Pengertian Dakuon


dakuon adalah gambar

Dakuon adalah salah satu elemen penting dalam huruf Kanji (hieroglif Jepang) dan Hiragana (sistem tulisan Jepang) serta Katakana (sistem tulisan Jepang untuk menyampaikan kata-kata yang berasal dari bahasa asing). Pada dasarnya, dakuon adalah simbol di atas huruf atau karakter lain yang menandakan pelafalan dari huruf atau karakter tersebut memiliki bunyi ganda atau dua kali, dengan intonasi yang lebih keras dan keras.

Secara harfiah, ‘dakuon’ dalam bahasa Jepang dapat diartikan sebagai ‘suara yang ditekan’. Ini mengacu pada intonasi lebih keras dan jelas yang harus dibuat ketika membaca suku kata atau huruf yang dicap dengan simbol dakuon. Dalam bahasa Inggris, simbol dakuon diterjemahkan sebagai ‘voiced sound mark’ atau ‘diacritic mark’.

Simbol dakuon sendiri ditandai oleh dua tanda bulat kecil (°) yang ditempatkan di atas suku kata atau huruf yang akan dicap. Dalam tulisan Kanji dan Hiragana, simbol dakuon juga bisa ditemukan dalam kombinasi hiragana dan katakana.

Sebagai contoh, kata ‘hakase’ (profesor) ditulis dalam huruf Kanji sebagai 博士 namun dalam tulisan Hiragana bisa ditulis sebagai はかせ, yang capnya dibarengi dengan simbol dakuon. Simbol dakuon dalam kata ‘hakase’ ditunjukkan oleh tanda bulat kecil di atas huruf ‘ka’ (はせ).

Simbol dakuon sama pentingnya dengan simbol handakuon yang juga digunakan dalam bahasa Jepang. Simbol handakuon ditandai oleh simbol lingkaran kecil di atas huruf atau karakter dan menandakan pelafalan huruf atau karakter tersebut memiliki bunyi naga atau tidak ada bunyi atau suara sama sekali.

Dalam bahasa Jepang, pemahaman tentang dakuon adalah penting karena beberapa kata hanyalah akan dikenali jika pelafalannya benar. Oleh karena itu, bagi individu yang tertarik untuk mempelajari bahasa Jepang, penting untuk mendapatkan pemahaman yang kuat tentang penggunaan simbol dakuon.

Sejarah Penulisan Dakuon


Dakuon adalah

Penggunaan aksara Hiragana merupakan salah satu unsur penting dalam bahasa Jepang. Ada sekitar 45 aksara Hiragana yang digunakan dalam penulisan bahasa Jepang, namun di antara semua aksara tersebut, hanya ada tiga jenis aksara yang disebut dengan “Dakuon”. Ketiga jenis aksara ini memiliki tanda yang sama, yaitu dua garis kecil atau titik yang terletak di sebelah kanan atas.

Pada setiap aksara Dakuon, tanda ini menandakan bahwa bunyi dari huruf tersebut harus diperkuat atau didobelkan. Oleh karena itu, Dakuon sering juga disebut sebagai “huruf ganda” dalam bahasa Jepang. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang sejarah penulisan Dakuon dan bagaimana tanda ini digunakan pada bahasa Jepang.

Dakuon

Dakuon pertama kali muncul pada periode Heian (794 – 1185) sebagai bagian dari pengembangan sistem aksara Hiragana. Pada masa itu, aksara yang digunakan untuk menulis bahasa Jepang masih mencampurkan aksara Kanji, yang merupakan aksara yang berasal dari bahasa China dan dipinjamkan ke bahasa Jepang. Namun, karena jumlah aksara Kanji yang banyak, maka penggunaannya menjadi sulit bagi orang awam yang hendak menulis huruf Jepang.

Sistem aksara Hiragana kemudian dikembangkan oleh para pendeta Buddha dan dijadikan sebagai alternatif penulisan dalam bahasa Jepang. Pada awalnya terdapat hanya 31 aksara Hiragana, namun seiring dengan perkembangan zaman, jumlah aksara tersebut semakin bertambah hingga akhirnya menjadi 45 aksara seperti yang digunakan sekarang.

Adapun tiga jenis aksara Dakuon terdiri dari: が (ga), ぎ (gi), dan ぐ (gu) yang semuanya mengandung tanda Dakuon. Penggunaan Dakuon pada ketiga aksara tersebut berfungsi untuk membedakan bunyi dan pengucapan antara aksara tersebut dengan aksara yang mirip tanpa tanda Dakuon. Seperti misalnya, aksara か (ka) akan memiliki pengucapan yang berbeda dengan aksara が (ga) yang memiliki tanda Dakuon pada huruf g-nya.

Meskipun saat ini aksara Hiragana sudah tidak lagi digunakan dalam penulisan resmi bahasa Jepang dan digantikan oleh aksara Kanji serta Katakana, penggunaan Dakuon masih berlaku hingga saat ini pada penulisan aksara Hiragana dalam bahasa Jepang. Pemahaman terhadap Dakuon sangatlah penting dalam mempelajari bahasa Jepang, karena salah satu ciri khas dari bahasa Jepang adalah aturan pengucapan yang detail dan memperhatikan setiap huruf yang ada.

Iklan