Pengertian kalimat pasif pada bahasa Jepang


Kata pasif pada bahasa Jepang

Kalimat pasif adalah jenis kalimat yang merefleksikan bahwa subjek menerima tindakan dari objek. Dalam bahasa Jepang, kalimat pasif dibentuk dengan menambahkan akhiran -られる (-rareru) atau -れる (-reru) pada kata kerja.

Contoh:

  • 牛肉が焼(や)かれた。 (gyuniku ga yakareta.) = Daging sapi telah dimasak.
  • お金を盗(ぬす)まれた。 (okane wo nusumareta.) = Uang saya telah dicuri.

Kalimat pasif dalam bahasa Jepang juga dapat dibentuk dengan menggunakan partikel に (ni). Partikel ini digunakan untuk menunjukkan pelaku atau subjek dari tindakan dalam kalimat pasif.

Contoh:

  • 彼女に車を運転(うんてん)された。(kanojo ni kuruma wo unten sareta.) = Mobil saya dikemudikan oleh pacar saya.
  • 私が医者に診(み)てもらわれた。(watashi ga isha ni mite morawareta.) = Saya diperiksa oleh dokter.

Kalimat pasif dalam bahasa Jepang memiliki bentuk dasar yang hanya menggunakan akhiran -る (-ru) pada kata kerja. Namun, jika kata kerja tersebut berupa kata kerja tak beraturan, maka bentuk pasif akan berubah. Berikut adalah contohnya:

  • する (suru) = される (sareru) = dilakukan oleh seseorang
  • 来る (kuru) = 来られる (korareru) = dapat datang / bisa datang
  • 食べる (taberu) = 食べられる (taberareru) = bisa dimakan
  • いる (iru) = いられる (irareru) = bisa tinggal
  • 知る (shiru) = 知られる (shirareru) = diketahui oleh seseorang

Seperti dalam bahasa Indonesia, dalam bahasa Jepang juga terdapat beberapa kalimat yang memiliki struktur pasif, namun bisa juga diubah menjadi kalimat aktif. Pada beberapa kalimat, jenis pasif ini disebut sebagai keigo (bahasa sopan).

Contoh:

  • ご注文はお決(き)まりになりましたか? (gochuumon wa okimari ni narimashita ka?) = Apakah pesanan Anda telah diputuskan? (dalam keigo)
  • ご注文は決(き)まりましたか?(gochuumon wa kimarimashita ka?) = Apakah Anda telah memesan? (dalam bentuk aktif)

Mengetahui penggunaan dan struktur dari kalimat pasif pada bahasa Jepang sangat penting diketahui karena seringkali digunakan pada media-media Jepang, seperti manga atau anime.

Perbedaan antara Kalimat Aktif dan Pasif dalam Bahasa Jepang


Kalimat Aktif dan Pasif dalam Bahasa Jepang

Dalam pembelajaran bahasa Jepang, salah satu hal yang perlu dipahami adalah perbedaan antara kalimat aktif dan pasif. Seperti halnya dalam bahasa Indonesia, kalimat aktif dalam bahasa Jepang menunjukkan bahwa subjek dalam kalimat melakukan aksi atau kegiatan, sedangkan dalam kalimat pasif, subjek dalam kalimat menjadi objek yang menerima aksi. Namun, terkadang pembelajar bahasa Jepang kesulitan membedakan kalimat aktif dan pasif karena cara pembentukan kalimatnya yang berbeda dengan bahasa Indonesia dan juga kandungan makna yang terkandung di dalamnya.

Pada umumnya, pembelajar bahasa Jepang awalnya mempelajari kalimat aktif terlebih dahulu sebelum mempelajari kalimat pasif. Berikut ini beberapa perbedaan antara kalimat aktif dan pasif yang perlu diketahui dalam pembelajaran bahasa Jepang.

1. Struktur Kalimat

Struktur kalimat aktif dalam bahasa Jepang adalah SVO (Subjek-Objek-Predikat) yang artinya subjek melakukan aksi pada objek. Contoh kalimat aktif adalah:

私は本を読む。 (Watashi wa hon wo yomu.) Saya membaca buku.

Pada kalimat tersebut, subjek adalah watashi (saya), objek adalah hon (buku), dan predikat atau kata kerja adalah yomu (membaca).

Sedangkan pada kalimat pasif tidak ada subjek yang melakukan aksi, melainkan hanya objek yang menerima aksi. Struktur kalimat pasif dalam bahasa Jepang adalah Ose-PP (Objek-Partikel “o”-Kata Kerja Pasif) yang artinya objek menjadi fokus dari kalimat. Contoh kalimat pasif adalah:

本は読まれる。 (Hon wa yomareru.) Buku dibaca.

Pada kalimat tersebut, objek adalah hon (buku) dan kata kerja pasif adalah yomareru (dibaca).

2. Perbedaan Makna

Perbedaan kalimat aktif dan pasif juga berpengaruh pada makna yang terkandung di dalamnya. Kalimat aktif lebih banyak digunakan untuk menekankan siapa yang melakukan aksi atau kegiatan dalam kalimat tersebut. Sedangkan kalimat pasif lebih banyak digunakan untuk menekankan objek yang menjadi fokus kalimat.

Contoh perbedaan makna kalimat aktif dan pasif:

彼は車を売る。 (Kare wa kuruma o uru.) Dia menjual mobil.

車は彼によって売られる。 (Kuruma wa kare ni yotte urareru.) Mobil dijual olehnya.

Pada kalimat aktif, fokus kalimat adalah kare (dia) yang menjual mobil. Sedangkan pada kalimat pasif, fokus kalimat adalah kuruma (mobil) yang dijual oleh kare (dia).

Dalam pembelajaran bahasa Jepang, penting untuk memahami perbedaan kalimat aktif dan pasif karena kedua kalimat ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, memahami perbedaan kalimat aktif dan pasif juga dapat membantu pembelajar bahasa Jepang dalam memahami materi pelajaran seperti tata bahasa dan kosakata.

Dalam proses pembelajaran, pastikan Anda memperhatikan perbedaan struktur kalimat dan makna yang terkandung di dalamnya. Dengan belajar secara teratur dan konsisten, Anda akan lebih mudah memahami dan menguasai bahasa Jepang dengan baik.

Contoh penggunaan kalimat pasif dalam bahasa Jepang


Contoh Penggunaan Kalimat Pasif Dalam Bahasa Jepang

Bahasa Jepang memiliki bentuk kalimat pasif yang digunakan untuk menyatakan bahwa suatu tindakan dilakukan oleh objek, bukan oleh subjek. Dalam bahasa Jepang, bentuk kalimat pasif berbeda dengan bentuk kalimat aktif dan terkadang memerlukan penggunaan kata bantu khusus. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan kalimat pasif dalam bahasa Jepang:

1. Saya dibayar oleh perusahaan.

私は会社に給料をもらいます。

Watashi wa kaisha ni kyuuryou wo moraimasu.

Bentuk Kalimat Pasif Jepang

Dalam kalimat ini, objek dari tindakan (penggajian) adalah subjek kalimat pasif (saya), dan subjek kalimat aktif (perusahaan) diikuti oleh kata bantu ni sebagai penanda bahwa itu adalah subjek kalimat pasif.

2. Buku itu dibaca oleh siswa.

その本は生徒に読まれます。

Sono hon wa seito ni yomaremasu.

Bentuk Kalimat Pasif Jepang

Kalimat ini menunjukkan bahwa objek dari tindakan membaca (buku) adalah subjek kalimat pasif (buku), sedangkan subjek kalimat aktif (siswa) diikuti oleh kata bantu ni sebagai penanda subjek kalimat pasif.

Membedakan Kalimat Pasif dan Aktif dalam Bahasa Jepang


Kalimat Pasif dan Aktif dalam Bahasa Jepang

Membedakan kalimat pasif dan aktif dalam bahasa Jepang dapat menjadi cukup sulit karena tidak seperti bahasa Indonesia, tidak ada perbedaan bentuk kata kerja pada kalimat aktif dan kalimat pasif. Oleh karena itu, perhatikan beberapa hal berikut untuk membantu membedakan keduanya:

  • Penempatan kata bantu ni: Kalimat pasif diawali dengan kata bantu ni yang diikuti oleh subjek kalimat aktif.
  • Kata kerja yang digunakan: Dalam kalimat pasif, kata kerja selalu diikuti oleh kata bantu reru atau seru.
  • Subjek kalimat: Pada kalimat pasif, subjek kalimat aktif ditempatkan setelah kata bantu ni dan diapit oleh kata yang memodifikasi kalimat.

Dengan memperhatikan hal-hal di atas, kita dapat lebih mudah membedakan antara kalimat pasif dan kalimat aktif dalam bahasa Jepang.

Contoh Kalimat Pasif Tanpa Kata Bantu ni


Bentuk Kalimat Pasif Jepang

Beberapa kalimat pasif dalam bahasa Jepang tidak memerlukan penggunaan kata bantu ni sebagai penanda subjek. Di bawah ini adalah beberapa contoh kalimat pasif yang tidak memerlukan kata bantu ni:

1. Seorang teman menulis surat kepada saya.

友達に手紙を書かれました。

Tomodachi ni tegami wo kakaremashita.

Kalimat Pasif Jepang

Kalimat ini dapat dipahami bahwa tindakan menulis surat dilakukan oleh teman, bukan oleh pembicara. Dalam kalimat ini, subjek kalimat pasif (saya) tidak perlu ditandai dengan kata bantu ni karena dapat disimpulkan dari konteks.

2. Kamar tidur itu selalu dibersihkan oleh ibu.

その寝室はいつも母に掃除されます。

Sono shinshitsu wa itsumo haha ni souji saremasu.

Kalimat Pasif Jepang

Pada kalimat ini, subjek kalimat aktif (ibu) tidak diikuti oleh kata bantu ni. Meskipun demikian, objek dari tindakan membersihkan (kamar tidur) adalah subjek kalimat pasif.

Itulah beberapa contoh penggunaan kalimat pasif dalam bahasa Jepang beserta cara membedakannya dari kalimat aktif. Anda dapat mencoba membuat kalimat pasif sendiri dengan menggunakan beberapa kata kerja yang cocok.

Manfaat Menggunakan Kalimat Pasif dalam Bahasa Jepang

Pengertian Kalimat Pasif


Kalimat Pasif

Kalimat pasif dalam ilmu bahasa adalah kalimat yang subjeknya tidak melakukan tindakan apapun, melainkan menerima tindakan dari objek. Pembentukan kalimat pasif tidak mempermasalahkan tata bahasa, melainkan cenderung dimanfaatkan untuk menonjolkan objek yang menerima tindakan atau menyampaikan informasi tanpa mencantumkan subjeknya.

Manfaat Menggunakan Kalimat Pasif


Manfaat Menggunakan Kalimat Pasif dalam Bahasa Jepang

Manfaat menggunakan kalimat pasif dalam bahasa Jepang antara lain:

  1. Menonjolkan Objek
    Menonjolkan Objek

    Dalam kalimat pasif, objek yang menerima tindakan menjadi anggota kalimat utama. Dengan kata lain, objek itu lebih menonjol daripada subjek karena ia menjadi pusat perhatian dalam kalimat, hal ini dapat menambah pemahaman dalam memahami isi kalimat tersebut.

  2. Menonjolkan Aksi
    Menonjolkan Aksi

    Penggunaan kalimat pasif memungkinkan kita untuk menonjolkan aksi yang terjadi kepada objek. Misalnya, kalimat “Saya membeli buku” menjadi “Buku dibeli oleh saya”. Dalam kalimat ini, aksi membeli buku terjadi pada objek, dan subjek menjadi kurang penting dibandingkan objek.

  3. Menjaga Etika Bahasa
    Menjaga etika bahasa

    Penggunaan kalimat pasif juga dapat membantu dalam menjaga etika bahasa. Dalam situasi formal, penggunaan kalimat aktif dapat dianggap kasar atau mengesampingkan rasa hormat terhadap orang lain. Dalam situasi seperti ini, kalimat pasif dapat digunakan untuk menghindari kesalahan fatal dalam mengekspresikan diri dan menjaga etika bahasa yang baik.

  4. Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis
    Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis

    Belajar menggunakan kalimat pasif dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis, khususnya dalam bahasa Jepang. Banyak dokumen, surat kabar, dan bahan bacaan lainnya menggunakan kalimat pasif. Oleh karena itu, familiaritas dengan struktur ini memudahkan dalam memahami isi bahan bacaan yang lebih kompleks.

Kesimpulan


Kesimpulan

Penggunaan kalimat pasif dalam bahasa Jepang memberikan banyak manfaat. Dari elemen kalimat hingga menjaga etika bahasa, kalimat pasif bermanfaat dalam berbagai situasi bahkan pada kemampuan membaca dan menulis. Oleh karena itu, belajar menggunakan kalimat pasif penting bagi siapa saja yang ingin meningkatkan kemampuan bahasa Jepangnya.

Tips praktis dalam membentuk kalimat pasif dalam bahasa Jepang


Japanese passive voice

Kalimat pasif adalah salah satu bentuk kalimat yang seringkali digunakan dalam bahasa Jepang. Dalam bahasa Indonesia, kalimat pasif juga digunakan seperti contohnya “makanan tersebut dimakan oleh Ani.” Dalam bahasa Jepang, konstruksi kalimat pasif tampak sedikit berbeda dibandingkan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan beberapa tips dalam membentuk kalimat pasif di dalam bahasa Jepang. Berikut adalah tips praktis dalam membentuk kalimat pasif dalam bahasa Jepang.

1. Mengenal pola kalimat pasif dalam bahasa Jepang


Japanese passive voice pattern

Hal pertama yang perlu diketahui sebelum membuat kalimat pasif dalam bahasa Jepang adalah pola kalimat pasif itu sendiri. Pola kalimat pasif dalam bahasa Jepang mirip dengan pola kalimat pasif dalam bahasa Indonesia, yang mana kata kerja akan menunjukkan suatu tindakan yang diterima oleh objek. Pola kalimat pasif dalam bahasa Jepang berbentuk “orang atau hal yang menerima tindakan + kata kerja diubah menjadi bentuk pasif ‘~reru’ atau ‘~rareru’ + subjek / pengirim tindakan”. Contoh kalimat pasif dalam bahasa Jepang adalah “Watashi wa akai kuruma ni norareta” yang berarti “Saya naik di mobil merah”.

2. Mengubah kata kerja aktif menjadi kata kerja pasif


Japanese passive voice active to passive verb

Konsep kalimat pasif terletak pada pengubahan kata kerja aktif menjadi kata kerja pasif. Kata kerja pasif dalam bahasa Jepang dapat dibentuk dengan mempergunakan awalan ~reru dan ~rareru. Awalan ~reru digunakan jika kata kerja tersebut berada pada kelompok transitive, sedangkan awalan ~rareru digunakan untuk kata kerja yang berada pada kelompok intransitive. Sebagai contoh, kalimat “Bapak memasak nasi” bisa diterjemahkan menjadi “Gohan ga ryori sareta”, yang artinya “nasi dimasak oleh ayah”.

3. Memahami perbedaan antara kata kerja aktif dan pasif


Japanese passive voice active and passive verb

Selain mengetahui cara mengubah kata kerja aktif menjadi pasif, perlu juga memahami perbedaan esensial antara kata kerja aktif dan pasif. Kata kerja aktif menekankan pada tindakan yang dilakukan oleh subjek pada objek, sedangkan kata kerja pasif menekankan pada objek itu sendiri, atau apa yang terjadi pada objek. Sebagai contoh, “Mereka mempublikasikan bukunya tahun lalu” bisa diterjemahkan menjadi “Kanransha wa sakuhin o hon ni uchimakurashita” yang artinya “Terbitan dilakukan oleh penerbit tahun lalu”.

4. Menguasai tense dalam kalimat pasif


Japanese passive voice tense

Seperti dalam bahasa Inggris, tense dalam bahasa Jepang juga penting dalam membentuk kalimat pasif. Bagaimanapun juga, tense merupakan bagian dari grammar yang memungkinkan untuk mengubah suatu kalimat menjadi masa lalu, masa kini, maupun masa depan. Oleh karena itu, sebelum membuat kalimat pasif, pastikan sudah memahami penggunaan tense secara benar. Sebagai contohnya, kalimat “Dia sedang menerima kesempatan emas” bisa diterjemahkan menjadi “Kare wa koko ni ichido shigoto o shimasu”, yang artinya “Dia akan diberikan kesempatan emas”.

5. Latihan membuat kalimat pasif


Japanese passive voice exercise

Agar lebih mahir dan lancar dalam membentuk kalimat pasif dalam bahasa Jepang, maka dibutuhkan latihan. Latihan ini dapat dilakukan dengan membaca buku atau artikel berbahasa Jepang dan membuat kalimat pasif dalam setiap unsur kalimat yang ditemukan. Dari situlah, kemampuan dan keterampilan dalam membentuk kalimat pasif dapat semakin terasah dan terlatih dengan baik.

Itulah beberapa tips praktis dalam membentuk kalimat pasif dalam bahasa Jepang. Jangan ragu untuk menguasai konsep kalimat pasif dan tetap melakukan latihan untuk memperdalam kemampuan kamu membentuk kalimat pasif. Selamat mencoba!

Iklan