Arti Putih dalam Bahasa Jepang


Arti Putih dalam Bahasa Jepang

Putih merupakan warna yang sangat umum kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti di bendera negara atau baju senam. Tetapi tahukah kamu bahwa warna putih dalam bahasa Jepang juga mempunyai arti tersendiri? Dalam bahasa Jepang, putih disebut “shiro” (しろ) dan mempunyai makna yang sangat dalam.

Warna putih dalam budaya Jepang melambangkan kemurnian, kebersihan, kesucian, dan kebahagiaan. Sebagai suatu warna alami, putih melambangkan keheningan dan harmoni. Warna putih juga berkaitan erat dengan agama Shintoisme, yang merupakan agama asli Jepang yang dipercaya sejak zaman prasejarah. Agama ini mengajarkan tentang keberadaan roh-rumah dan roh alam, dan putih dianggap sebagai warna suci yang dapat memberikan perlindungan dari kejahatan dengan cara memurnikan atau menyucikan energi.

Dalam kebudayaan Jepang, warna putih juga berhubungan dengan upacara pernikahan. Pengantin pria dan wanita memakai pakaian tradisional putih pada upacara pernikahan Shinto. Warna putih dianggap melambangkan kesucian dan keberuntungan bagi pengantin yang akan memulai kehidupan baru bersama. Selain itu, putih juga melambangkan kesetiaan dan kesederhanaan dalam cinta.

Warna putih juga sangat terlihat dalam seni tradisional Jepang seperti origami dan kimono. Origami, seni lipat kertas, seringkali menggunakan kertas putih yang digunakan untuk melambangkan kemurnian, sementara kimono tradisional Jepang sering memakai warna putih sebagai dasar kain.

Dalam dunia fashion, putih seringkali dikaitkan dengan kesederhanaan dan elegan. Gaya minimalis Jepang, contohnya, menonjolkan kesederhanaan dan kejernihan dalam desainnya. Warna putih biasanya digunakan sebagai latar belakang untuk menonjolkan desain yang responsif dan inovatif.

Tidak hanya dalam seni dan fashion, warna putih juga sangat penting dalam dunia olahraga di Jepang. Pada acara tahunan haru basho (turnamen musim semi) sumo, para pegulat sumo memakai kain putih tebal yang dikenal sebagai “mawashi”. Pilihan warna putih ini dikaitkan dengan kemurnian dan sopan santun, serta memperlihatkan kesederhanaan dalam permainan yang sebenarnya begitu kompleks.

Selain itu, warna putih juga menjadi warna yang dicintai masyarakat Indonesia. Terbukti dengan masuknya banyak baju kaos dengan warna putih di Indonesia. Bagi orang Indonesia, warna putih melambangkan kesucian dan kebersihan.

Itulah beberapa makna dari warna putih dalam bahasa Jepang dan kebudayaannya. Sebuah warna yang sederhana dalam penampilannya tetapi mempunyai arti yang begitu dalam dan kompleks dalam kehidupan sehari-hari.

Makna Putih dalam Kebudayaan Jepang


putih bahasa jepang

Putih dalam kebudayaan Jepang memiliki makna yang kuat dan dipercaya membawa arti kebaikan dan kesucian. Warna putih dianggap sebagai warna yang sakral dan merupakan warna yang paling penting dalam upacara keagamaan tradisional di Jepang. Warna putih dalam kebudayaan Jepang dipandang sebagai kunci untuk memperoleh kesucian yang utuh bagi seseorang.

Warna putih dalam budaya Jepang sering digunakan sebagai simbol kesucian, keberanian, dan kejujuran. Oleh karena itu, putih juga biasa digunakan sebagai warna pakaian dalam acara-acara adat seperti pernikahan, upacara peringatan kematian, dan acara ritual lainnya.

putih kecil jepang

Dalam bahasa Jepang, putih dikenal dengan istilah Shiroi atau Haku, begitu pula dengan Putih dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah yang sama. Warna putih dalam kebudayaan Jepang juga dapat diasosiasikan dengan lembut, halus dan bersih yang tercermin dalam aspek keramik, origami, dan arsitektur bangunan khas Jepang.

Selain itu, putih dalam kebudayaan Jepang dipercaya bisa membawa kedamaian dan ketenangan. Hal ini tercermin dalam kamar mandi Onsen, yang kebanyakan terbuat dari batu-batuan putih, yang menciptakan suasana yang tenang dan relax. Tidak hanya itu, batu-batuan ini memiliki sifat alami menyerap cairan dan bau yang dapat mempertahankan kebersihan alami serta memberikan sensasi alami pada pengunjungnya.

hutan putih jepang

Di dalam kebudayaan Jepang, warna putih juga diartikan sebagai simbol kemurnian dan kebenaran serta aspek spiritual. Konsep murni dalam kebudayaan Jepang tercermin dalam praktik pengoreksi, yaitu keterampilan dalam melakukan pekerjaan kecil dengan sangat baik, bersih, dan rapih dengan mencapai produk yang sempurna dan berkelas.

Kebenaran juga tercermin dalam upacara perdatangan atau Ohajiki, yang biasa digelar di hadapan orang-orang terhormat setelah dua orang memasuki kompetisi dan pemilik bola yang kalah harus memecahkan bola kecil tradisional (Ohajiki) sampai yang terakhir tetap utuh. Orang yang terakhir dengan bola kecil selalu dianggap benar dan diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat atau presentasi.

Dalam filosofi Jepang, warna putih juga diasosiasikan dengan kesederhanaan dan kesucian. yaitu fiolosofi sederhana dan tidak berlebihan, yang tercermin dalam prinsip Wabi Sabi. Prinsip ini diterapkan pada seni tradisional dan arsitektur khas Jepang untuk menghasilkan karya yang sederhana namun estetis.

transporasi putih jepang

Secara keseluruhan, putih dalam kebudayaan Jepang memiliki makna yang mendalam dan kuat. Warna putih dianggap sebagai warna sakral yang mewakili kemurnian, kebenaran, ketenangan, kesucian, kejujuran, dan kebaikan. Hal ini tercermin dalam praktik praktik tradisional Jepang, seperti upacara peringatan, pernikahan, arsitektur bangunan, seni dan filosofi yang khas dari negeri Sakura.

Makna Simbolis Putih dalam Bahasa Jepang


Putih bahasa jepang

Putih merupakan warna yang sangat spesial dalam budaya Jepang. Warna ini bukan sekedar memiliki makna fisik, melainkan juga simbolis yang meluas hingga ke aspek spiritual dan kepercayaan lokal.

Di Jepang, putih disebut shiro, dan biasanya dihubungkan dengan kesopanan, kebersihan, dan kemurnian. Oleh karena itu, warna putih dipakai sebagai simbol kesakralan dalam upacara agama, pernikahan, dan perayaan-perayaan penting lainnya.

Di beberapa tradisi Jepang, putih juga memiliki makna kematian dan kesedihan. Di zaman dulu, warna putih digunakan oleh orang-orang yang berduka untuk menunjukkan rasa kehilangan dan kesedihan mereka. Warna putih juga digunakan di pakaian yang dipakai oleh para biksu saat berziarah ke tempat suci sebagai lambang pengasingan diri dan kesucian.

Putih bahasa jepang

Selain itu, putih juga mempunyai makna dalam seni beladiri karate Jepang. Karate membagi sabuk atau ikat pinggang menjadi beberapa warna. Putih, yang merupakan warna sabuk paling dasar, melambangkan tahap awal bagi seorang karateka, yang harus menempa dirinya untuk mencapai kesempurnaan teknik serta menjunjung tinggi nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, di beberapa tempat di Jepang, putih juga dianggap sebagai warna yang buruk dan digunakan sebagai tanda bahaya. Di prefektur Osaka, seorang pria yang mengenakan pakaian putih digambarkan sebagai orang yang mencurigakan. Sementara di beberapa daerah lain, pakaian putih dianggap membawa sial dan biasanya dihindari pada saat perayaan-perayaan penting.

Beberapa buah-buahan di Jepang juga disebut dengan putih dalam bahasa Jepang. Salah satunya adalah buah plum, yang dikenal dengan nama umeshu. Karena menghasilkan warna yang putih saat diolah, umeshu memiliki simbolisme yang sama dengan warna putih, yaitu kesehatan, kemurnian, dan kesucian.

Putih bahasa jepang

Secara keseluruhan, putih mempunyai makna yang sangat kuat dalam budaya Jepang. Warna putih bukan sekedar warna dasar melainkan memiliki simbolisme yang meliputi aspek spiritual dan kepercayaan lokal. Putih melambangkan kesucian, kesopanan, kebersihan, tapi juga kematian dan kesedihan yang mempunyai arti yang sangat penting bagi masyarakat Jepang.

Kehadiran Warna Putih dalam Festival Jepang


Putih Jepang Festival

Masyarakat Jepang menyimpan makna penting dalam setiap warna yang digunakan dalam kebudayaan dan perayaan mereka. Mengutip dari tradisi masyarakat Jepang tentang warna, putih diyakini adalah warna keabadian, kemurnian dan kepolosan yang melambangkan ketulusan dan ketenangan. Tidak heran jika warna putih kerap menjadi dominan pada banyak festival di Jepang, menambah kesakralan dan kemegahan pada perayaan tersebut. Berikut adalah beberapa festival besar di Jepang yang melibatkan kehadiran warna putih sebagai elemen penting dalam perayaannya:

1. Festival Musim Semi: Hanami


Putih Jepang Hanami

Waktu yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Jepang setiap tahunnya adalah musim semi. Pada saat ini, bunga sakura yang mekar akan memberikan keindahan alam yang mempesona sekaligus menyimpan makna filosofis tentang kesederhanaan dan keindahan dalam hidup. Hanami atau memandang bunga sakura biasanya dirayakan dengan cara piknik atau berkumpul di bawah pohon sakura yang bermekaran. Pada perayaan Hanami, orang-orang mengenakan pakaian tradisional Jepang yaitu kimono berwarna putih sebagai simbol kemurnian dan ketenangan yang membuat perayaan Hanami terasa semakin sakral.

2. Festival Bela Diri: Aikido Demonstration


Putih Jepang Aikido Demonstration

Aikido adalah salah satu beladiri tradisional Jepang yang melibatkan gerakan harmonis dan efisien untuk mengalahkan lawan. Setiap akhir tahun, orang-orang Jepang merayakan Aikido Demonstration atau pertunjukan Aikido di mana para penggemar Aikido dari seluruh dunia berkumpul untuk menunjukkan keterampilan mereka di depan pengunjung. Pada pertunjukan Aikido tersebut, para pejuang mengenakan pakaian putih tradisional yang melambangkan ketulusan, ketenangan, dan kemurnian pada diri mereka. Warna putih menjadi simbol penting yang membuat pertunjukan Aikido Demonstration terasa lebih sakral.

3. Festival Shinto: Hari Raya Shichi-Go-San


Putih Jepang Shichi-Go-San

Hari Raya Shichi-Go-San merupakan perayaan penting di Jepang yang merayakan usia ketika anak-anak memasuki 3, 5, atau 7 tahun. Pada perayaan ini, anak-anak mengenakan pakaian tradisional Jepang yaitu kimono berwarna putih, sementara orang tua mereka menyaksikan anak-anak mereka memasuki usia baru dalam kehidupan mereka. Shichi-Go-San adalah perayaan yang tulus dan sakral, yang memperlihatkan betapa pentingnya keluarga dan tradisi dalam kehidupan masyarakat Jepang.

4. Festival Musim Panas: Obon


Putih Jepang Obon

Obon adalah perayaan musim panas yang merayakan kesuksesan orang-orang yang telah meninggal. Pada saat Obon, orang-orang mulai menyiapkan altar di rumah mereka dengan menghiasi altar dengan bunga dan benda-benda penting, serta menyalakan lilin dengan harapan mempermudah arwah orang yang telah meninggal untuk menemukan jalan pulang ke rumah. Selama perayaan Obon, orang-orang biasanya mengenakan pakaian putih tradisional dan berbaur dengan keluarga dan teman-teman untuk menikmati semarak perayaan tersebut.

Itulah ulasan singkat mengenai kehadiran warna putih dalam festival-festival tradisional di Jepang. Warna putih menjadi simbol penting dalam membawa kesakralan, kemurnian, dan kepolosan kepada perayaan tradisional dan kebudayaan masyarakat Jepang. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai penghormatan terhadap kebudayaan Jepang, kita dapat memahami lebih dalam makna warna putih dalam perayaan tersebut.

Putih sebagai Warna Traditional untuk Busana Pernikahan Jepang


Busana Pernikahan Jepang Putih

Jepang selalu terkenal dengan tradisi dan budayanya yang unik. Seperti pada saat pernikahan, putih adalah warna yang dianggap sebagai warna suci dan bersih. Hal itu membuat busana pernikahan Jepang selalu memakai warna putih sebagai warna utama. Namun tahukah anda, mengapa warna putih begitu dihargai dalam budaya pernikahan di Jepang?

Warna putih dipercaya sebagai warna yang dapat membersihkan segala bentuk kotoran atau juga artinya sebagai simbol kepolosan dan kejujuran. Hal tersebut menjadikan warna putih sebagai pilihan yang tepat bagi pasangan mempelai untuk menggambarkan kesatuan dan kesucian yang keduanya miliki saat menikah.

Dalam pernikahan adat Jepang, busana pengantin yang dipakai memiliki beberapa jenis dan biasanya terbagi menjadi dua yaitu untuk mempelai pria dan juga mempelai wanita. Untuk mempelai pria, biasanya memakai pakaian formal yang disebut “montsuki hakama” dengan warna putih. Sedangkan untuk mempelai wanita, busana yang dipakai terdiri dari beberapa jenis mulai dari Yukata, Uchikake, hingga Orike. Semuanya memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan biasanya berwarna putih.

Contoh busana pernikahan Jepang wanita yang paling terkenal adalah Kimono Putih. Kimono ini memiliki desain yang elegan dan mewah, dilengkapi dengan aksesoris seperti tabi, zori (sejenis sandal), dan juga payung kertas untuk melengkapi penampilannya. Selain itu, Kimono Putih biasanya dihiasi dengan bunga-bunga atau gambar bulan yang menambah kerennya penampilan si pengantin wanita.

Tak hanya busana pengantin saja yang menggunakan warna putih, hal yang sama juga bisa ditemukan pada aksesoris dan hiasan pernikahan. Untuk hiasan ruangan dilengkapi dengan karangan bunga putih dan pada aksesoris pakaian pengantin seperti topi dan juga kerudung.

Tidak dapat dipungkiri bahwa warna putih sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya pernikahan di Jepang. Ini bukan hanya sekedar warna atau trend tapi juga mengandung makna, bahwa mempelai pria dan wanita setia bersama dalam kebersihan, kesucian, cinta, dan juga harmoni menuju kehidupan yang bahagia.

Iklan