Arti Penting Perayaan Tahun Baru di Jepang


Tahun Baru di Jepang

Tahun baru merupakan perayaan yang sangat penting bagi masyarakat Jepang. Mereka menyebutnya dengan sebutan Shogatsu atau Oshogatsu. Di Jepang, perayaan tahun baru sama pentingnya dengan perayaan Imlek di Tiongkok dan perayaan Songkran di Thailand. Masyarakat Jepang mempunyai tradisi yang sangat kuno dalam merayakan tahun barunya. Mereka mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda, mulai dari mengunjungi kuil atau tempat keramat, melaksanakan shogatsu neri atau membersihkan rumah secara menyeluruh, berbelanja di pasar malam, hingga mengadakan pesta kembang api atau hanabi taikai.

Salah satu tradisi yang paling terkenal di Jepang pada perayaan tahun baru adalah hatsumode, yaitu mengunjungi kuil atau tempat keramat pada malam tahun baru atau tanggal 1 Januari. Sebagai negara yang mayoritas penduduknya mempraktikkan agama Shinto dan Budha, kuil dan tempat keramat menjadi tempat yang sangat penting dalam merayakan tahun baru. Di sana, masyarakat Jepang mengucapkan permohonan dan doa kepada dewa-dewa untuk mendapatkan keberuntungan, kesehatan, dan kemakmuran di tahun yang baru.

Selain itu, shogatsu neri atau membersihkan rumah secara menyeluruh juga menjadi kebiasaan yang sangat dijunjung tinggi di Jepang. Menurut kepercayaan masyarakat Jepang, semuanya harus dibersihkan dengan sangat rapi agar dapat memasuki tahun yang baru dengan hati yang bersih dan pikiran yang tenang. Meski terlihat melelahkan dan merepotkan, membersihkan rumah sebelum perayaan tahun baru merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan dan dijadikan moment berkumpul bersama keluarga.

Pesta kembang api atau hanabi taikai juga merupakan tradisi yang tak ketinggalan pada perayaan tahun baru di Jepang. Pesta kembang api biasanya diadakan pada malam tahun baru untuk mengusir roh jahat dan menyambut roh baik di tahun baru. Selama beberapa jam, langit Jepang dihiasi dengan kembang api yang sangat indah. Pesta kembang api di Jepang memang luar biasa dan dapat menyegarkan pikiran dan merasakan keindahan malam tahun baru di Jepang.

Secara umum, perayaan tahun baru di Jepang sangatlah penting dan melekat kuat dalam budaya masyarakat Jepang. Tradisi-tradisi yang mereka lakukan dalam perayaan tahun baru memiliki makna dan filosofi yang sangat dalam. Sebagai tamu, ketika kita berkunjung ke Jepang untuk merayakan tahun baru, kita harus menghormati dan memperhatikan tradisi dan budaya yang dijalankan oleh masyarakat Jepang dalam merayakan perayaan tahun barunya.

Tradisi yang Dilakukan saat Perayaan Tahun Baru di Jepang


Perayaan Tahun Baru di Jepang

Di Jepang, perayaan Tahun Baru atau shogatsu adalah momen yang sangat penting untuk masyarakat Jepang. Perayaan Tahun Baru dianggap sebagai awal dari suatu hal yang baru dan juga sebagai kesempatan untuk menyambut ke depan dengan semangat baru. Di sini, kami akan memberikan informasi tentang beberapa tradisi yang dilakukan saat perayaan Tahun Baru di Jepang.

Omisoka


Omisoka di Jepang

Omisoka adalah tradisi orang Jepang yang bertahan hingga saat ini. Omisoka adalah acara penyambutan Tahun Baru di malam terakhir tahun di Jepang. Di malam Omisoka, orang Jepang mengadakan pembersihan besar-besaran rumah mereka, makan malem bareng dengan keluarga, dan mengunjungi kuil atau tempat suci untuk berdoa.

Sebelum pergantian tahun, orang Jepang juga akan menonton acara TV spesial berdurasi enam jam yang disebut “Kohaku Uta Gassen” atau “Lomba Lagu Merah Putih” yang memadukan musik modern dan tradisional. Sementara di Kuil, orang Jepang mendengarkan suara lonceng untuk mengusir roh jahat dari tahun lalu yang masih tersisa, mengangkat harapan dan doa mereka untuk tahun yang baru.

Hatsuhinode


Hatsuhinode di Jepang

Hatsuhinode adalah kegiatan yang biasanya dilakukan pada hari pertama Tahun Baru di Jepang. Ini adalah tradisi dimana orang Jepang mencoba untuk menyaksikan Matahari Terbit pertama pada hari itu. Menurut keyakinan mereka, menyaksikan matahari pertama kali di hari pertama Tahun Baru adalah tanda kesuksesan di tahun tersebut.

Banyak di antara mereka yang pergi ke pegunungan atau pantai di pagi hari dan menunggu matahari terbit. Nah, jika berhasil menyaksikan matahari terbit pertama kali, mereka biasanya mengucapkan “Akemashite omedetou gozaimasu!” (Selamat Tahun Baru!).

Osechi Ryori


Osechi Ryori di Jepang

Osechi Ryori adalah tradisi makanan yang dilakukan pada Tahun Baru di Jepang. Biasanya, makanan tersebut telah disiapkan sebelum pergantian tahun dan diambil dari kantong-kantong yang terdapat pada kotak berbahan kayu tertentu yang disebut Jubako.

Osechi Ryori merupakan hidangan seremonial yang memiliki simbolisme khusus dalam tradisi Tahun Baru Jepang dan terdiri dari berbagai macam makanan dari sayuran, ikan, sampai kue-kue yang khas. Biasanya orang akan menerima Jubako dari mitra bisnis atau rekan kerja, sebuah penghargaan atas kerja keras yang telah dilakukan sepanjang tahun diakhir-akhir tahun

Tahun Baru Kartu Pos


Tahun Baru Kartu Pos di Jepang

Di Jepang, kebiasaan mengirim Tahun Baru Kartu Pos atau yang disebut nengajo, diyakini sebagai bagian dari tradisi mantan kuno di Jepang. Mailing cards tersebut memiliki gambar atau gambar dari hewan zodiak palsu untuk mencerminkan tahun di mana Anda mengirimkan kartu pos tersebut.

Bahkan di era modern ini, undian Lucky Ticket digunakan dalam Nengajo di Jepang. Pesan dan gambar pada kartu pos biasanya berisi ucapan Tahun Baru yang sopan dan dihiasi dengan gambar yang indah.

Jadi, demikian beberapa Tradisi yang Dilakukan saat Perayaan Tahun Baru di Jepang. Perayaan tahun baru di Jepang tidak hanya menekankan pada keramaian, tetapi lebih kepada mempersiapkan diri secara cermat dan rapi untuk menyongsong tahun baru yang penuh harapan dan semangat baru untuk mewujudkan impian dan harapan.

Kata-kata Ungkapan yang Digunakan pada Tahun Baru di Jepang


Hari Baru di Jepang

Tahun baru merupakan hari raya yang penting di Jepang. Pada saat ini, orang Jepang sering kali mengucapkan beberapa kata-kata unggulan untuk menyambut tahun yang baru. Kata-kata ini memiliki arti penting dan makna yang dalam bagi orang Jepang. Berikut ini adalah beberapa kata-kata ungkapan yang biasa digunakan pada tahun baru di Jepang.

1. Akemashite Omedetou Gozaimasu (明けましておめでとうございます)

Kata-kata ini berarti “Selamat tahun baru” dalam bahasa Indonesia. Ungkapan ini merupakan ungkapan paling umum yang digunakan pada tahun baru di Jepang. Kata-kata ini sering kali diucapkan dengan sopan dan diikuti dengan penghormatan, seperti membungkukkan kepala atau memberikan hadiah.

2. Kotoshi mo yoroshiku onegaishimasu (今年もよろしくお願いします)

Ungkapan ini memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu “Saya harap kita juga bisa bekerja sama tahun ini dengan baik.” Kata-kata ini digunakan untuk menyatakan keprihatinan tentang kerja sama di masa depan, khususnya bagi mereka yang memiliki hubungan kerja atau bisnis yang saling mendukung.

3. Kinen wa ryounaikotoga dekimasen (記念は両親以外のことができません)

Kata-kata ini berarti “Hanya orang tua yang bisa merayakan hari raya ini.” Kata-kata ini menekankan pentingnya hubungan keluarga dalam budaya Jepang. Orang Jepang sangat menghormati dan menghargai orang tua mereka, dan menyadari bahwa mereka adalah sumber pembebanan dalam hidup keluarga mereka.

4. Saisho ni akemashite omedetou gozaimasu (最初に明けましておめでとうございます)

Artinya adalah, “Selamat tahun baru yang pertama kali.” Ungkapan ini digunakan oleh orang yang pertama kali bertemu pada tahun baru dan juga pada pertemuan pertama di masa depan, seperti di sebuah perusahaan atau kelas.

5. Toshikoshi Soba (年越しそば)

Ini adalah makanan yang disajikan pada malam pergantian tahun di Jepang. Makanan ini terbuat dari soba yang panjang, dan dianggap membawa keberuntungan pada siapa saja yang memakannya. Soba juga dianggap sebagai makanan dari akhir ke awal, dan melambangkan peralihan dari tahun yang lalu ke tahun yang baru.

6. Otoshidama (お年玉)

Uang yang diberikan kepada anak kecil sebagai hadiah pada tahun baru. Dalam budaya Jepang, orang tua memberikan otoshidama kepada anak-anak mereka sebagai bentuk penghargaan atas kinerja mereka di tahun yang lalu. Hadiah ini biasanya diisi dengan uang kertas atau koin, dan memberikan harapan kepada anak-anak untuk memulai tahun baru dengan baik dan adil.

Makanan Tradisional saat Perayaan Tahun Baru di Jepang


Makanan tradisional Jepang

Saat perayaan Tahun Baru di Jepang, masyarakat setempat memiliki makanan tradisional yang selalu hadir di meja makan mereka. Beberapa makanan tersebut diantaranya, Osechi Ryouri, Toshikoshi soba, Ozoni, dan Fukujinzuke.

Toshikoshi soba
1. Osechi Ryouri

Osechi Ryouri merupakan makanan yang sangat terkenal di Jepang saat perayaan Tahun Baru. Makanan ini berisi berbagai macam hidangan tradisional Jepang seperti kuwai (ubikayu), datemaki (telur dadar gulung dengan ikan gindara), tazukuri (ikan teri), kuri kinton (kacang polong dan kentang), dan masih banyak lagi. Makanan ini biasanya disajikan dalam kotak yang disebut juubako, dan dihias dengan warna-warni yang cantik serta simbol-simbol tertentu yang sesuai dengan perayaan Tahun Baru.

Ozoni
2. Toshikoshi Soba

Toshikoshi soba merupakan makanan yang digunakan sebagai tanda untuk mengakhiri tahun yang lalu dan memulai tahun yang baru. Makanan ini terdiri dari mi soba yang dimasak dengan kaldu dari bahan-bahan dari laut dan darat. Biasanya, setiap orang harus memakan soba tersebut sebelum pergantian tahun, karena diyakini bisa membawa keberuntungan.

Fukujinzuke
3. Ozoni

Ozoni adalah sup khas Jepang yang terdiri dari kaldu yang diperkaya dengan mochi (ketan kukus), ayam atau ikan, dan sayuran hijau seperti daun bawang. Makanan ini biasanya disajikan dalam mangkuk keramik. Ozoni memiliki banyak varian sesuai dengan wilayah di Jepang, namun yang paling umum dan terkenal adalah dari wilayah Kanto.

4. Fukujinzuke

Fukujinzuke merupakan makanan pelengkap yang sangat terkenal di Jepang. Makanan ini terdiri dari sayuran yang diiris tipis seperti daikon, mentimun, dan wortel, yang direndam dalam pengasam yang terbuat dari cuka, gula, jahe, dan garam. Fukujinzuke disajikan sebagai pelengkap makanan utama, dan biasanya dimakan bersama dengan nasi dan lauk lainnya. Dianggap sebagai makanan yang membawa keberuntungan, makanan ini wajib ada dalam perayaan Tahun Baru di Jepang.

Nah, itu tadi beberapa makanan tradisional Jepang saat perayaan Tahun Baru. Semua makanan tersebut memiliki makna dan filosofi tersendiri, dan tentunya menghasilkan sensasi rasa yang unik dan menggugah selera. Yuk, coba sensasi makan tradisional Jepang di perayaan Tahun Baru!

Tahun Baru Imlek dan Hubungannya dengan Perayaan Tahun Baru Jepang


Tahun Baru Imlek dalam bahasa Jepang

Pada tanggal 1 Januari, orang Jepang merayakan Tahun Baru, yang disebut “shogatsu”. Namun, beberapa orang Jepang juga merayakan Tahun Baru Imlek, yang disebut “shin-nen”, sebagai bentuk penghormatan mereka terhadap budaya Cina. Sementara Tahun Baru Jepang dan Tahun Baru Imlek berasal dari tradisi yang berbeda, keduanya memiliki hubungan erat dan masing-masing menyebar ke budaya satu sama lain.

Sejarah Tahun Baru Imlek di Jepang


Sejarah Tahun Baru Imlek dalam bahasa Jepang

Tahun Baru Imlek pertama kali diperkenalkan ke Jepang pada abad ke-7 oleh para imigran Cina yang berdagang dengan Jepang. Sejak itu, Tahun Baru Imlek menjadi perayaan umum di Jepang, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki banyak penduduk keturunan Cina. Pada awalnya, Tahun Baru Imlek dirayakan sebagai hari libur bagi para imigran Cina di Jepang. Namun, seiring berjalannya waktu, perayaan ini menyebar ke masyarakat Jepang secara keseluruhan.

Perbedaan Tahun Baru Imlek dan Tahun Baru Jepang


Perbedaan Tahun Baru Imlek dalam bahasa Jepang

Tahun Baru Imlek dan Tahun Baru Jepang mungkin terdengar sama, tetapi sebenarnya ada banyak perbedaan antara kedua perayaan tersebut. Tahun Baru Imlek didasarkan pada penanggalan Cina yang mengikuti siklus bulan, sedangkan Tahun Baru Jepang mengikuti penanggalan Gregorian yang mengikuti siklus matahari. Selain itu, sementara Tahun Baru Jepang dirayakan dengan upacara persembahan di kuil-kuil Shinto dan Buddha, Tahun Baru Imlek dirayakan dengan makanan tradisional Cina, seperti jiaozi (dumpling) dan tangyuan (gula ketan).

Simbolisme Tahun Baru Imlek dan Tahun Baru Jepang


Simbolisme Tahun Baru Imlek dalam bahasa Jepang

Kedua perayaan ini juga memiliki simbolisme yang berbeda. Sementara Tahun Baru Jepang diwakili oleh shimenawa (tali berulang-ulang), kadomatsu (dekorasi ubin kayu), dan mochi (nasi ketan), Tahun Baru Imlek diwakili oleh hewan shio (zodiak Cina), seperti tikus, sapi, dan kelinci. Menurut tradisi Cina, shio yang mewakili tahun baru akan memberikan pengaruh terhadap nasib seseorang dalam satu tahun ke depan. Oleh karena itu, banyak orang Jepang yang membeli barang-barang dengan gambar hewan shio yang sesuai dengan tahun baru Cina untuk mendapatkan keberuntungan dan keberhasilan di tahun depan.

Pengaruh Tahun Baru Imlek dan Tahun Baru Jepang pada Budaya Jepang


Pengaruh Tahun Baru Imlek dalam budaya Jepang

Pengaruh Tahun Baru Imlek dan Tahun Baru Jepang dapat dilihat dalam beberapa aspek budaya Jepang, mulai dari makanan hingga fashion. Kebiasaan makan mochi dan dango (gulungan kue beras) selama Tahun Baru Jepang dan Tahun Baru Imlek masih sering ditemukan di Jepang hingga saat ini, dan ada banyak restoran yang menawarkan menu khusus akhir tahun yang terinspirasi oleh tradisi Tionghoa dan Jepang. Selain itu, shio juga sering muncul dalam seni Jepang, seperti ukiyo-e (lukisan kayu bergambar) dan manga (komik Jepang), sebagai simbol keberuntungan dan nasib baik.

Dalam kesimpulannya, Tahun Baru Imlek dan Tahun Baru Jepang mungkin berasal dari dua tradisi yang berbeda, tetapi keduanya memiliki hubungan khusus yang memperkaya budaya Jepang. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan mendalam tentang perayaan tahun baru di Jepang dan sejarah Tahun Baru Imlek yang berkontribusi pada bentuk perayaan tersebut. Selamat Tahun Baru kepada semua pembaca!

Iklan