Asal Mula Umpatan dalam Bahasa Jepang


Umpatan Bahasa Jepang

Umpatan, dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah “batsu”, bisa dikatakan sebagai salah satu hal yang cukup sering terdengar di kehidupan sehari-hari di Jepang. Mulai dari acara televisi, drama, hingga anime, umpatan sering diucapkan dalam berbagai situasi. Namun, bagaimana sebenarnya asal mula umpatan dalam bahasa Jepang?

Sejarah umpatan di Jepang sebenarnya sudah ada sejak zaman Edo. Pada masa itu, umpatan tidak hanya dianggap sebagai kata-kata kasar, tapi juga merupakan bentuk kabar burung. Biasanya, para pengemis, artis, dan pengamen keliling akan menggunakan kata-kata umpatan untuk menunjukkan ketersediaan mereka untuk menerima tips atau sedekah dari para penonton atau pendengar.

Selain itu, umpatan juga digunakan sebagai bahasa rahasia di kalangan pelacur zaman Edo. Mereka menggunakan umpatan sebagai pengganti kosakata yang biasa digunakan dalam obrolan sehari-hari, agar informasi yang mereka sharing tidak mudah ditembus oleh orang asing. Contohnya, kata “kuso” yang berarti kotoran, bisa dipakai untuk mengganti kata ‘uang banyak’ dalam kalimat tertentu.

Namun, dalam perkembangannya, umpatan mulai banyak digunakan di masyarakat secara umum. Salah satu faktornya adalah karena adanya custom atau etika bicara yang menyesakkan di kalangan pelajar dan pegawai perkantoran. Karenanya, umpatan menjadi media untuk mengeluarkan kekesalan yang terpendam.

Umpatan biasanya muncul ketika orang merasa marah atau kesal terhadap sesuatu hal. Jenis umpatan juga sangat beragam, ada yang bersifat jorok, kasar, maupun halus. Contoh umpatan yang sering digunakan dalam bahasa Jepang antara lain “kuso”, “chikusho”, “kono yarou”, dan sebagainya.

Umpatan bisa dikatakan sebagai salah satu ungkapan emosi, dan bisa dianggap sebagai bahasa rahasia di kalangan anak muda Jepang, terutama ketika sedang chatting atau bertelepon. Namun, tidak semua orang Jepang menganggap umpatan sebagai sesuatu yang lumrah. Terutama di kalangan yang lebih tua, umpatan bisa dianggap sebagai sesuatu yang menjurus pada perilaku tidak sopan.

Jenis-jenis Umpatan dalam Bahasa Jepang


Umpatan dalam Bahasa Jepang

Umpatan atau kata-kata kasar dalam bahasa Jepang seringkali terdengar sebagai bentuk ekspresi perasaan, seperti kemarahan, kekecewaan, atau kejengkelan. Di Jepang, kata-kata kasar biasa disebut dengan “buraikata” atau “dirty words”. Meskipun kata-kata ini terdengar kasar dan tidak sopan, mereka sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dan sebagai bagian dari budaya populer Jepang.

1. Aho (アホ)

Aho

Kata aho di Jepang merujuk pada orang yang bodoh, gila atau tidak berarti. Kata ini sering digunakan di kalangan teman atau keluarga yang saya kagumi, kadang-kadang sebagai bentuk candaan atau ejekan lucu. Meskipun kata ini terdengar kasar, demikian pula budaya bahasa Jepang yang lain, di mana bahasa kasar bukanlah bentuk resmi bahasa tertulis, tetapi lebih ke bentuk bahasa lisan yang berarti “tidak sopan”.

2. Baka (バカ)

Baka

Kata “baka” di Jepang adalah umpatan yang paling umum digunakan dalam percakapan sehari-hari. Artinya sangat mirip dengan kata “aho”, tetapi lebih tinggi levelnya. Kata baka lebihlah kuat dan lebih sering digunakan sebagai bentuk ejekan atau penghinaan terhadap seseorang. Kata baka bisa digunakan dalam situasi yang sangat casual, seperti antara teman dekat atau keluarga, tetapi dianggap tidak sopan dan tidak pantas digunakan dalam situasi formal atau resmi, seperti lingkungan kerja atau sewaktu kita berbicara dengan orang-orang yang kita harus hormati.

Bahkan, ada beberapa tempat di Jepang yang melarang penggunaan kata-kata kasar seperti “baka” dan mereka menggantinya dengan kata lain yang lebih sopan atau tidak mengandung makna negatif.

3. Chikusho (畜生)

Chikusho

Chikusho adalah kata umpatan dalam bahasa Jepang yang berarti binatang ternak atau hewan jinak. Umpatan ini dianggap lebih kasar dan lebih kejam daripada kedua umpatan sebelumnya. Chikusho biasanya digunakan sebagai bentuk ekspresi perasaan yang kuat, seperti kemarahan atau frustrasi yang tinggi. Kata ini sering digunakan di dalam drama atau sinetron Jepang sebagai bagian dari ekspresi perasaan atau karakter seseorang.

4. Kuso (クソ)

Kuso

Kuso adalah kata umpatan dalam bahasa Jepang yang berarti kotoran, atau lebih tepatnya, kotoran manusia. Meskipun kata ini umum digunakan dalam percakapan sehari-hari, tidak dalam situasi formal, seperti di jalan, acara musik, dan media sosial. Kuso juga sering digunakan sebagai ungkapan atau interjeksi yang diam-diam atau tidak tepat.

5. Temee (てめえ)

Temee

Kata “temee” adalah kata umpatan dalam bahasa Jepang yang berarti “kau” atau “kamu”. Kata ini sangat kasar dan sering digunakan sebagai bentuk penghinaan atau ejekan terkait dengan karakter seseorang yang membuat marah atau mudah sensitif.

Kata temee cenderung digunakan dalam situasi di mana ada rasa amarah dan kekesalan, tetapi juga digunakan sebagai bentuk candaan atau gurauan dengan teman dekat atau keluarga sekalian.

Tidak jarang kita mungkin menghadapi situasi terkait dengan umpatan di Jepang. Selain dari uretan dari lawan bicara yang memancing amarah atau perasaan sensitif dari seseorang, satu-satunya cara terbaik untuk menghindari kata-kata kasar atau umpatan adalah dengan menghindari situasi yang memancing kemarahan atau sensitifitas seseorang. Atau dengan lebih teliti dalam mempertimbangkan situasi dan lingkungan sebelum mengeluarkan kata-kata atau ungkapan.

Umpatan yang Sering Digunakan dalam Kehidupan Sehari-hari di Jepang


Umpatan dalam kehidupan sehari-hari di Jepang

Di Jepang, seperti di negara mana pun, istilah kasar dan tidak sopan yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka biasanya bukan etiket, tapi jika kamu sudah mengenal budaya Jepang, maka kamu pasti mendengar umpatan yang sering mereka gunakan dalam kehidupan sehari-harinya.

1. Kuso dan Chikusho


Umpatan kuso di Jepang

Salah satu ungkapan umpatan yang sering terdengar di Jepang adalah “Kuso”. Kuso artinya “sampah” atau “shit”. Ini adalah kata umpatan yang sering digunakan ketika seseorang kesal dan marah. Di Jepang, juga ada kata umpatan serupa yaitu “chikusho” yang memiliki arti sama dengan “kuso”.

2. Bakayarou


Umpatan bakayarou di Jepang

“Bakayarou” adalah kata umpatan sering digunakan dalam bahasa Jepang. Bakayarou artinya “Idiot”. Umpatan ini akan sangat kasar jika dikatakan pada seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Maka, sebagai tamu di Jepang, sangat penting untuk tidak menggunakannya.

3. Aho


Umpatan aho di Jepang

Umpatan “Aho” juga sering digunakan di Jepang. “Aho” berarti bodoh atau tolol. Umpatan ini tidak begitu kasar dibandingkan dengan “Kuso” atau “Bakayarou”. Umpatan ini biasanya digunakan oleh teman atau keluarga untuk bercanda satu sama lain. Namun, tetaplah berhati-hati ketika menggunakan bahasa kasar ini di tempat umum.

Terlepas dari apakah kamu di Jepang atau di negara lain, sangat penting untuk memahami budaya lokal dan tidak menggunakan umpatan yang kasar dan tidak sopan secara tidak tepat. Kendati begitu, memahami umpanan yang ada di tempat tersebut dapat membantumu mengetahui situasi dan dialog yang terjadi.

Cara Menggunakan Umpatan Bahasa Jepang di Tempat Umum


Umpatan dalam Bahasa Jepang

Umpatan atau kata-kata kasar dalam bahasa Jepang seringkali dianggap sebagai bagian dari budaya mereka. Namun, penggunaannya sebaiknya dibatasi dan harus disesuaikan dengan situasi yang tepat. Terlebih jika berada di tempat umum, Anda perlu diingat untuk tetap sopan dan menghindari penggunaan kata-kata yang tidak pantas. Berikut adalah beberapa tips dalam menggunakan umpatan bahasa Jepang di tempat umum:

1. Jangan Gunakan Umpatan di Depan Orang Tak Dikenal

Bicara dengan Orang Tak Dikenal

Ketika berbicara dengan orang tak dikenal, jangan sekali-kali menggunakan umpatan bahasa Jepang. Hal ini dapat membuat kesan buruk dan secara tidak sengaja menyakiti perasaan seseorang. Jadi, pastikan Anda tidak menggunakan umpatan apapun saat berbicara dengan orang yang belum Anda kenal.

2. Gunakan Umpatan Sesuai Situasi

Sesuaikan Umpatan Sesuai Situasi

Umpatan dalam bahasa Jepang memiliki berbagai macam jenis dan tingkatannya. Ada umpatan yang khusus untuk situasi yang ekstrem, seperti di dalam kecelakaan atau saat terjadi musibah. Meskipun begitu, bukan berarti Anda bebas menggunakan umpatan kata tersebut di situasi yang lebih ringan. Pastikan Anda menggunakan umpatan yang sesuai dengan situasi yang sedang terjadi.

3. Gunakan Umpatan dengan Teman Dekat

Gunakan Umpatan dengan Teman Dekat

Umpatan seringkali digunakan di kalangan teman dekat sebagai bentuk keakraban dan persahabatan. Meskipun begitu, pastikan Anda tidak menggunakannya di depan orang yang tidak dikenal. Selain itu, pastikan juga teman Anda merasa nyaman dengan penggunaan umpatan tersebut.

4. Jangan Gunakan Umpatan di Tempat Umum

Jangan Gunakan Umpatan di Tempat Umum

Hal yang paling penting adalah jangan menggunakan umpatan dalam bahasa Jepang di tempat umum. Anda berisiko terlihat tidak sopan dan secara tidak sengaja menyebarkan budaya tidak baik. Jadi, pastikan Anda menyimpan umpatan tersebut di dalam lingkungan yang tepat, dan selalu ingat untuk tetap sopan saat berada di tempat umum.

5. Belajar Umpatan yang Pantas Digunakan

Belajar Umpatan yang Pantas Digunakan

Terakhir, jika Anda tertarik dengan budaya dan bahasa Jepang, tidak ada salahnya untuk belajar beberapa umpatan yang pantas digunakan dalam situasi yang tepat. Pastikan Anda belajar dari sumber yang tepat dan memahami penggunaannya dengan benar, agar tidak terjadi kesalahpahaman dan membuat kesan buruk pada orang lain.

Umpatan dalam bahasa Jepang bukanlah sesuatu yang sepenuhnya buruk, namun perlakuan Anda terhadap kata tersebut yang menjadi kunci. Pastikan untuk menghindari penggunaan umpatan di tempat umum dan selalu memperhatikan situasi dan kondisi sebelum mengeluarkan umpatan. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda yang sedang belajar bahasa Jepang.

Tantangan dalam Menggunakan Umpatan Bahasa Jepang untuk Orang Asing


Japanese Cursing

Umpatan atau kata kasar dalam Bahasa Jepang seringkali menjadi tantangan bagi orang yang belajar bahasa tersebut, terutama bagi orang asing yang ingin menggunakan bahasa Jepang dalam percakapan sehari-hari di Jepang. Hal ini karena umpatan dalam Bahasa Jepang sangatlah berbeda dengan umpatan dalam bahasa lainnya. Selain itu, pemilihan kata kasar saat berbicara di Jepang juga sangat dipengaruhi oleh faktor budaya dan konteks percakapan.

Berikut ini adalah beberapa tantangan dalam menggunakan umpatan bahasa Jepang untuk orang asing:

1. Tidak Mengerti Arti Sebenarnya

Japanese Translations

Salah satu tantangan dalam menggunakan umpatan bahasa Jepang untuk orang asing adalah terkadang sulitnya untuk mengerti arti sebenarnya dari kata kasar tersebut. Beberapa kata kasar dalam Bahasa Jepang memiliki arti ganda yang sangat berbeda tergantung pada konteks atau situasinya. Oleh karena itu, sebelum menggunakan kata kasar tersebut, sebaiknya pastikan untuk memahami artinya dengan benar.

2. Merasa Tidak Nyaman

Japanese Culture Shock

Budaya Jepang sangat menghargai sopan santun dan adab. Oleh karena itu, beberapa orang asing mungkin merasa tidak nyaman menggunakan kata kasar dalam percakapan sehari-hari di Jepang. Hal ini disebabkan karena budaya Jepang memiliki norma-norma yang sangat berbeda dengan budaya negara asal orang tersebut.

3. Menerapkan Umpatan di Tempat yang Tidak Sesuai

Japanese Etiquette

Ketika menggunakan umpatan dalam Bahasa Jepang, sebaiknya perhatikan juga tempat dan situasi yang tepat. Terutama saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau orang yang memiliki status sosial yang lebih tinggi. Jangan sampai umpatan tersebut melebihi batas etika atau akan berakibat fatal.

4. Kurangnya Pemahaman Budaya

Japanese Cultural Knowledge

Pemilihan kata kasar dalam Bahasa Jepang sangat dipengaruhi oleh faktor budaya dan konteks. Misalnya, jika seseorang ingin menyampaikan rasa ketidaksukaannya terhadap makanan tertentu, orang tersebut akan menggunakan kata kasar yang berbeda jika sedang makan di restoran mewah dan jika sedang makan di restoran biasa. Oleh karena itu, apabila seseorang tidak memahami budaya Jepang, dia mungkin akan kesulitan dalam memilih kata kasar yang tepat untuk situasi tersebut.

5. Kesulitan dalam Pengucapan

Japanese Pronunciation

Bahasa Jepang memiliki banyak bunyi yang tidak biasa bagi orang asing. Hal ini bisa menjadi tantangan saat berbicara dan mencoba untuk menggunakan kata kasar dalam Bahasa Jepang. Pengucapan yang kurang benar bisa membuat makna dari kata tersebut berubah dan mungkin juga dianggap tidak pantas dalam situasi tersebut.

Itulah beberapa tantangan dalam menggunakan umpatan bahasa Jepang untuk orang asing. Oleh sebab itu, sebelum menggunakan umpatan dalam percakapan di Jepang, sebaiknya orang asing mempelajari terlebih dahulu arti, konteks yang tepat dan pengucapan yang benar. Sehingga, bisa meminimalisir kekeliruan dalam menggunakan kata kasar tersebut.

Iklan