Pengertian Tujuh dalam Bahasa Jepang


Tujuh dalam bahasa Jepang

Tujuh dalam Bahasa Jepang disebut sebagai “七” yang dibaca sebagai ‘nana/shichi’ tergantung pada konteks dan situasi. Angka tujuh dianggap sebagai angka beruntung dalam budaya Jepang dan dapat ditemukan dalam banyak konteks seperti kepercayaan, budaya, makanan, dan banyak lagi.

Angka tujuh juga sering disebut sebagai “Shichifukujuu” dalam bahasa Jepang, yang memiliki arti ‘Tujuh Keberuntungan’ di mana setiap nomor mewakili keberuntungan atau kesuksesan tertentu. Tujuh Keberuntungan itu meliputi Kesuksesan, Keberuntungan, Umur panjang, Kesehatan, Kebahagiaan, Cinta, dan Kemakmuran.

Dalam bahasa Jepang, angka tujuh juga sangat populer dalam bahasa sehari-hari. Masyarakat Jepang sering menggunakan angka tujuh sebagai acuan waktu pada pagi hari saat berbicara tentang waktu. Dalam bahasa Inggris, waktu tersebut setara dengan pukul 7 pagi.

Selain itu, Sabtu adalah hari ketujuh dalam seminggu, yang dalam Bahasa Jepang disebut sebagai “doyoubi”. Kata “doyo” berarti akhir pekan, dan “bi” berarti hari. Hari ketujuh ini dianggap sebagai hari yang paling beruntung dan disebut sebagai “Shichi-Go-San”, yang berarti Tujuh-Lima-Tiga dan merujuk pada usia anak-anak pada saat mereka mengenakan pakaian tradisional dan pergi ke kuil untuk berdoa dan merayakan usia mereka.

Tujuh juga merupakan angka penting dalam Permainan Kartu Karuta Jepang. Tergantung pada permainan, tujuh kartu atau sampai tujuh pemain dapat berpartisipasi dalam permainan tersebut.

Angka tujuh juga sering ditemukan dalam industri makanan di Jepang. Misalnya, ‘Shichirin’ adalah sebuah ‘stove’ kecil yang digunakan untuk memasak makanan dalam jumlah kecil seperti daging panggang atau unagi. Sementara ‘Shichimi Togarashi’ adalah campuran rempah-rempah berdasarkan tujuh bahan dasar yang digunakan untuk menambahlagi rasa pada makanan seperti soba, udon, ramen atau nasi. Sedangkan, ‘Nanakusa Gayu’ adalah makanan tradisional yang dimakan setelah perayaan tahun baru dan terdiri dari tujuh campuran bubur beras dan tumbuhan liar.

Dalam tradisi Jepang, angka tujuh juga sangat erat kaitannya dengan kepercayaan. Katanya, jika seseorang membuang gelas dan gelas tersebut pecah menjadi tujuh bagian, itu dianggap sebagai tanda keberuntungan yang positif.

Di Jepang, ada banyak tempat yang terkenal dengan angka tujuhnya. ‘Nanatsuishi’ adalah sebuah dataran yang memiliki tujuh artefak batu daerah Tohoku. Sedangkan, ‘Nanatsugama’ – ularan tujuh yang biasanya ditemukan di Miyagi dan merujuk pada tujuh lubang batu di kedalaman laut.

Sejarah dan Keunikan Tujuh dalam Budaya Jepang


Tujuh dalam bahasa jepang

Tujuh dalam bahasa Jepang, atau lebih dikenal dengan istilah Shichifukujin, adalah salah satu simbol dan keunikan budaya Jepang yang masih dilestarikan hingga saat ini. Tujuh dalam bahasa Jepang terdiri dari tujuh dewa yang dipercaya mampu memberikan kebahagiaan, kelimpahan, dan keberuntungan bagi pengikutnya. Pada subtopik ini, kita akan membahas sejarah dan keunikan dari Tujuh dalam bahasa Jepang yang mengundang decak kagum di kalangan masyarakat Jepang.

Sejarah Tujuh dalam bahasa Jepang

Tujuh dalam bahasa Jepang memiliki sejarah yang cukup panjang. Berdasarkan catatan sejarah, kepercayaan ini berasal dari dua macam agama, yaitu Buddhisme dan Taoisme. Kedua agama tersebut memiliki ajaran mengenai keberuntungan, kelimpahan, dan kemakmuran yang diyakini dapat diwujudkan melalui pemujaan dewa-dewa tertentu.

Namun, Tujuh dalam bahasa Jepang sebagai konsep yang kita kenal saat ini baru berkembang pada era Edo (1603-1868). Tujuh dalam bahasa Jepang menjadi sangat populer karena digunakan sebagai tema dalam seni lukis Jepang atau pun sebagai elemen dalam permainan tradisional Jepang yang tengah populer kala itu.

Karakteristik Tujuh dalam bahasa Jepang

Setiap dewa dalam Tujuh dalam bahasa Jepang memiliki simbolik dan karakteristik yang berbeda-beda. Berikut adalah karakteristik tujuh dewa dalam Tujuh dalam bahasa Jepang:

  1. Ebisu
    Ebisu adalah dewa keberuntungan di bidang perikanan. Ia sering digambarkan memegang keranjang ikan dan tongkat. Lambang karakteristik Ebisu adalah ikan karper. Ia dipercaya akan memberikan keberuntungan dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.
  2. Daikokuten
    Daikokuten adalah dewa kemakmuran. Ia sering digambarkan memegang palu dan kantong uang. Lambang karakteristik Daikokuten adalah kantong uang. Ia dipercaya akan memberikan kelimpahan dalam kehidupan.
  3. Benzaiten
    Benzaiten adalah dewa keberuntungan dalam hal seni dan kecantikan. Ia sering digambarkan memegang biola dan kunoichi (gelas minuman). Lambang karakteristik Benzaiten adalah biola. Ia dipercaya akan memberikan keberuntungan dalam kehidupan romantis dan kreativitas.
  4. Bishamonten
    Bishamonten adalah dewa keberuntungan dalam hal keberanian dan perlindungan. Ia sering digambarkan memegang perisai dan senjata. Lambang karakteristik Bishamonten adalah senjata. Ia dipercaya akan memberikan perlindungan dan keberanian dalam kehidupan.
  5. Fukurokuju
    Fukurokuju adalah dewa keberuntungan dalam hal umur panjang dan kebijaksanaan. Ia sering digambarkan memegang kipas dan tongkat. Lambang karakteristik Fukurokuju adalah kipas. Ia dipercaya akan memberikan umur panjang dan kebijaksanaan pada pengikutnya.
  6. Hotei
    Hotei adalah dewa keberuntungan dalam hal kebahagiaan dan kesenangan. Ia sering digambarkan memegang karung uang dan memakai baju yang melintang. Lambang karakteristik Hotei adalah karung uang. Ia dipercaya akan memberikan kebahagiaan dan kesenangan dalam kehidupan.
  7. Jurojin
    Jurojin adalah dewa keberuntungan dalam hal wibawa dan kebijaksanaan. Ia sering digambarkan memegang panah dan tongkat. Lambang karakteristik Jurojin adalah panah. Ia dipercaya akan memberikan wibawa dan kebijaksanaan pada pengikutnya.

Itulah sejarah dan karakteristik Tujuh dalam bahasa Jepang. Meskipun Tujuh dalam bahasa Jepang terdengar sangat mistis dan tak terjangkau, tetapi pengaruh dari Tujuh dalam bahasa Jepang sangat populer hingga kini dalam masyarakat Jepang. Suatu simbol dari keberuntungan dan kelimpahan serta perlindungan dan kebijaksanaan yang dipercayai dapat diraih melalui pemujaan terhadap Tujuh dalam bahasa Jepang. Bagaimana pendapatmu?

Cara Mengucapkan Tujuh dalam Bahasa Jepang dengan Benar


Cara Mengucapkan Tujuh dalam Bahasa Jepang dengan Benar

Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang dianggap unik dan menarik oleh banyak orang. Bahasa ini memiliki sistem penulisan dan pengucapan yang berbeda dari bahasa-bahasa di wilayah Asia Tenggara. Di dalam bahasa Jepang, terdapat kata-kata angka yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah kata ‘tujuh’ atau ‘nana’ dalam bahasa Jepang.

Dalam bahasa Jepang, terdapat dua cara untuk mengucapkan kata ‘tujuh’. Pertama adalah dengan menggunakan kata ‘nana’ dan kedua adalah dengan menggunakan kata ‘shichi’. Penentuan penggunaan kata ‘nana’ atau ‘shichi’ tergantung pada konteks dan keinginan pembicara. Namun, secara umum, kata ‘nana’ lebih sering digunakan dalam situasi yang informal, sedangkan kata ‘shichi’ digunakan dalam situasi resmi atau formal. Keduanya bisa dikatakan benar dan tidak salah dalam penggunaan.

Berikut ini adalah cara mengucapkan kata ‘tujuh’ dalam bahasa Jepang dengan benar:

1. Ucapan ‘nana’

Jika ingin mengucapkan kata ‘tujuh’ dengan menggunakan kata ‘nana’, maka bisa diikuti dengan kata bilangan lainnya seperti ‘juu nana’ (tjuu na-na) atau 17, ‘sanjuu nana’ (san-tjuu na-na) atau 37, dan lain-lain.

2. Ucapan ‘shichi’

Apabila ingin menggunakan kata ‘shichi’, berikut adalah beberapa contoh penggunaannya:

– ‘Shichi-nen’ (shi-chi-nen) atau tujuh tahun

– ‘Shichi-ji’ (shi-chi-ji) atau pukul tujuh

– ‘Shichinin’ (shi-chi-nin) atau tujuh orang

3. Kombinasi bilangan lainnya

Cara Mengucapkan Angka Jepang

Selain ‘nana’ dan ‘shichi’, ada juga kombinasi bilangan lain yang mengandung kata ‘tujuh’ dalam bahasa Jepang. Beberapa contoh diantaranya adalah:

– ‘Shichiyon’ (shi-chi-yon) atau tujuh biji

– ‘Shichigatsu’ (shi-chi-gatsu) atau bulan Juli

– ‘Shichitai’ (shi-chi-tai) atau tujuh kelompok

Berikut adalah ringkasan dari cara mengucapkan kata ‘tujuh’ dalam bahasa Jepang menggunakan kata ‘nana’ atau ‘shichi’, serta beberapa kombinasi bilangan lainnya yang mengandung kata ‘tujuh’. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca untuk memperluas kosakata dalam bahasa Jepang. Selamat belajar!

Kosakata Terkait Tujuh dalam Bahasa Jepang


Kosakata Terkait Tujuh dalam Bahasa Jepang

Tak bisa dipungkiri lagi bahwa bahasa Jepang memiliki keterkaitan simbolis yang sangat kuat dengan angka tujuh. Keterkaitan itu tidak hanya dari segi keagamaan atau budaya, namun juga dari segi harfiah. Di Jepang, tujuh digunakan dalam banyak konteks dan kata-kata, mulai dari filosofi hingga tradisi.

Kita sering mendengar kata-kata seperti “shichi-go-san” atau “nanakusa no sekku”, tapi apa sebenarnya arti dari kata-kata tersebut? Bersama-sama kita akan mengungkap makna kosakata terkait tujuh dalam bahasa Jepang yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Shichi-go-san (七五三)


Shichi-go-san

Secara harfiah, shichi-go-san berarti tujuh-lima-tiga. Namun, kata ini terkait erat dengan acara yang dirayakan untuk anak-anak Jepang pada tanggal 15 November. Pada acara tersebut, anak-anak yang berusia 7 tahun (untuk perempuan), 5 tahun (untuk laki-laki), dan 3 tahun (untuk perempuan dan laki-laki) melakukan kunjungan ke kuil atau kuil Shinto untuk berterima kasih dan meminta berkah dari dewa.

2. Nanakusa no Sekku (七草の節句)


Nanakusa no Sekku

Nanakusa no Sekku, yang juga dikenal sebagai Hari Festival Tujuh Rempah-rempah pada tanggal 7 Januari, adalah salah satu festival yang paling dihormati di Jepang. Pada hari itu, orang Jepang memakan sup yang terbuat dari tujuh jenis sayuran dan bunga yang disebut nanakusa-gayu. Ketujuh jenis sayuran tersebut, juga disebut sebagai nanakusa, memiliki kandungan nutrisi yang amat tinggi dan dipercayai memiliki efek menyegarkan tubuh setelah melalui perayaan Tahun Baru.

3. Shichi Fukujin (七福神)


Shichi Fukujin

Shichi Fukujin, yang artinya Tujuh Dewa Keberuntungan, adalah salah satu bentuk kepercayaan mumbo-jumbo dari Jepang. Tujuh Dewa Keberuntungan ini terdiri dari: Ebisu, Daikokuten, Bishamonten, Benzaiten, Fukurokuju, Hotei, dan Jurojin. Dipercayai bahwa keberadaan Tujuh Dewa Keberuntungan menjamin kebahagiaan dan kesuksesan dalam kehidupan.

4. Nana-korobi, Ya-oki (七転び八起き)


Nana-korobi, Ya-oki

Nana-korobi, Ya-oki adalah sebuah peribahasa Jepang yang terkenal, artinya “jika jatuh tujuh kali, bangkit delapan kali”. Peribahasa ini memberikan pesan motivasi untuk tidak pernah menyerah atau kehilangan semangat, meski mengalami rintangan atau kegagalan berulang kali. Hal ini bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja yang pernah menghadapi kegagalan dalam hidupnya.

5. Shichifukujin-meguri (七福神めぐり)


Shichifukujin-meguri

Shichifukujin-meguri adalah perjalanan ziarah melalui kuil-kuil dari ketujuh Dewa Keberuntungan. Shichifukujin-meguri umumnya dilakukan di sekitar tahun baru untuk mendapatkan keberuntungan dan kesuksesan di seluruh tujuh aspek kehidupan, dari kekayaan hingga cinta. Mungkin akan sangat menyenangkan berjalan-jalan sambil mendoakan kesuksesan, bukan?

6. Shichinin Misaki (七人美旨記)


Shichinin Misaki

Shichinin Misaki berarti Seven Masters of Taste. Acara televisi ini menampilkan para koki terkenal yang berlomba-lomba memasak dengan kekhasan masing-masing, seperti koki sushi, koki teppanyaki, koki ramen, dan sebagainya. Acara ini tidak hanya mengizinkan para penonton mempelajari resep, tapi juga memberikan kesempatan para koki untuk menunjukkan keahlian memasak mereka.

7. Shichihenge (七変化)


Shichihenge

Shichihenge atau Seven Transformations adalah konsep perubahan dalam terbitan Jepang yang mengasumsikan bahwa segala sesuatu bisa mengalami tujuh perubahan drastis dari bentuk dan fungsi aslinya. Dalam budaya pop Jepang, seringkali tema Shichihenge muncul dalam manhwa manga, anime, dan permainan video, seperti Sailor Moon atau Persona.

Masing-masing kata-kata di atas memiliki makna dan tujuan yang berbeda, tapi sangat menarik untuk dibahas dan dipelajari mengenai kosakata yang ada di Jepang. Budaya Jepang sangatlah unik dan menarik, jadi banyak hal yang dapat kita pelajari dari kosakata terkait tujuh yang sering digunakan di dalamnya. Semoga tulisan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua!

Contoh Penggunaan Tujuh dalam Pembicaraan Sehari-hari di Jepang


Tujuh dalam bahasa Jepang

Tujuh dalam bahasa Jepang disebut sebagai “shichi”, dan sering digunakan dalam berbagai situasi dalam kehidupan sehari-hari di Jepang. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan tujuh dalam pembicaraan sehari-hari di Jepang:

1. Waktu

Waktu jepang

Tujuh sering digunakan untuk mengacu pada waktu di Jepang. Misalnya, “Pertunjukan akan dimulai pada pukul tujuh malam” atau “Saya akan tiba di stasiun pukul tujuh pagi.”

2. Kalender

Kalender jepang

Di Jepang, tujuh juga sering terkait dengan kalender. Ada “Shichigatsu” yang artinya bulan Juli, dan “Shichinen” yang artinya tujuh tahun.

3. Angka Keberuntungan

Angka keberuntungan jepang

Tujuh juga merupakan angka keberuntungan dalam budaya Jepang. Angka ini dipercaya membawa keberuntungan dan sering digunakan dalam judi atau permainan.

4. Bahasa Lisan Jepang

Bahasa jepang

Dalam bahasa lisan Jepang, tujuh biasanya dikatakan sebagai “nana” daripada “shichi”. Contohnya, “Ada nana orang di ruangan ini.”

5. Etiket Bisnis

Etiket bisnis jepang

Di Jepang, etiket bisnis sangat penting. Ada kepercayaan bahwa ketika menghadiri rapat atau pertemuan, seseorang harus tiba tujuh menit sebelum waktu dimulai. Ini menunjukkan kedisiplinan dan tanggung jawab sebagai seorang profesional yang baik.

Namun, seseorang juga harus meninggalkan rapat tujuh menit sebelum waktu selesai. Responsibilitas seorang profesional Jepang adalah menyelesaikan semua pekerjaan mereka tepat waktu dan menjaga kepercayaan dalam pekerjaan mereka.

6. Musik

musik jepang

Tujuh juga sering muncul dalam musik tradisional Jepang. Ada alat musik tradisional yang disebut “shichibu” yang digunakan dalam musik Gagaku, musik istana Kerajaan Jepang.

7. Hari Minggu Kedua di Juli

Hari Undangan Kota

Pada hari minggu kedua di bulan Juli, diadakan “Hari Undangan Kota” di seluruh Jepang. Pemerintah kota mengundang warga untuk mengunjungi kantor pemerintah dan fasilitas lainnya. Tujuan dari acara ini adalah untuk mempererat hubungan antara pemerintah dan warga serta memperkuat komunitas.

Dalam kehidupan sehari-hari di Jepang, tujuh sering digunakan dalam berbagai situasi. Meskipun terdengar sederhana, angka ini memainkan peran besar dalam budaya dan kepercayaan masyarakat Jepang.

Iklan