Profil Astronot Jepang Koichi Wakata


Astronot Jepang Koichi Wakata

Siapa sih yang tidak mengenal astronot asal Jepang yang satu ini? Koichi Wakata adalah seorang veteran di dunia antariksa yang sudah mengecap lebih dari 347 hari di luar angkasa. Pria kelahiran 1 Agustus 1963 ini merupakan salah seorang astronaut terkenal di Indonesia karena berhasil melakukan misi luar angkasa beberapa kali, salah satunya adalah Ketua Misi dari Ekspedisi 39 di Stasiun Luar Angkasa Internasional pada tahun 2014 lalu.

Sejak kecil, Koichi Wakata sudah tertarik pada dunia penerbangan dan antariksa. Ia lulus dari Universitas Internasional Ryukyu dan kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Kyushu, Fukuoka. Wakata bekerja di JAXA (Japan Aerospace Exploration Agency) pada tahun 1989 dan bergabung dengan program astronot JAXA pada tahun 1992.

Pada tahun 1996, Koichi Wakata dikirim pertama kali untuk berada di luar angkasa selama lima belas hari di atas pesawat ulang alik Columbia. Setelah itu, ia melakukan beberapa misi luar angkasa lainnya, seperti pada tahun 2012 saat menjadi bagian dari misi Soyuz TMA-11M menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional. Wakata menjadi astronaut pertama yang terbang menggunakan “Yamaha Ténéré”, motor kustom miliknya yang diubah menjadi kapal ruang angkasa.

Koichi Wakata juga sudah memecahkan beberapa rekor dalam dunia antariksa. Pada tahun 2014, ia menjadi orang Jepang dengan masa tinggal terlama di luar angkasa, mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh astronaut Soichi Noguchi. Wakata juga menjadi astronaut pertama yang berhasil menggunakan teknologi 3D printer di luar angkasa untuk mencetak suku cadang pesawat ruang angkasa.

Tak hanya itu, Koichi Wakata juga dikenal sebagai sosok yang hangat dan friendly. Ia sering membagikan pengalamannya di luar angkasa secara terbuka melalui sosial media, bahkan sempat menggelar sesi live chat dengan pengguna Twitter dari luar angkasa.

Saat ini, Koichi Wakata masih aktif sebagai astronaut JAXA dan terus melakukan penelitian di dunia antariksa. Ia juga menjadi inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia, terutama di tanah air Indonesia.

Awal Karir dan Pendidikan Koichi Wakata


Koichi Wakata

Koichi Wakata adalah seorang astronaut yang lahir pada 1 Agustus 1963 di Omiya, Saitama, Jepang. Wakata menjadi tertarik dengan penerbangan saat berusia 6 tahun saat melihat pesawat terbang meninggalkan Bandara Haneda. Setelah itu, ia mulai mengumpulkan peta dan gambar pesawat terbang dari majalah.

Setelah lulus dari SMA, Wakata masuk ke Sekolah Tinggi Teknik Tokyo pada tahun 1982, fakultas Teknik Aero dan Astronotika. Selama kuliah, dia mulai terlibat dalam proyek riset mengenai eksplorasi luar angkasa dan menjadi anggota klub penyiaran radio amatir dari universitas tersebut.

Setelah lulus dari perguruan tinggi, Wakata menjadi insinyur riset di JAXA, Badan Antariksa Jepang dan bekerja pada program satelit dan roket. Dia juga terlibat dalam pengembangan Modul Eksperimen Persegi Panjang (Kibo) dari Stasiun Antariksa Internasional (ISS).

Pada tahun 1992, Koichi Wakata terpilih sebagai astronaut JAXA sebagai bagian dari kelompok JAXA kedua. Dia melalui pelatihan selama satu tahun hingga 1993, yang meliputi pelatihan bahasa Rusia, latihan perang selama seminggu, pelatihan selam, dan pelatihan teknologi antariksa.

Pada tahun 1996, Wakata menjadi kru cadangan untuk STS-72, misi pesawat ulang alik Endeavour ke stasiun luar angkasa Rusia MIR. Tahun berikutnya, ia juga menjadi kru cadangan untuk misi STS-82, kedua dari tiga misi yang dilakukan untuk memperbaiki Hubble Space Telescope.

Pada tahun 1998, Wakata menjadi kru cadangan untuk misi STS-91 ke stasiun luar angkasa internasional. Dia menunggu untuk terbang dengan misi STS-114, tetapi misi itu ditunda setelah kegagalan pesawat ulang alik Columbia pada tahun 2003.

Wakata akhirnya terbang ke ruang angkasa di atas pesawat ulang alik Discovery dalam misi STS-119 pada Maret 2009. Misi ini membawanya ke ISS yang memiliki kabin baru yang dibuat oleh Jepang. Wakata terus menjadi bagian dari program ISS, dan pada 2014 dia menjadi komandan ISS selama misi Exp 39 dan Exp 40.

Pendidikan dan karir Koichi Wakata yang luar biasa telah memberikannya kesempatan untuk menjelajahi keajaiban antariksa. Pada saat yang sama, ia telah membuktikan dirinya sebagai salah satu astronaut terbaik dari Jepang.

Prestasi sebagai Astronot Jepang


Wakata Koichi

Wakata Koichi adalah seorang astronaut Jepang yang telah melaksanakan beberapa misi luar angkasa yang sukses. Ia dilahirkan di Saitama, Jepang pada tanggal 1 Agustus 1963. Wakata mendapatkan gelar Sarjana Teknik Aero dari Universitas Kyushu pada tahun 1987. Kemudian pada tahun 1992, ia meraih gelar Magister Ilmu Teknik Aero dari Universitas Kyushu yang sama. Sebelum bergabung dengan Badan Antariksa Jepang (JAXA), Wakata memulai karirnya sebagai seorang insinyur penerbangan di Nippon Telegraph and Telephone Corporation.

Wakata Koichi Misi Luar Angkasa

Wakata pertama kali terbang ke luar angkasa pada tanggal 18 Juli 1996 sebagai bagian dari misi luar angkasa STS-72 di mana ia bertugas sebagai Insinyur Penerbangan. Kemudian, ia terbang lagi bersama Tim STS-92 pada tanggal 11 Oktober 2000 sebagai Komandan Muatan Spesialis. Pada tanggal 23 Juli 2009, Wakata terbang kembali ke luar angkasa bersama Tim STS-127 sebagai Insinyur Penerbangan dan kembali lagi pada tanggal 29 November 2013 sebagai Komandan Ekspedisi 38 di Stasiun Antariksa Internasional (ISS).

Wakata Koichi Eksperimen di Laboratorium ISS

Pada misi terbarunya di ISS, Wakata melaksanakan beberapa eksperimen penting di Laboratorium Kibo milik JAXA. Di Laboratorium Kibo tersebut, Wakata melakukan percobaan mengenai kecepatan klimatologi di planet Bumi dengan menggunakan sebuah alat khusus. Ia juga melakukan percobaan mengenai pembentukan batu kristal, dan percobaan lainnya yang berkaitan dengan fisika dan biologi.

Wakata Koichi Adiksi Terberat

Tak hanya cerdas dan cakap dalam melakukan percobaan di luar angkasa, Wakata juga dikenal memiliki hobi yang unik di luar angkasa, yaitu bermain musik. Wakata membawa sebuah biola ke luar angkasa dan konon, biola tersebut merupakan barang paling berat yang pernah dibawa ke luar angkasa oleh seorang manusia. Ia bahkan sempat membawakan sebuah pertunjukan musik yang diputar melalui feed langsung di berbagai saluran televisi dan media sosial yang menyaksikan misi luar angkasa terbarunya.

Wakata Koichi Membangkitkan Semangat

Prestasi Wakata dalam bidang ilmu penerbangan dan perilaku di luar angkasa memang luar biasa. Ia telah membawa nama Jepang menjadi terkenal di dunia atas pencapaiannya. Selain itu, Wakata juga dapat menjadi inspirasi bagi banyak pemuda Jepang agar meraih mimpi mereka dan menjadikannya kenyataan. Ia terus membangkitkan semangat manusia untuk berani melakukan hal-hal yang di luar batas kemampuan manusia dan memotivasi orang untuk melampaui batas-batas agama, suku, dan negara dan mempersatukan dunia.

Kontribusi di International Space Station


wakata indonesia di ruang angkasa

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang turut serta dalam misi International Space Station (ISS) yang diluncurkan pada 20 November 1998. Wakil Indonesia di ISS adalah seorang astronot yang bernama Soichi Noguchi yang pertama kali bertugas di ISS pada tahun 2005. Setelah itu, Indonesia mengirimkan wakil lainnya pada tahun 2009 yaitu Koichi Wakata. Sejak saat itu, Wakata berhasil memberikan banyak kontribusi bagi dunia penjelajahan angkasa luar.

Sebagai informasi, International Space Station (ISS) merupakan stasiun angkasa terbesar yang dibangun oleh beberapa negara di dunia. ISS terdiri dari beberapa modul yang dihubungkan dengan area berjalan untuk menjaga stabilitas dan menghindari tabrakan dengan materi lain yang mengelilinginya. Tujuan utama pembangunan ISS ini adalah untuk melakukan penelitian di luar bumi sehingga dapat digunakan untuk kepentingan lebih lanjut. Tentunya Indonesia bangga karena bisa ikut serta dalam misi tersebut.

Satu hal yang patut diapresiasi dari kiprah Wakata di ISS adalah kemampuan teknologi Indonesia yang menarik banyak perhatian para ilmuwan. Saat masih bertugas di ISS, Wakata berhasil memamerkan teknologi produk Indonesia yaitu Anemones yang merupakan alat pengolah limbah organik menjadi makanan ikan. Alat ini dinilai akan sangat membantu dalam menjaga keberlangsungan hidup para astronot saat menjalankan misinya di luar angkasa.

Tidak hanya itu, Wakata juga berhasil memecahkan rekor sebagai astronot yang telah tinggal di luar bumi selama satu tahun penuh. Kecuali sebagai teknil elit luar biasa, Wakata juga dianggap mampu mempromosikan budaya Indonesia di luar negeri. Saat akhirnya Wakata kembali ke Indonesia, ia disambut dengan sangat meriah oleh warga Indonesia dan kini namanya masih selalu dikenang oleh masyarakat Indonesia sebagai simbol kebanggaan.

Di luar sana, para ilmuwan dan astronaut tentu mengakui betapa besarnya peran yang dimiliki Wakata dalam eksplorasi angkasa. Karya dan kontribusinya diantaranya adalah berhasil meluncurkan satelit sebanyak 13 buah dari ISS yang telah berhasil mengembangkan teknologi komunikasi Indonesia yang bisa lebih jauh menjangkau wilayah lain di dunia. Belum lagi penelitian lainnya yang dilakukan oleh Wakata yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang mampu berkompetisi di tingkat internasional dalam bidang teknologi.

Dengan kiprahnya di ISS, Wakata telah menjadi inspirasi bagi banyak orang di Indonesia dan di seluruh dunia. Kiprahnya mendorong anak-anak Indonesia untuk lebih tertarik dan terinspirasi untuk terjun di dunia teknologi dan ilmu pengetahuan. Selain itu, kiprah Wakata juga membuktikan bahwa Indonesia bukanlah negara yang tertinggal, tetapi mampu bersaing di tingkat internasional.

Kontribusi yang diberikan oleh Wakata di International Space Station ini harus dijadikan sebagai moment penting yang membuktikan bahwa Indonesia mampu bersaing di peta dunia. Kita juga harus bangga dan terus mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Meskipun saat ini Indonesia belum memiliki wakil yang bertugas di ISS, yang terpenting adalah bangkitnya semangat dan tekad masyarakat Indonesia untuk selalu berkarya dan menunjukkan bahwa Indonesia mampu bersinar di mata dunia.

Kehidupan Pribadi dan Kegiatan di Luar Angkasa


Wakata dalam luar angkasa

Bertempat di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), Jepang ikut berpartisipasi dalam program pengiriman astronot ke luar angkasa. Yuk, kenalkan satu di antara astronot Jepang, Koichi Wakata.

Wakata lahir di Saitama pada tanggal 1 Agustus 1963 dengan membawa darah Indonesia. Ayahnya adalah seorang perwira Tentara Nasional Indonesia, yang bertugas di Jepang.

Setelah lulus dari Universitas Kyushu, Wakata mulai tertarik akan dunia antariksa. Tak ayal, dia memutuskan untuk memasuki Sekolah Pelatihan Astronot JAXA pada tahun 1992. Setelah selesai perkuliahan, Wakata terpilih sebagai calon astronot dan menjalani pelatihan antariksa selama hampir 4 tahun.

Kiprah pertamanya adalah saat Wakata bertugas sebagai insinyur penerbangan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sebagai bagian dari Ekspedisi 18 pada tahun 2008. Pada Ekspedisi 19, ia bertugas sebagai seorang kru komando dan memimpin Ekspedisi 39 pada tahun 2014.

Wakata menjadi orang pertama yang mengirimkan tweet dalam bahasa Jepang dari luar angkasa dan melakukan diskusi video langsung dengan anggota parlemen Jepang yang berada di Bumi.

Wakata menindaklanjuti kesuksesannya pada Ekspedisi 39 dengan bertugas sebagai insinyur penerbangan dalam Ekspedisi 45 pada tahun 2015 dan menjadi Wakil Kepala Astronot JAXA pada November tahun yang sama.

Di luar kegiatan antariksa, Wakata menggemari olahraga ski, manga, dan kemampuan Bahasa Inggrisnya yang fasih.”

Wakata di luar angkasa

Tidak hanya itu, Wakata juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan amal. Pada tahun 2011, Wakata mengumpulkan donasi dari anggota keluarga dan temannya untuk membantu korban gempa bumi dan tsunami Tohoku.

Sebagai seorang astronot, Wakata tentunya terbiasa dengan lingkungan yang tidak biasa. Namun, hal ini tidak membuatnya terpaku pada astronot “merasa dirinya di atas segalanya”. Wakata menyadari bahwa keberadaannya di Stasiun Luar Angkasa Internasional hanya mungkin berkat dukungan orang di Bumi, seperti keluarga, teman, dan staf di pusat antariksa.

Wakata juga terus menginspirasi generasi muda di seluruh dunia melalui perannya dalam menjelaskan, mengajar, dan berbagi pengalaman dengan siswa dan pelajar. Pada tahun 2014, Wakata bahkan menjadi tutor antariksa untuk anak-anak di seluruh dunia sebagai bagian dari program kelas online dari ISS.

Koichi Wakata adalah seorang astronot Jepang yang memikat tak hanya berkat keberhasilannya sebagai astronot berpengalaman, tetapi juga karakter dan dedikasi pada pekerjaannya. Ia membuktikan bahwa meski orang terbangun di tempat yang hampir tidak mungkin untuk dijelaskan, tetap harus memandang ke bumi dan melihat dari mana ia berasal.

Iklan