Pengertian dari “Itadakimasu” dan Asal Usulnya


Itadakimasu Bahasa Indonesia

Itadakimasu adalah kata yang sering diucapkan oleh orang Jepang sebelum mulai makan. Kata tersebut berasal dari bahasa Jepang yang artinya “terima kasih atas makanan yang diberikan” atau “saya akan makan”. Berbeda dari tradisi makan di masyarakat Barat, mereka tidak langsung memulai makanan begitu saja, melainkan memulai makan dengan mengucapkan kata tersebut. Bagi masyarakat Jepang, mengucapkan Itadakimasu sebelum makan merupakan simbol penghargaan terhadap makanan yang diberikan. Kata ini juga memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur dan rasa hormat kepada orang yang telah menyajikan makanan.

Asal usul kata Itadakimasu sendiri tidak dapat dipastikan. Namun, istilah ini terkait dengan budaya dan tradisi makanan di Jepang yang serba berbeda dengan masyarakat Barat. Dalam masyarakat Jepang, makan bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan biologis, tetapi juga memiliki konotasi sosial dan spiritual yang dalam. Hal ini tampak dari bentuk dan gaya penyajian makanan serta ritual sebelum dan saat makan. Bagi mereka, makanan tidak hanya bisa memenuhi rasa lapar, tetapi juga dapat membuat mereka merasa tenang dan bahagia.

Masyarakat Jepang juga memiliki komitmen yang kuat terhadap kelestarian sumber daya alam, termasuk kaitannya dengan makanan. Sebagai sebuah budaya yang menghargai keseimbangan dan harmoni, mereka berusaha mengolah makanan dengan cara yang yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Salah satu contoh yang paling terkenal dari praktek ini adalah teknik bercocok tanam “No-Till Farming”, yang telah meraih banyak penghargaan internasional.

Kesimpulannya, Itadakimasu adalah sebuah kata penting dan simbolik dalam budaya makanan Jepang. Ucapan ini merupakan sebuah ungkapan rasa syukur dan penghormatan bagi makanan yang diberikan oleh orang lain, serta merupakan refleksi dari penghargaan mereka terhadap keseimbangan alam. Dengan menghargai dan merawat makanan dengan baik, mereka berharap dapat mencapai dan memelihara harmoni baik dalam makanan dan hubungan sosialnya dengan orang lain.

Makna dan Filosofi di Balik Ungkapan “Itadakimasu”


Itadakimasu

Itadakimasu, merupakan kata-kata yang sering kita dengar saat makan, berasal dari bahasa Jepang yang mempunyai arti “saya menerima”. Walaupun terkesan seperti ungkapan biasa saat makan di Jepang, ternyata di balik ungkapan tersebut terdapat makna dan filosofi yang sangat dalam.

Asal-usul Itadakimasu


Kanji Itadakimasu

Itadakimasu adalah sebuah kata dalam bahasa Jepang yang berasal dari kata “Itadaku” yang sebenarnya digunakan dalam situasi yang berbeda. Itadaku sendiri digunakan untuk menyebut menerima sesuatu, baik secara fisik maupun non-fisik. Jadi, Itadakimasu sebenarnya memiliki makna yang lebih luas daripada hanya sekadar ucapan saat seorang Jepang makan.

Makna Itadakimasu


Itadakimasu meaning

Ketika seseorang mengucapkan Itadakimasu sebelum makan, artinya mereka sedang memberikan penghormatan terhadap bahan makanan yang disajikan atau keberadaan rumah tangga dan situasi yang mengelilingi makanan tersebut. Selain itu, Itadakimasu juga mempunyai filosofi yang sangat penting di dalam kebudayaan Jepang.

Filosofi Itadakimasu


Itadakimasu in drama anime

Filosofi Itadakimasu sangat ditekankan di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Hal ini berkaitan dengan pandangan masyarakat Jepang bahwa persembahan, penerimaan, dan berterima kasih merupakan tiga unsur yang sangat penting untuk dijaga keseimbangannya. Itulah sebabnya mengapa ketika seseorang menerima makanan, baik dalam situasi keluarga, restoran, maupun kerja, mereka akan mengucapkan Itadakimasu, sebagai bentuk rasa berterima kasih terhadap pihak yang memberikan makanan tersebut.

Dalam kebudayaan Jepang, Itadakimasu juga diasosiasikan dengan rasa syukur terhadap orang-orang yang telah bekerja keras mempersiapkan makanan yang disajikan. Oleh karena itu, ketika seseorang telah selesai makan, mereka juga akan mengucapkan “gochisousama deshita” sebagai tanda terima kasih kepada orang yang menyajikan makanan tersebut.

Nah, itulah makna dan filosofi di balik ungkapan Itadakimasu. Dalam kebudayaan Jepang, Itadakimasu tidak hanya sekadar ucapan saat makan, tetapi juga menunjukkan rasa terima kasih dan penghargaan terhadap orang yang memberikan makanan, keberadaan makanan itu sendiri, dan situasi yang mengelilinginya.

Tradisi Makan Jepang dan Pentingnya “Itadakimasu”


Gambar Tradisi Makan Jepang dan Pentingnya Itadakimasu

Makanan bukan hanya sekadar sumber nutrisi bagi orang Jepang, tetapi juga memiliki arti penting yang mendalam dalam budaya mereka. Tradisi makan Jepang sangat terkenal dengan keramahan dan rasa terima kasih. Ada suatu ungkapan yang selalu diucapkan oleh orang Jepang sebelum mereka makan, yaitu “Itadakimasu”. Ungkapan ini memiliki makna yang lebih dalam daripada hanya sekadar ucapan terima kasih sebelum makan.

Tradisi makan Jepang juga terkenal dengan menu yang disajikan dengan segala keindahannya. Bukan hanya tampilan dari sajian yang indah, namun juga cara orang Jepang menyantap makanan yang mereka nikmati. Dalam tradisi makan Jepang, cara mengambil makanan di piring umumnya menggunakan sumpit atau chopstick, alat makan berupa satu pasang batang kayu atau bambu yang digunakan untuk mengambil makanan atau mengaduk sup.

Hal ini dilakukan agar orang Jepang dapat menikmati makanan dengan penuh rasa syukur dan menghargai setiap detil makanan yang disajikan. Makanan di Jepang akan dirayakan, diberikan perhatian tanpa cela, dan dimakan dengan hati yang tenang. Tradisi ini tercermin pada cara bagaimana mereka mengucapkan “Itadakimasu”.

“Itadakimasu” diucapkan sebelum memulai makan. Saat mengucapkannya, orang Jepang meletakkan kedua tangan di atas meja sambil menundukkan kepala sebagai bentuk penghormatan kepada makanan yang disajikan, orang yang menyediakan makanan, dan melampirkan rasa syukur kepada Tuhan. Dalam tradisi makan Jepang, makanan dianggap sebagai sesuatu yang diutus oleh Tuhan dan harus diperlakukan dengan hormat.

Dalam “Itadakimasu”, terdapat makna “saya menerima makanan ini.” Orang Jepang memahami bahwa makanan yang ada di hadapan mereka tidaklah mudah didapatkan. Ada banyak usaha, waktu dan tenaga yang diberikan untuk bisa mengonsumsi makanan yang disuguhkan. Orang Jepang menghargai semua itu dan mengucapkan “Itadakimasu” sebagai simbol rasa syukur mereka atas nikmat makanan tersebut.

Selain arti yang sudah disebutkan di atas, “Itadakimasu” juga memiliki makna lain, yaitu sebagai simbol penghormatan pada orang yang memberi makanan, mulai dari ibu di rumah sampai restoran mahal dengan chef kelas dunia. Dalam budaya Jepang, rekan kerja atau teman yang mengajak makan tentu akan dihormati dengan ucapan “Itadakimasu”. Perilaku seperti ini menjadi tanda bahwa makanan yang disajikan bukanlah hanya sekadar sarana untuk memuaskan hasrat belaka, melainkan juga sarana untuk membangun hubungan yang harmonis dengan sesama.

Dari itu, bisa disimpulkan bahwa “Itadakimasu” memiliki arti yang sangat penting dalam budaya makan Jepang, yaitu sebagai bentuk rasa syukur dan penghargaan terhadap makanan serta orang yang memberikannya. Selain itu, ungkapan ini juga menjadi tanda penghormatan pada saat mengajak makan orang lain, makan bersama teman dan keluarga, serta merayakan momen-momen penting.

Variasi “Itadakimasu” di Seluruh Wilayah Jepang


Itadakimasu di Seluruh Wilayah Jepang

Siapa yang tidak kenal dengan istilah “itadakimasu” saat makan di restoran Jepang atau saat menyantap sushi dalam sebuah tempat? Istilah tersebut merupakan ucapan syukur ketika seseorang akan memulai makan. Namun, ada banyak sekali variasi itadakimasu di seluruh wilayah Jepang.

1. Kanto

Itadakimasu di Wilayah Kanto

Wilayah Kanto dikenal mengatakan “itadakimasu” secara singkat, yaitu “daku” atau “dakimasu”. Hal ini dikarenakan masyarakat di Kanto dikenal sangat sibuk dan suka memendekkan kata-kata. Meskipun pendek, makna di baliknya tetap sama yaitu ucapan syukur dan terima kasih sebelum makan.

2. Kansai

Itadakimasu Wilayah Kansai

Di wilayah Kansai, orangnya dikenal cukup ekspresif dan ramah. Hal ini terdapat pada cara mereka mengucapkan itadakimasu yaitu “meshiagare”. Kata-kata ini memiliki makna ucapan untuk memohon izin dan meminta hidangan. Namun, walaupun terlihat sebagai permintaan, kata-kata tersebut tetap dianggap sebagai bentuk ucapan syukur sebelum makan.

3. Kyushu

Itadakimasu Wilayah Kyushu

Di wilayah Kyushu, itadakimasu diucapkan secara berbeda yaitu “umatsudon” atau “umaitai”. Kata-kata tersebut berasal dari bahasa Kyushu dan memiliki arti “saya ingin memakan makanan yang lezat”. Meskipun terdengar cukup spesifik, makna tersebut tetap sama yaitu ucapan syukur sebelum makan.

4. Tohoku

Itadakimasu Wilayah Tohoku

Wilayah Tohoku menggunakan itadakimasu dengan istilah “choroima”. Istilah tersebut terdengar agak kasar, tapi hal ini merupakan gaya masyarakat di Tohoku yang dikenal tegas, jujur, dan kuat. Meskipun terdengar kasar, makna di balik kata tersebut tetap sama yaitu ucapan syukur dan terima kasih sebelum makan.

5. Shikoku

Itadakimasu Wilayah Shikoku

Di wilayah Shikoku, itadakimasu memiliki istilah “meshitan”. Istilah tersebut merupakan istilah akrab (dialek) yang digunakan di Shikoku. Makna di baliknya tetap sama dengan ucapan syukur sebelum melahap hidangan. Shikoku juga dikenal memiliki kemiripan dengan Kyushu terkait variasi ucapan itadakimasu.

Jadi, itulah variasi itadakimasu di seluruh wilayah Jepang. Meskipun istilah tersebut mungkin berbeda-beda, makna di baliknya tetap sama yaitu sebagai bentuk ucapan syukur dan terima kasih sebelum makan. Bagaimana, kamu lebih suka menggunakan itadakimasu yang mana?

“Itadakimasu” dalam Konteks Budaya dan Etika Makan Jepang


Itadakimasu bahasa indonesia

Itadakimasu adalah ungkapan Jepang yang sering diucapkan sebelum makan. Tidak hanya sekadar ucapan, Itadakimasu juga mencerminkan budaya dan etika makan yang dipegang teguh oleh masyarakat Jepang. Bagi masyarakat Jepang, makan bukan hanya sekadar kebutuhan fisiologis, namun juga memiliki nilai estetika dan spiritual. Oleh karena itu, di dalam makanan terdapat penghormatan yang harus diberikan. Mari kita bahas lebih jauh tentang “Itadakimasu” dalam konteks budaya dan etika makan Jepang.

Budaya Makan Jepang


Budaya Makan Jepang

Makanan menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Jepang. Di Jepang, makanan tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan agar tetap hidup, namun juga mempunyai makna yang dalam. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan bahasa dalam makan Jepang, di mana kata “taberu” (makan) sering disandingkan dengan “ikuji” yang artinya benar-benar hidup atau “ikiru” yang artinya hidup. Selain itu, masyarakat Jepang mempercayai bahwa makanan selalu dimasak dengan hati serta memiliki penuh makna sehingga harus dihormati dan disajikan dengan baik.

Etika Makan Jepang: “Itadakimasu”


Etika Makan Jepang

Salah satu bentuk penghormatan terhadap makanan adalah dengan mengucapkan “Itadakimasu” sebelum makan. Ungkapan ini tidak hanya sebagai bentuk penghormatan terhadap makanan, namun juga sebagai rasa syukur kepada orang yang menyediakan makanan dan pada kehidupan. “Itadakimasu” sendiri berasal dari bahasa Jepang kuno yang artinya “saya akan menerimanya”. Dalam konteks makan, pengucapan “Itadakimasu” juga diharapkan dapat menenangkan diri dan memusatkan perhatian pada makanan. Selain “Itadakimasu”, ada banyak lagi etika makan Jepang seperti cara memegang sumpit, tidak bersuara saat makan, dan makan menyisakan sedikit di piring sebagai tanda rasa syukur.

Kegunaan Lain dari “Itadakimasu”


Kegunaan Lain dari Itadakimasu

Selain digunakan sebagai ungkapan sebelum makan, “Itadakimasu” juga dapat digunakan dalam berbagai situasi lain di Jepang. Misalnya, ketika menerima hadiah atau sesuatu dari orang lain, orang yang menerimanya harus mengucapkan Itadakimasu sebagai ungkapan terima kasih. Di Jepang, bahasa merupakan bentuk penghormatan dan sopan santun yang harus dijaga, oleh karena itu, banyak sekali ungkapan yang harus diperhatikan.

Conclusion


conclusion

“Itadakimasu” merupakan bentuk penghormatan terhadap makanan dan juga orang yang menyediakan makanan. Di Jepang, makanan adalah bagian penting dari budaya dan dianggap sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan. Oleh karena itu, etika makan Jepang sangat berbeda dengan kebiasaan makan di negara lain. Di dalam etika makan Jepang, penggunaan bahasa juga menjadi penting. Karenanya, orang yang ingin belajar etika makan Jepang harus memperhatikan cara berbahasa yang benar dan sopan.

Iklan