Apa Itu Shite?


Shite di Indonesia

Shite, dalam bahasa Inggris, biasanya merujuk pada sesuatu yang buruk atau tidak baik. Namun, di Indonesia istilah “shite” sering kali disalahartikan dengan kata “sait” dalam bahasa Jepang yang artinya “dunia bawah” atau “dunia kematian”.

Misunderstandings seperti ini terjadi karena dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia, terdapat beberapa kata yang terdengar sama, namun memiliki arti yang berbeda. Sehingga, penggunaan kata “shite” dalam percakapan sehari-hari menjadi rumit dan membuat orang merasa bingung. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami arti kata “shite” yang sebenarnya.

Secara sederhana, kata “shite” dapat diartikan sebagai “sampah” atau “barang bekas yang tidak berguna lagi”. Misalnya, ketika kita memiliki pakaian lama yang sudah tidak dipakai, maka pakaian tersebut dapat disebut sebagai “shite”. Dalam konteks lain, “shite” juga bisa merujuk pada sesuatu yang tidak enak atau buruk seperti makanan yang busuk atau tempat yang kotor.

Namun, penggunaan kata “shite” dalam bahasa Indonesia tidak selalu negatif. Terkadang, kata tersebut digunakan sebagai kata pengganti “s***t” dalam bahasa Inggris. Misalnya, ketika ingin memberikan tanggapan negatif terhadap suatu situasi, orang Indonesia sering mengatakan “Shite!” atau “Sumpah, shite deh!”

Meskipun penggunaan kata “shite” dalam percakapan sehari-hari terkadang membuat orang merasa bingung, namun hal ini tidaklah terlalu penting jika melihat penggunaannya dalam konteks yang tepat. Namun, sebaiknya tetap menggunakan istilah yang tepat dalam percakapan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan penafsiran yang salah.

Dalam budaya Jepang, kata “shite” biasanya digunakan dalam konteks kepercayaan dan biaya ritual keagamaan. Sebagai contohnya, dalam ritual kepercayaan Shinto, shite adalah orang yang menjadi medium antara dewa dan manusia. Sedangkan, dalam ritual pernikahan, shite merupakan orang yang bertugas untuk memimpin upacara prosesi pernikahan.

Selain itu, “shite” juga digunakan dalam beberapa jenis teater tradisional Jepang seperti Noh, Kabuki, dan Bunraku. Dalam teater ini, “shite” adalah pemain utama yang memainkan peran protagonis dalam cerita dan memiliki kemampuan vokal dan gerak tubuh yang luar biasa.

Maka, apapun arti kata “shite” yang digunakan dalam percakapan atau budaya Jepang, sebaiknya kita tetap menghargai dan menghormati keberadaan kata tersebut. Kita harus berusaha untuk memahaminya dengan baik dan tidak menafsirkannya secara salah.

Asal-Usul Shite


Shite Indonesia

Shite adalah salah satu aliran dalam Islam yang memuja Ali, sepupu Nabi Muhammad, sebagai pemimpin umat Muslim. Meski agama Shia diperkenalkan ke Indonesia sejak melewati peran sejumlah saudagar dari Persia dan Arab, tetapi munculnya klaian tradisional biasa disebut dengan Roma agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat awam. Aliran Shite memiliki pengaruh di sejumlah negara Asia dan Afrika, salah satunya di Indonesia. Pengikut Syiah di Indonesia dilaporkan terdiri dari campuran orang Persia yang datang ke Indonesia sebagai pedagang, pelajar dari Timur Tengah, dan warga asli beragama Islam di Indonesia.

Indonesia Islam Shite

Meski memiliki pengikut yang cukup signifikan di beberapa wilayah Indonesia, tetapi Syiah atau Shite di Indonesia sampai saat ini belum diterima secara resmi oleh pemerintah. Menurut sebuah laporan, jumlah pengikut Syiah di Indonesia sekitar 2 juta orang, namun kedatangan Syiah di Indonesia tidak sesuai dengan ideologi Pancasila dan pemerintah Republik Indonesia yang menganut ajaran Islam Sunni. Oleh karena itu, Syiah dianggap sebagai agama sesat di Indonesia.

Tetapi, Syiah tetap memiliki tempat di wilayah Indonesia, terutama di Pulau Madura dan beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta dan Bandung. Wilayah pegunungan Jawa Barat dikenal sebagai basis Syiah di Indonesia dengan Ribatul Huda, sebuah pondok pesantren Syiah terbesar di Indonesia. Ribatul Huda mendidik pengikut Shia dengan doktrinnya, menyebarkan pemikirannya, dan meyakinkan agar mereka mengikuti ajaran Syiah. Selain itu, ada beberapa organisasi Syiah di Indonesia yang membantu pengikut Syiah memahami ajarannya dan menyatukan mereka.

Pengikut Shia sudah terlebih dahulu datang ke Indonesia sebelum dianggap sebagai agama sesat. Selain itu, kedatangan pedagang Muslim dari Timur Tengah ke Indonesia juga memperkenalkan ajaran Syiah di Indonesia. Pengaruh Syiah tidak hanya dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam bidang sosial-politik. Beberapa tokoh penting seperti Ahmad Basarah, Gus Mus dan lainnya yang merupakan pengikut Syiah, menjalankan praktiknya sebagai aktivis Islam dan tokoh-dalam bidang politik di Indonesia

Asal-usul Syiah adalah sebuah topik besar dan bagi sebagian besar umat Islam, Syiah masih dianggap sebagai agama sesat. Meskipun begitu, Syiah masih memiliki tempat di beberapa wilayah Indonesia dan memiliki pengikut setia yang yakin dengan ajaran Syiah. Ajaran Syiah tidak hanya mengajarkan hal-hal yang didasarkan pada keyakinan agama, tetapi juga tentang bagaimana menjalin hubungan sosial dengan orang lain. Tentu saja, ini menjadi sesuatu yang sangat penting bagi para pengikut Syiah di Indonesia.

Fungsi Shite dalam Kalimat Bahasa Jepang


Fungsi Shite dalam Kalimat Bahasa Jepang

Shite adalah salah satu kosakata dalam bahasa Jepang yang biasa digunakan dalam pembentukan kalimat. Dalam bahasa Indonesia, shite diterjemahkan sebagai “dengan”. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang pengertian, fungsi, serta pembentukan kalimat dengan menggunakan shite.

Pengertian Shite

Istilah shite merupakan konjungsi atau kata penghubung yang sering digunakan dalam bahasa Jepang untuk memberikan informasi tentang cara atau alasan terjadinya suatu kegiatan. Secara harfiah, shite diartikan sebagai “melakukan / mengerjakan” sehingga dalam pembentukan kalimat, sering diterjemahkan sebagai “dengan melakukan / dengan mengerjakan”.

Shite sendiri sering digunakan untuk menyampaikan informasi dalam bahasa Jepang, baik itu tentang pergaulan sehari-hari maupun kegiatan yang lebih formal seperti diskusi bisnis. Selain itu, shite juga digunakan untuk menggambarkan aksi atau aktivitas yang sedang berlangsung, menyatakan fakta, serta mengekspresikan pendapat dengan cara yang lebih halus.

Fungsi Shite dalam Kalimat Bahasa Jepang

Sebagai salah satu kata penghubung dalam bahasa Jepang, shite mempunyai fungsi yang cukup penting dalam pembentukan kalimat. Beberapa fungsi yang biasa diemban oleh shite diantaranya:

1. Memberikan informasi tentang cara melakukan suatu kegiatan

Shite sering digunakan untuk memberikan informasi tentang cara melakukan suatu kegiatan. Contohnya, “Watashi wa supuringu shite tomodachi to hanashimasu” yang artinya “Saya berbicara dengan teman sambil browsing”. Kata “shite” di sini menunjukkan bagaimana suatu kegiatan dilakukan. Oleh sebab itu, shite sering diterjemahkan menjadi “dengan melakukan” dalam kalimat.

2. Menyatakan fakta

Shite juga bisa digunakan untuk menyatakan fakta yang sedang terjadi. Contohnya, “Anata ga benkyou shite iru,” yang berarti “Anda sedang belajar”. Di sini, kata “shite” menunjukkan kegiatan yang sedang dilakukan sehingga kalimat bisa memperjelas apa yang sedang terjadi pada subjek kalimat.

3. Mengekspresikan pendapat

Shite juga bisa digunakan untuk mengekspresikan pendapat dengan cara yang lebih halus. Contohnya, “Kanojo wa ii koto shite iru to omou,” yang artinya “Saya berpikir dia melakukan hal yang baik”. Kata “shite” di sini mengemukakan pendapat mengenai tindakan yang dilakukan oleh subjek kalimat dengan cara yang lebih sopan dan menghargai perasaan orang lain.

4. Mengaitkan antara konsep dalam kalimat

Selain itu, shite juga digunakan untuk mengaitkan antara konsep dalam kalimat. Contohnya, “Kare wa shuukyuu shite iru aida ni jugyouchuu desu,” yang artinya “Dia adalah seorang siswa yang belajar sambil bermain sepak bola”. Dalam kalimat tersebut, shite digunakan untuk menghubungkan antara konsep “belajar” dan “main sepak bola” yang dilakukan secara bersamaan.

Cara Menggunakan Shite dalam Pembentukan Kalimat

Untuk menggunakan shite dalam pembentukan kalimat, berikut adalah beberapa aturan dan tata bahasa yang harus diperhatikan:

1. Shite ditempatkan setelah kata benda atau kata kerja

Shite harus ditempatkan setelah kata benda atau kata kerja sebagai objek dalam kalimat. Contohnya, “Kare wa mainichi rajio shite ongaku wo kikitai,” yang berarti “Dia ingin mendengar musik dengan mendengarkan radio setiap hari”. Pada kalimat tersebut, kata “shite” ditempatkan setelah kata kerja “mendengarkan radio” sebagai objek.

2. Shite bisa digunakan sebagai pengganti kata penghubung lainnya

Shite juga bisa digunakan sebagai pengganti kata penghubung lainnya seperti de, ni, to, dan kara. Contohnya, “Piano shite junbi shimasu” yang artinya “Saya membuat persiapan dengan memainkan piano”. Kata “shite” pada contoh kalimat tersebut di sini menggantikan penggunaan kata penghubung “de” (dengan).

3. Shite juga bisa digunakan sebagai kalimat jadi

Selain berfungsi sebagai kata penghubung, shite juga bisa digunakan sebagai kalimat jadi. Contohnya, “Ashita denwa shite,” yang artinya “Telepon besok.” Pada kalimat ini, shite digunakan sebagai kalimat perintah dengan kata kerja telpon atau berkomunikasi.

Kesimpulan

Shite merupakan sebuah kata penghubung dalam bahasa Jepang yang memberikan informasi tentang cara atau alasan terjadinya suatu kegiatan atau perbuatan. Fungsi utama dari shite sendiri sangat beragam, mulai dari memberikan informasi tentang aksi atau aktivitas yang sedang berlangsung, menyatakan fakta, hingga mengekspresikan pendapat dengan cara yang lebih halus. Untuk bisa menggunakan shite dengan benar, Anda harus memperhatikan tata bahasa dan aturan dalam pembentukan kalimat.

Jenis-Jenis Shite


Jenis-Jenis Shite

Shite adalah kata sumpah serapan dari bahasa Inggris. Di Indonesia, kata ini sering digunakan sebagai ungkapan emosi, syukur, atau kejutan. Dalam penggunaannya, shite dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut adalah jenis-jenis shite yang sering digunakan di Indonesia.

1. Shite Biasa

Shite Biasa

Jenis shite yang paling umum adalah shite biasa. Shite ini digunakan untuk menyatakan rasa kaget, keheranan, atau ketidakpercayaan. Misalnya, saat melihat sesuatu yang tak terduga atau mendengar berita yang mengejutkan, kita bisa mengatakan “shite” dengan nada takjub.

2. Shite Perasaan

Shite Perasaan

Shite perasaan atau love shite digunakan untuk menyatakan rasa sayang atau cinta pada seseorang. Shite jenis ini biasanya digunakan di antara pasangan kekasih atau orang yang sedang jatuh cinta. Misalnya, ketika seseorang ingin mengucapkan perasaannya pada pasangannya, mereka bisa mengatakan “shite” dengan nada penuh kelembutan.

3. Shite Kegembiraan

Shite Kegembiraan

Shite jenis ini digunakan untuk menyatakan kebahagiaan atau kegembiraan pada momen tertentu. Misalnya, ketika menang dalam latihan olahraga atau saat seseorang mengumumkan bahwa dia akan menikah, kita bisa mengucapkan “shite” dengan nada membahagiakan.

4. Shite Marah

Shite Marah

Shite marah atau angry shite digunakan ketika seseorang merasa marah atau kesal pada sesuatu atau seseorang. Shite jenis ini biasanya disertai dengan nada yang keras dan tegas. Ingatlah bahwa ketika Anda menggunakan shite marah, pastikan bahwa Anda tidak menyakiti perasaan orang lain.

Di Indonesia, shite telah menjadi bagian dari percakapan sehari-hari. Meskipun sering digunakan sebagai bentuk ungkapan emosi, shite juga dapat digunakan sebagai bentuk humor atau ejekan. Penting untuk mengingat bahwa setiap kata yang kita ucapkan memiliki kekuatan. Oleh karena itu, gunakanlah shite dengan bijak dan sesuai konteks.

Contoh Penggunaan Shite dalam Kalimat Bahasa Jepang


Penggunaan Shite dalam Kalimat Bahasa Jepang

Bahasa Jepang memiliki banyak kata bantu yang digunakan dalam pembentukan kalimat. Salah satu dari kata bantu tersebut adalah “shite”. Kata “shite” berasal dari bahasa Jepang “suru” yang artinya melakukan atau membuat. Kata “shite” ini sering digunakan dalam kalimat bahasa Jepang dan memiliki beberapa arti tergantung pada konteks kalimatnya. Berikut adalah contoh penggunaan “shite” dalam kalimat bahasa Jepang.

1. Menggunakan “Shite” sebagai Kata Kerja

Menggunakan Shite sebagai Kata Kerja

Penggunaan “shite” sebagai kata kerja dalam kalimat bahasa Jepang memerlukan kata kerja dasar sebagai kata yang dilakukan. Contoh penggunaan “shite” sebagai kata kerja antara lain:

  • Tomodachi to kameria de shashin o toru (Teman dan saya mengambil gambar dengan kamera)
  • Boku wa tera no nai heya de neteiru (Saya tidur di ruangan tanpa kuil)

2. Menggunakan “Shite” sebagai Kata Yang Menandai Alasan

Menggunakan Shite sebagai Kata Yang Menandai Alasan

Kata “shite” dalam kalimat bahasa Jepang juga dapat digunakan sebagai kata yang menandai alasan atau tujuan. Contoh penggunaan “shite” sebagai kata yang menandai alasan antara lain:

  • Watashi wa Yasumu Shite, Ki o Hiitemasu (Saya istirahat untuk meredakan stres)
  • Kare wa Kahvehana ni Iku Shite, Tomodachi to Utatte imasu (Dia pergi ke kafe dan bernyanyi bersama teman-temannya)

3. Menggunakan “Shite” sebagai Kata yang Menandai Urutan

Menggunakan Shite sebagai Kata yang Menandai Urutan

Kata “shite” dalam kalimat bahasa Jepang juga dapat digunakan sebagai kata yang menandai urutan suatu kegiatan dalam kalimat. Contoh penggunaan “shite” sebagai kata yang menandai urutan antara lain:

  • Watashi wa Benkyou Shite, Gakkou ni Ikimasu (Saya belajar lalu pergi ke sekolah)
  • Ie no Souji o Shite, Asa Gohan o Tsukurimasu (Membersihkan rumah kemudian membuat sarapan)

4. Menggunakan “Shite” sebagai Kata yang Menandai Sifat

Menggunakan Shite sebagai Kata yang Menandai Sifat

Kata “shite” dalam kalimat bahasa Jepang juga dapat digunakan sebagai kata yang menandai sifat dalam kalimat. Contoh penggunaan “shite” sebagai kata yang menandai sifat antara lain:

  • Watashi wa Kireina Onna Shite, Sono Fuku o Kimemasu (Saya mengenakan pakaian itu karena saya memiliki penampilan yang baik)
  • Kare wa Joushiki o Hatenai Shite, Dougu o Motteimasu (Dia memiliki banyak peralatan karena dia sangat teliti)

5. Menggunakan “Shite” sebagai Kata yang Menandai Keadaan

Menggunakan Shite sebagai Kata yang Menandai Keadaan

Terakhir, kata “shite” dapat digunakan sebagai kata yang menandai keadaan dalam kalimat bahasa Jepang. Contoh penggunaan “shite” sebagai kata yang menandai keadaan antara lain:

  • Watashi wa Benri na Kuruma Shite, Odekake shimasu (Saya pergi keluar karena saya memiliki mobil yang nyaman)
  • Kare wa Tomodachi ga Ooi Shite, Tanoshinderu (Dia bersenang-senang karena dia memiliki banyak teman)

Dari beberapa contoh penggunaannya, kata “shite” memiliki berbagai arti tergantung pada konteks kalimatnya. Namun secara umum, kata bantu “shite” sangat berguna dalam membentuk kalimat bahasa Jepang dengan lebih tepat, jelas, dan terstruktur dengan baik.

Iklan