Sejarah Bahasa Jepang


Sejarah Bahasa Jepang

Bahasa Jepang memiliki sejarah yang sangat panjang dan kaya. Bahasa ini merupakan bahasa asli dari Jepang dan telah berkembang selama lebih dari 1.400 tahun. Selama masa ini, bahasa Jepang telah mendapatkan banyak pengaruh dari bahasa-bahasa lain di wilayah Asia Timur.

Pada awalnya, bahasa Jepang ditulis dengan menggunakan aksara Tionghoa. Hal ini terjadi karena Jepang belum memiliki sistem tulisan sendiri. Namun, pada abad ke-5 hingga ke-8, Jepang mulai menciptakan sistem tulisan yang disebut dengan hiragana dan katakana. Sistem tulisan ini memungkinkan orang untuk menulis bahasa Jepang dengan menggunakan karakter-karakter fonetik.

Pada abad ke-9, bahasa Jepang mulai memperoleh banyak pengaruh dari Tiongkok. Hal ini terjadi karena Tiongkok pada saat itu dianggap sebagai negara maju yang memiliki banyak keahlian dalam bidang sastra, sejarah, dan filsafat. Pengaruh Tiongkok ini mengubah cara orang Jepang berbicara dan menulis. Mereka mulai menggunakan banyak kosakata dan aturan tata bahasa yang mirip dengan bahasa Tionghoa.

Selama abad ke-12 dan ke-13, bahasa Jepang berkembang dengan pesat di bawah pemerintahan kelas samurai. Pada masa ini, bahasa Jepang digunakan untuk menulis karya-karya sastra seperti puisi, cerita rakyat, dan drama. Bahasa Jepang juga menjadi bahasa resmi di Jepang pada masa ini.

Pada abad ke-16, Jepang mulai membuka diri kepada dunia Barat. Hal ini memungkinkan bahasa Jepang untuk mendapatkan banyak pengaruh dari bahasa-bahasa Eropa. Banyak kata dan frasa dalam bahasa Jepang saat ini memiliki asal-usul dari bahasa Inggris, Belanda, dan Portugis.

Selama masa pendudukan Jepang oleh Amerika Serikat pada tahun 1945, bahasa Jepang mengalami perubahan besar. Banyak istilah militer dan politik dihapuskan dari bahasa Jepang karena dianggap sebagai simbol kekuasaan dan agresi. Selain itu, bahasa Jepang juga mereformasi sistem tulisannya. Saat ini, bahasa Jepang memiliki dua sistem penulisan yaitu hiragana dan katakana, serta sistem Kanji yang merupakan pengaruh dari bahasa Tionghoa.

Dalam sejarahnya, bahasa Jepang telah mengalami banyak perubahan dan evolusi. Namun, bahasa ini tetap menjadi simbol kebudayaan Jepang yang kaya dan unik. Bahasa Jepang juga terus bertumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan globalisasi. Keunikan bahasa Jepang dan budaya Jepang yang kaya dan unik menjadi daya tarik bagi banyak orang di seluruh dunia.

Kebudayaan Bahasa Jepang


Bahasa Jepang

Bahasa Jepang memiliki fitur cukup unik jika dibandingkan dengan bahasa lainnya. Beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan bahasa Jepang adalah budaya dan tradisi masyarakat, serta pengaruh bahasa Tionghoa dan bahasa Inggris. Berikut ini adalah beberapa hal unik dalam bahasa Jepang:

1. Tiga bahasa tulisan


Tiga Bahasa Tulisan

Bahasa Jepang menggunakan tiga jenis tulisan: kanji, hiragana, dan katakana. Kanji merupakan aksara Tionghoa yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Jepang. Hiragana dan katakana, pada saat pembentukannya menggunakan aksara dari kanji, tetapi kini menjadi dua aksara terpisah yang digunakan untuk menulis bahasa Jepang dengan cara yang berbeda. Hiragana disebut sebagai aksara musuhiragana, digunakan untuk menulis kata-kata asli bahasa Jepang. Sementara itu, kita bisa mengenal bahwa katakana menjadi aksaran penulisan huruf asing, singkatan, onomatopeea dan istilah ilmiah lainnya.

2. Bahasa sopan


Bahasa sopan

Dalam budaya Jepang, sangat penting untuk memperhatikan kehormatan dalam berbicara. Bahasa sopan atau keigo penting dalam komunikasi sehari-hari di tempat kerja, di sekolah, dan dalam percakapan formal seperti pada saat makan atau reuni. Bahasa sopan atau keigo terbagi menjadi tiga jenis: sonkeigo (bahasa sopan untuk merujuk pada orang yang dihormati), kenjogo (bahasa sopan untuk merujuk pada diri sendiri) dan teineigo (bahasa sopan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih rendah kasta atau dianggap kurang penting).

Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa sopan dapat diterapkan melalui penggunaan kata-kata sopan seperti “arigatou gozaimasu” atau salam seperti “ohayou gozaimasu” ketika bertemu di pagi hari. Atau dengan menyebutkan gelar atau pangkat orang yang berbicara ketika sedang berbicara dengannya. Penggunaan bahasa sopan juga berlaku ketika Anda berbicara dengan orang yang lebih tua atau yang memiliki peringkat lebih tinggi dalam kehidupan dan pekerjaan.

3. Onomatope


Onomatope

Onomatope atau kata-kata bunyi sangat penting dalam bahasa Jepang karena mereka memainkan peran penting dalam mewakili berbagai suara dan sensasi. Contoh onomatope adalah “gorogoro” yang digunakan untuk menggambarkan suara guntur, “piiku” untuk mewakili suara klakson mobil dan “unyuu” untuk menggambarkan sesuatu yang imut-imut.

Selain itu, bentuk onomatope juga digunakan sebagai bentuk kata-kata, seperti “kira-kira” yang memiliki arti “sekitar” atau “kurang lebih”. Karena banyak sekali penggunaannya, memahami dan menguasai onomatope menjadi penting bagi orang yang belajar bahasa Jepang.

4. Empat musim vocabularies


Empat musim

Budaya Jepang sangat terpengaruh oleh musim dan perubahan cuaca. Oleh karena itu, ada banyak kata-kata yang terkait dengan keempat musim di bahasa Jepang. Misalnya, “sakura” yang merupakan bunga ceri yang sudah sangat populer di Jepang untuk mewakili musim semi.

Tidak hanya untuk musim, cuaca juga mencakup makna penting termasuk hujan, salju, dan lainnya. Ada frasa “tsuyu” yang berarti musim hujan di Jepang dan “yuki” yang merujuk pada musim salju. Dengan banyaknya vocabulary yang berhubungan dengan alam dan cuaca, bahasa Jepang sangat terkait dengan dunia alam dan membuat bahasa Jepang kaya dan mudah dipahami untuk ditelusuri.

5. Kelompok Honofikasi


Honofikasi

Bahasa Jepang sangat berorientasi pada kolektivitas dan saling hormat. Oleh karena itu, bahasa Jepang mengenal kelompok hormat atau keigo. Kelompok hormat terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu sonkeigo, kenjougo, dan teineigo.

Setiap jenis kelompok hormat digunakan sesuai dengan situasi. Untuk kenjougo sendiri, biasanya digunakan untuk berbicara mengenai diri sendiri dengan lebih rendah hati. Sementara untuk sonkeigo digunakan untuk berbicara pada seseorang yang lebih rendah posisinya atau dalam kalimat formal. Terakhir, teineigo adalah penggunaan bahasa sopan pada orang yang bersama kerja sama atau dalam level kasta yang sama.

Tiap jenis hormat diterapkan dalam bahasa sehari-hari namun sering dihindari dalam komunikasi informal karena terkesan berlebihan. Meski begitu kelompok honofikasi menjadi salah satu fitur unik dalam bahasa Jepang.

Bahasa Jepang memang memiliki keunikan dan kekayaan dalam perkembangannya. Banyak hal-hal yang unik dalam bahasa Jepang yang belum terdapat di bahasa-bahasa lainnya. Meski dengan keunikan dan kekayaan yang dimilikinya, bahasa Jepang merupakan bahasa yang mudah dipelajari dan dipahami oleh siapa saja. Terlebih jika diingat bahwa bahasa Jepang merupakan bagian penting dari kebudayaan Jepang.

Tata Bahasa dan Alfabet Bahasa Jepang


alfabet jepang

Bahasa Jepang memiliki alfabet sendiri yang terdiri dari tiga jenis yakni hiragana, katakana dan kanji. Hiragana dan katakana merupakan jenis huruf yang terlihat sederhana, sedangkan kanji mirip dengan aksara hanzi dalam bahasa Cina. Alfabet Hiragana memiliki 46 huruf yang digunakan untuk menulis kata-kata yang bukan berasal dari bahasa Cina. Sedangkan alfabet Katakana juga memiliki 46 huruf yang digunakan untuk menulis kata-kata yang berasal dari bahasa asing seperti kata-kata dalam bahasa Inggris.

Namun, penggunaan huruf-huruf Hiragana dan Katakana tidaklah cukup untuk menulis bahasa Jepang secara keseluruhan. Itulah mengapa penulisan bahasa Jepang juga memerlukan Kanji. Kanji sebenarnya adalah huruf Cina yang diadopsi oleh bahasa Jepang. Kanji memiliki 50.000 karakter lebih, namun penggunaan pada setiap hari sekitar 2.000 karakter saja. Memahami dan menguasai Kanji tentu bukanlah perkara yang mudah. Karena itu, sangat penting bagi pemula untuk mulai belajar hiragana dan katakana terlebih dahulu.

Adapun Tata Bahasa dalam bahasa jepang seperti dalam bahasa Indonesia, juga memiliki aturan tersendiri. Oleh karena itu, pada saat belajar bahasa Jepang, sangat dianjurkan bagi pemula untuk belajar tata bahasa secara terstruktur.

1. Danmakai Tenshi

Danmakai Tenshi adalah sebuah aturan dalam bahasa Jepang yang sangat penting. Aturan ini berfungsi untuk menghubungkan kata-kata secara efektif agar kalimat yang diucapkan menjadi lebih jelas dan mudah dipahami. Dalam aturan ini, dapat digunakan sebagai koma atau tanda baca titik untuk memperjelas makna kalimat. Umumnya, dalam kalimat yang sederhana, titik ditempatkan di akhir kalimat, sedangkan dalam kalimat yang lebih kompleks, koma akan ditempatkan pada bagian tengah kalimat.

2. Penggunaan Bentuk Predikat

Bahasa Jepang tidak memerlukan kata kerja seperti kata “to be” pada bahasa Inggris untuk membentuk kalimat. Oleh karena itu, dalam bahasa Jepang terdapat bentuk predikat. Konsep bentuk predikat dalam bahasa Jepang mirip dengan aturan subjek, predikat, objek dalam bahasa Indonesia. Ada dua jenis bentuk predikat dalam bahasa Jepang yaitu bentuk masu dan bentuk te.

3. Sistem Partikel

partikel jepang

Sistem partikel dalam bahasa Jepang merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. Partikel sendiri memiliki fungsi untuk menjelaskan hubungan antara kata-kata dalam sebuah kalimat. Ada beberapa jenis partikel dalam bahasa Jepang, diantaranya adalah:

– Wa (は) yang memiliki fungsi untuk menunjukkan subjek dalam sebuah kalimat. Contoh penggunaannya adalah “Watashi Wa Amerika-jin desu” (Saya adalah orang Amerika).

– Ga (が) yang juga digunakan untuk menunjukkan subjek dalam sebuah kalimat, namun lebih ditonjolkan daripada partikel Wa. Misalnya pada kalimat “Kare ga shashin o toru” (Dia yang mengambil foto-foto itu).

– Wo (を) yang digunakan untuk menunjukkan objek dalam sebuah kalimat. Misalnya pada kalimat “Watashi Wa Nihingo o benkyou shimasu” (Saya belajar Bahasa Jepang).

– Ni (に) yang digunakan untuk menunjukkan lokasi atau tempat. Partikel ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan waktu atau tujuan. Contoh penggunaannya adalah “Watashi Wa Nihon ni ikimasu” (Saya pergi ke Jepang).

– De (で) yang digunakan untuk menunjukkan tempat di mana suatu kegiatan dilakukan. Misalnya pada kalimat “Berikut adalah contoh kalimat penggunaan partikel De”: “Watashi Wa kouen de hashirimasu” (Saya berlari di taman).

Dalam mempelajari bahasa Jepang, kita tidak hanya perlu menguasai alfabet dan kata-kata, namun juga perlu belajar tata bahasa dengan baik. Dengan mempelajari tata bahasa dan alfabet yang benar, kita dapat mengungkapkan ide atau pikiran secara lebih mudah, jelas dan tepat sasaran.

Ekspresi Bahasa Jepang Sehari-hari


Ekspresi Bahasa Jepang Sehari-hari

Bahasa Jepang mempunyai banyak sekali kosakata yang digunakan di kehidupan sehari-hari. Tak hanya bahasa formal atau resmi, bahkan ekspresi sehari-hari atau slang pun perlu diketahui oleh orang asing yang belajar bahasa Jepang agar dapat memahami percakapan sehari-hari dengan warga Jepang. Berikut ini beberapa contoh ekspresi bahasa Jepang sehari-hari dan penggunaannya:

1. おはようございます (Ohayou Gozaimasu)


Ohayou Gozaimasu

Ekspresi ini sering digunakan untuk memberi salam di pagi hari, sama halnya dengan “Good morning” dalam bahasa Inggris. Biasanya, orang-orang akan menambahkan kata “gozaimasu” di akhir salam untuk membuat suara lebih sopan dan menghormati orang yang diajak berbicara.

2. いただきます (Itadakimasu)


Itadakimasu

Ekspresi ini biasanya digunakan sebelum makan bersama-sama dengan orang lain. Ungkapan ini menunjukkan ucapan terima kasih dan penghormatan pada makanan yang disajikan. Selain itu, ungkapan ini juga menghargai kerja keras yang dilakukan oleh orang yang membuat makanan.

3. すみません (Sumimasen)


Sumimasen

Ekspresi ini sering digunakan untuk meminta maaf atau mengucapkan terima kasih. Di masyarakat Jepang, ungkapan ini sering digunakan di berbagai situasi, seperti saat meminta bantuan atau meminta maaf. Penting untuk diingat bahwa penggunaan ekspresi ini sangat menghargai orang yang diajak berbicara.

4. お疲れ様でした (Otsukaresama deshita)


Otsukaresama deshita

Ekspresi ini biasanya digunakan di akhir hari kerja dan berarti “Kamu capek bekerja dengan baik hari ini”. Ungkapan ini menunjukkan penghargaan atas kerja keras seseorang dan merupakan salah satu cara untuk menunjukkan rasa saling menghargai.

Selain 4 ekspresi bahasa Jepang sehari-hari diatas, masih ada banyak lagi kosakata yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang perlu dikuasai oleh siapa saja yang ingin belajar bahasa Jepang. Tak hanya berguna untuk berkomunikasi dengan warga Jepang, pemahaman ekspresi sehari-hari bahasa Jepang juga penting untuk menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat Jepang.

Mengenal Kosakata Bahasa Jepang


Kosakata Bahasa Jepang

Bahasa Jepang memiliki kosakata yang sangat berbeda dari bahasa Indonesia. Beberapa kata dalam Bahasa Jepang memang juga dipinjam dari bahasa Inggris atau bahasa-bahasa asing lainnya, namun penggunaannya dalam kalimat berbeda dengan kata-kata dalam bahasa asalnya.

Dalam Bahasa Jepang, kosakata dibagi menjadi tiga kategori: Kosakata Nama (名詞 – meishi), Kosakata Kerja (動詞 – doushi), dan Kosakata Kata Sifat (形容詞・形容動詞 – keiyoushi/keiyoudoushi). Setiap kosakata juga memiliki kanji (huruf China), hiragana (huruf fonetik Jepang), dan katakana (huruf fonetik untuk kata-kata asing).

Kosakata Nama (名詞 – meishi)

Kosakata Nama

Kosakata Nama dalam Bahasa Jepang adalah kata benda yang masing-masing kosakata memiliki pengucapan dan arti yang berbeda. Beberapa contoh kosakata nama yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah:

  • T-shirt
  • スカート (sukaato) = rok
  • 靴 (kutsu) = sepatu
  • 弁当 (bentou) = bekal makanan

    Kosakata Kerja (動詞 – doushi)

    Kosakata Kerja

    Kosakata Kerja dalam Bahasa Jepang adalah kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan atau keadaan. Kosakata kerja juga dibagi menjadi beberapa bentuk, seperti kata kerja dasar, kata kerja bentuk lampau, kata kerja bentuk negatif, dan lain-lain. Beberapa contoh kosakata kerja yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah:

    • 見る (miru) = melihat
    • 食べる (taberu) = makan
    • 歩く (aruku) = berjalan
    • 会う (au) = bertemu

      Kosakata Kata Sifat (形容詞・形容動詞 – keiyoushi/keiyoudoushi)

      Kosakata Kata Sifat

      Kosakata Kata Sifat dalam Bahasa Jepang adalah kata yang menjelaskan sifat atau keadaan dari benda atau kata kerja. Kosakata kata sifat dalam Bahasa Jepang juga memiliki bentuk negatif dan bentuk lampau seperti pada kosakata kerja. Beberapa contoh kosakata kata sifat yang sering diucapkan dalam percakapan sehari-hari adalah:

      • 嬉しい (ureshii) = senang
      • びっくりする (bikkuri suru) = terkejut
      • 美味しい (oishii) = enak
      • 寒い (samui) = dingin

        Kesimpulan

        Menguasai kosakata Bahasa Jepang menjadi hal yang sangat penting bagi mereka yang ingin mempelajari Bahasa Jepang sebagai bahasa kedua. Dengan menguasai kosakata-kosakata ini, kita dapat memahami arti kalimat dalam Bahasa Jepang dan juga menggunakan Bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, mengenal kosakata juga membantu memudahkan pembelajaran tata bahasa dan penggunaan kata dalam Bahasa Jepang.

        Jadi, apakah kamu sudah menguasai kosakata-kosakata dasar dalam Bahasa Jepang? Sebagai pemula, kamu bisa mulai belajar dari kosakata dasar yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu yang sedang belajar Bahasa Jepang. Happy learning!

Iklan