahraga sumo juga mampu memperlihatkan kekompakan dan kesatuan para pegulat dalam menjunjung sportivitas.

Turnamen Sumo Terkenal di Jepang


Masih dari turnamen sumo besar di Jepang, ada juga turnamen Musim Semi di Tokyo denga nama resmi Honbasho Musim Semi. Turnamen ini dilaksanakan pada bulan Maret, dan bertempat di Asukayama Fudookaikan.

Selanjutnya ada turnamen Nagoya Basho, turnamen ini digelar pada bulan Juli dan bertempat di Aichi Prefectural Gymnasium, Massa yang memadati tempat ini sangat luar biasa, bahkan sebelum pembukaan turnamen para penggemar sudah mengantri untuk mendapatkan tiket.

Turnamen selanjutnya adalah turnamen Aki Basho atau yang biasa dikenal dengan nama Grand Tournament. Turnamen Grand Tournament digelar pada bulan September di Ryogoku Kokugikan, Tokyo. Turnamen ini dianggap sebagai turnamen sumo paling prestisius di dunia. Para rikishi akan berjuang mati-matian demi bisa meraih kemenangan di turnamen Grand Tournament.

Terakhir, ada turnamen Kyushu Basho. Turnamen ini digelar pada bulan November dan artinya juga merupakan salah satu turnamen paling akhir di tahun ini. Terletak di kota Fukuoka, turnamen Kyushu Basho menampung banyak penonton dari berbagai daerah, bahkan luar negeri. Mereka datang untuk menyaksikan pertarungan para rikishi dan mendengar semua sorakan penonton yang rame-rame ini.

Jadi inilah empat turnamen sumo terkenal di Jepang, jika kamu memiliki kesempatan untuk mengunjungi Jepang, jangan lupa untuk melewatkan pertunjukan sumo. Dijamin kamu akan merasa sangat terhibur dan terkesan.

Asal-usul Pakaian Sumo (Mawashi) dan Arti Warna Mawashi


Mawashi

Sumo adalah olahraga yang sudah dikenal sejak lama di Indonesia. Olahraga ini berasal dari Jepang dan merupakan olahraga tradisional Jepang yang sangat kental dengan budaya mereka. Mawashi adalah salah satu hal yang menonjol dari olahraga Sumo itu sendiri. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang asal-usul pakaian Sumo (Mawashi) dan arti warna Mawashi di Indonesia.

Asal-usul Pakaian Sumo (Mawashi)


Sumo

Pakaian Sumo (Mawashi) adalah pakaian yang digunakan oleh para pegulat Sumo untuk menutupi tubuh mereka selama pertandingan. Mawashi terbuat dari kain yang biasanya berwarna putih dan memiliki panjang sekitar 4,5 meter dengan lebar sekitar 60 cm. Kain ini dililitkan di sekitar pinggang ataupun bagian bawah perut dengan membentuk simpul yang disebut sebagai “tasuki”. Namun, tahukah kamu bahwa Mawashi tidak hanya digunakan pada saat pertandingan?

Pada awalnya, Mawashi sebenarnya adalah pakaian dalam tradisional Jepang yang digunakan oleh laki-laki dan perempuan. Mawashi ini terbuat dari kain katun dan sering digunakan oleh ninja untuk melindungi perut mereka. Kemudian, Mawashi menjadi pakaian khas bagi para pegulat Sumo ketika sedang bertanding. Hal ini karena kain yang tebal dan kuat mampu menyerap benturan saat bertanding.

Arti Warna Mawashi


Warna Mawashi

Warna Mawashi juga memegang peranan penting di dalam olahraga Sumo. Setiap warna Mawashi memiliki arti yang berbeda-beda dan sering kali digunakan untuk mengidentifikasi pegulat Sumo tersebut. Berikut ini adalah beberapa warna Mawashi yang sering digunakan dan artinya:

  • Putih: warna putih melambangkan kesucian, integritas, dan kejujuran. Biasanya, warna putih hanya digunakan oleh pegulat Sumo yang sudah mencapai pangkat tertinggi di dalam olahraga Sumo.
  • Hitam: warna hitam melambangkan kekuatan dan keberanian. Warna ini sering dipakai oleh pegulat Sumo yang memiliki kualitas bertarung yang tinggi.
  • Biru: warna biru melambangkan kebijaksanaan dan kedewasaan. Warna ini banyak digunakan oleh pegulat Sumo yang sudah memiliki pengalaman bertarung yang cukup lama.

Jadi, begitulah asal-usul pakaian Sumo (Mawashi) dan arti warna Mawashi di Indonesia. Olahraga Sumo memang terkesan sederhana, namun memiliki banyak hal yang menarik untuk dipelajari, salah satunya adalah pakaian dan warna Mawashi. Dengan mempelajari lebih banyak hal tentang olahraga Sumo, kita akan semakin menghargai dan menghormati budaya asing yang ada di dunia.

Iklan