Sejarah Bahasa Jepang


Sejarah Bahasa Jepang

Bahasa Jepang merupakan bahasa yang digunakan oleh penduduk Jepang. Sejarah bahasa Jepang diawali pada abad ke-8 ketika rakyat Jepang mulai mengadopsi tulisan dan bahasa Tiongkok. Namun, bahasa dan tulisan Tiongkok disesuaikan dengan bahasa Jepang sehingga memberikan ciri khas yang berbeda. Hal ini terutama terlihat dalam penggunaan hiragana dan katakana.

Sejak abad ke-10, bahasa Jepang mulai berkembang dan memiliki beberapa dialek yang berbeda. Namun, pada abad ke-16, setelah pengenalan agama Buddha oleh para misionaris dari Tiongkok, bahasa Jepang mengalami perubahan besar dalam penggunaan katana-kata dan pengucapan. Bahasa Jepang yang digunakan oleh rakyat pun menjadi lebih kompleks dan mengandung banyak kosakata baru yang berkaitan dengan agama Buddha.

Pada masa modern, bahasa Jepang terus mengalami perkembangan yang signifikan. Meskipun banyak mengadopsi bahasa asing, bahasa Jepang berhasil mempertahankan ciri khasnya sebagai bahasa yang unik. Di antara banyak perubahan yang terjadi, perubahan besar terjadi pada bahasa Jepang setelah Perang Dunia II. Bahasa Jepang yang digunakan sebelum perang disebut sebagai bahasa “kamikaze”, dan mengandung banyak kosakata yang berkaitan dengan pahlawan perang dan sikap patriotik. Setelah itu, bahasa Jepang diubah menjadi lebih modern dan diadopsi dari bahasa Inggris.

Secara keseluruhan, sejarah bahasa Jepang memperlihatkan bahwa bahasa tersebut terus berkembang dan mengalami perubahan seiring dengan zaman. Bahasa Jepang yang kita kenal saat ini, mengandung banyak kosakata baru yang diadopsi dari bahasa asing, namun tetap mempertahankan ciri khasnya sebagai bahasa yang berbeda dari bahasa-bahasa lain di dunia. Bahasa Jepang memegang peran penting dalam budaya Jepang, dan memberikan gambaran yang jelas tentang kehidupan sehari-hari penduduk di negeri itu.

Bahasa Jepang Kuno vs. Modern


Bahasa Jepang Kuno vs. Modern

Bahasa Jepang, seperti bahasa-bahasa lain, berubah seiring waktu. Bahasa yang digunakan oleh orang Jepang pada zaman dulu atau yang biasa disebut sebagai bahasa Jepang kuno, tentu sangat berbeda dengan bahasa Jepang modern yang digunakan saat ini. Perbedaan dua jenis bahasa ini bisa dilihat dari segi kosakata, tata bahasa, dan pengucapan kata-kata.

Bahasa Jepang kuno, dipercaya hanya diketahui oleh kalangan bangsawan, dan hanya digunakan dalam kegiatan resmi. Kosakata bahasa Jepang kuno belum begitu banyak dan bahkan beberapa kata kuno sekarang sudah tidak digunakan lagi dalam komunikasi sehari-hari. Contohnya adalah kata “Ware” yang berarti “aku”, kata tersebut jarang digunakan di zaman sekarang karena dianggap terlalu formal. Selain itu, penggunaan huruf hiragana dan katakana pada bahasa Jepang kuno juga sangat terbatas karena merupakan huruf yang baru dikembangkan pada jamannya dan belum populer. Oleh karena itu, penulisan bahasa Jepang kuno lebih banyak menggunakan huruf kanji, yang merupakan salah satu ciri khas bahasa Jepang.

Kemudian, pada zaman modern, kata-kata baru terus bermunculan dalam bahasa Jepang, dan terkadang beberapa kata baru tersebut berasal dari bahasa Inggris dan beberapa bahasa asing lainnya. Sebagai contoh, beberapa kata yang umum digunakan saat ini seperti “kompyuuta” yang berasal dari kata “computer” menjadi bahasa yang lama-lama familiar digunakan oleh orang Jepang. Bahkan, beberapa kata asing tanpa disadari, diadaptasi dan dibuat menjadi istilah yang sudah lazim digunakan oleh orang Jepang, seperti “pan” (roti dalam bahasa Jepang).

Tata bahasa bahasa Jepang juga mengalami perkembangan dan perubahan. Aturan penambahan huruf hiragana dan katakana telah menjadi bagian dari tata bahasa bahasa Jepang modern dan digunakan bersamaan dengan huruf kanji. Kebiasaan menggunakan kalimat yang singkat dan padat, seperti bahasa singkat atau “slang” juga semakin banyak digunakan oleh orang Jepang, terutama pada generasi muda.

Pengucapan kata-kata Jepang juga mengalami perubahan, khususnya pada bagian intonasi dan penekanan pada suku kata. Pada bahasa Jepang kuno, intonasi lebih diutamakan dan dianggap penting, namun pada bahasa Jepang modern, penekanan suara dan intonasi lebih lepas dan bahkan dapat berubah-ubah tergantung pada situasi dan konteks pembicaraan.

Meskipun mengalami perubahan seiring waktu, bahasa Jepang tetap dikenal memiliki keunikan dan kekhasannya tersendiri dari bahasa-bahasa lainnya. Kekayaan kosakata, penggunaan kanji, dan tata bahasa yang rumit menjadikan belajar bahasa Jepang sebagai tantangan tersendiri untuk para pelajarnya. Namun, belajar bahasa ini tentu akan memberikan pengalaman yang berbeda dan menarik bagi para pemula bahasa Jepang.

Kebanyakan Bahasa Pinjaman


Bahasa Jepangnya Oh Begitu di Indonesia

Bahasa Jepang telah menjadi bahasa yang populer di Indonesia, terutama bagi mereka yang memiliki ketertarikan terhadap pop culture Jepang. Meskipun bahasa Jepang pada awalnya hanya diucapkan oleh sejumlah kecil orang, kini semakin banyak orang yang belajar bahasa ini untuk keperluan tertentu. Terlebih lagi dengan adanya animasi, drama Jepang, manga, dan musik Jepang yang sering ditayangkan di Indonesia, membawa pengaruh besar terhadap kemampuan bahasa Jepang di Indonesia. Namun, di balik kepopulerannya, bahasa Jepang juga memiliki sejumlah bahasa pinjaman yang cukup banyak di Indonesia.

Pengaruh Bahasa Cina

Kanji Cina

Bahasa Cina, yang memiliki pengaruh besar dalam peradaban Jepang, telah memberikan banyak pengaruh pada bahasa Jepang. Bahasa Jepang menggunakan banyak karakter kanji yang berasal dari karakter Hanzi Cina. Hampir 60 persen dari kosakata dalam bahasa Jepang berasal dari bahasa Cina. Selain itu, banyak istilah di bidang teknologi, akuntansi, dan bisnis yang menggunakan karakter Hanzi Cina. Contohnya, istilah bisnis seperti Shosha berasal dari karakter Hanzi Cina, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi perusahaan asing atau perusahaan dagang. Di dunia medis, istilah Keishou merupakan istilah bahasa Jepang untuk kanker, yang berasal dari karakter Hanzi cina 腫瘤.

Pengaruh Bahasa Inggris

Bahasa Inggris dalam bahasa Jepang

Bahasa Inggris telah memberikan banyak pengaruh pada banyak bahasa di seluruh dunia, termasuk bahasa Jepang. Dalam perkembangannya, bahasa Jepang telah membentuk istilah-istilah dalam bahasa Inggris ke dalam bahasa Jepang. Hal ini dapat terlihat dalam kosakata Jepang untuk istilah teknologi informasi seperti Internet, PC, dan kamera digital, yang dibentuk dari bahasa Inggris. Terlebih lagi, dalam beberapa tahun terakhir, moda Jepang atau fashion Jepang telah menjadi populer di kalangan anak muda Indonesia. Pengaruh bahasa Inggris dapat dilihat dalam banyak kata-kata kosakata dalam dunia fashion dan hal ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kata-kata seperti ransel, lipstik, dan tassel.

Pengaruh Bahasa Portugis

Bahasa Portugis dalam bahasa Jepang

Bahasa Portugis juga memberikan pengaruh pada kosakata bahasa Jepang. Pengaruh penting bahasa Portugis dalam Bahasa Jepang ialah kata-kata yang berasal dari sejarah Jepang pada periode dimana bangsa Portugis memulai perdagangan dengan Cina dan Jepang. Pengaruh bahasa Portugis dapat meliputi kata-kata seperti tempura dalam bahasa Jepang, yang berasal dari bahasa portugis, “tempero”, yang berarti rempah-rempah. Selain itu, kata karuta dalam bahasa Jepang, yang merujuk pada flashcard, juga berasal dari bahasa Portugis “carta”.

Dengan kepopuleran bahasa Jepang dan budaya populer yang dihasilkan dari negara tersebut, bahasa pinjaman dari bahasa lain yang ada di dunia menjadi hal yang lumrah. Di samping tiga bahasa pinjaman yang telah disebutkan, masih ada puluhan bahkan ratusan kata pinjaman lain dari bahasa-bahasa lain yang termasuk ke dalam bahasa Jepang. Keseluruhan, bahasa Jepang memiliki karakteristik yang unik dalam media dan pop culture yang berbeda dan menarik perhatian Indonesia.

Struktur Kalimat Bahasa Jepang


Struktur Kalimat Bahasa Jepang

Bahasa Jepang yang ditulis dengan huruf kanji, tidak mudah untuk dipelajari, terutama struktur kalimatnya. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan ketika anda belajar struktur kalimat bahasa Jepang.

Pola Dasar Kalimat


Pola Dasar Kalimat

Pola dasar kalimat bahasa Jepang adalah S-O-V (Subjek-Objek-Predikat). Dalam kalimat bahasa Jepang, subjek tidak selalu ditulis dan hanya dapat diambil dari konteks. Sementara, objek selalu ada dan diikuti oleh predikat. Saran kami, pelajari pola dasar kalimat ini dengan sungguh-sungguh agar dapat memahami seluruh percakapan atau kalimat yang akan diucapkan.

Urutan Kata Sifat


Urutan Kata Sifat

Dalam bahasa Jepang, urutan kata sifat sangatlah berbeda dengan bahasa Indonesia. Urutan katanya adalah sifat-pronoun-kata benda. Sebagai contoh, kata “suru” yang artinya “melakukan”. Dalam bahasa Jepang, jika ingin mengatakan “saya akan melakukan” maka urutan katanya adalah “watashi wa suru”. Dalam bahasa Indonesia, urutan katanya adalah “saya akan melakukan”. Jadi perlu diingat bahwa ada perbedaan urutan kata sifat dalam bahasa Jepang dan perlu untuk diingat kembali.

Penambahan Partikel


Partikel

Bahasa Jepang sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia karena dalam bahasa Jepang terdapat partikel atau huruf kecil yang diletakkan pada akhir kata untuk menghubungan atau memperjelas makna suatu kalimat. Ada banyak partikel seperti “wa”, “ga”, “ni”, “de”, “no”, dan masih banyak lagi. Pengetahuan tentang partikel sangatlah penting dalam memperjelas makna suatu kalimat. Oleh karena itu, pelajari partikel-partikel tersebut dengan sungguh-sungguh agar dapat memahami kalimat bahasa Jepang dengan lebih mudah.

Menggunakan Kata Tanya


Kata Tanya

Kata tanya dalam bahasa Jepang sangatlah penting terutama dalam percakapan sehari-hari. Beberapa kata tanya diantaranya adalah “dare” yang artinya “siapa?”, “nani” yang artinya “apa?”, dan masih banyak lagi. Jadi, jika ingin mempertanyakan suatu hal dalam bahasa Jepang, maka harus mengetahui dan memahami kata tanya secara baik dan benar.

Itulah tadi beberapa hal yang harus diperhatikan ketika belajar struktur kalimat dalam bahasa Jepang. Meski terlihat sangat sulit, tetapi hal tersebut dapat dipelajari dengan sungguh-sungguh. Jangan lupa untuk mengulang-ulang latihan agar memahami struktur kalimat bahasa Jepang dengan lebih mudah.

Pengucapan Bahasa Jepang yang Tepat


Pengucapan Bahasa Jepang yang Tepat in Indonesia

Bahasa Jepang adalah bahasa yang sangat menarik dan penuh dengan keindahan. Pengucapannya sendiri bisa dibilang sulit karena bahasa Jepang memiliki karakter yang berbeda dari bahasa Indonesia. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan untuk melakukan pengucapan bahasa Jepang yang tepat, yaitu:

1. Bunyi Huruf Vokal

Salah satu perbedaan yang paling mencolok antara bahasa Jepang dan bahasa Indonesia adalah bunyi huruf vokal. Bahasa Jepang hanya memiliki lima bunyi huruf vokal, yaitu a, i, u, e, o. Jika kamu sudah terbiasa dengan bahasa Inggris, maka bunyi huruf vokal bahasa Jepang akan terasa tidak biasa. Pastikan untuk tidak memperpanjang bunyi huruf vokal saat melakukan pengucapan supaya kamu mendapatkan suara yang pas dan tidak mengecewakan.

2. Pengucapan Huruf Konsonan

Seperti halnya bunyi huruf vokal, bahasa Jepang memiliki karakteristik yang unik dalam hal huruf konsonan. Seperti halnya bahasa Indonesia yang membedakan suara b dan v, bahasa Jepang juga mengenal dua jenis bunyi konsonan, yaitu rendaku dan dakuten. Rendaku dan dakuten adalah cara mengubah huruf konsonan dengan menambahkan tanda di atasnya. Kamu harus mengetahui cara mengucapkan huruf konsonan yang benar agar kamu bisa melakukan pengucapan seorang penutur asli.

3. Mengenal Kanji

Kanji adalah karakter tulisan Jepang yang kadang-kadang disebut huruf Cina. Tulisan Jepang menggunakan Kanji sebagai karakter tambahan untuk memperjelas makna dari suatu kata. Kamu harus mengetahui cara mengucapkan Kanji yang benar agar kamu bisa melakukan pengucapan seorang penutur asli. Salah satu contoh dari pengucapan Kanji yang salah adalah ketika kamu mengucapkan ‘Mari belajar bahasa Jepang’ dengan menggunakan ‘ma-ri ga-ku-se-ki’ seperti dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Jepang yang benar, kamu harus mengucapkan ‘Nihongo wo benkyuu shimashou’.

4. Mendengarkan Penutur Asli

Tidak ada cara yang lebih baik untuk memperbaiki pengucapan bahasa Jepangmu kecuali dengan mendengarkan penutur asli berbicara. Dengarkan lagu Jepang, nonton film Jepang, atau bahkan berbicara dengan teman Jepangmu. Semua cara tersebut bisa membuatmu lebih terbiasa dengan pengucapan bahasa Jepang. Lebih dari itu, kamu juga bisa mempraktikkan pengucapanmu dengan cara merekam suaramu dan membandingkannya dengan pengucapan penutur asli.

5. Berbicaralah Secara Teratur

Terakhir, praktik menjadi lebih baik. Kamu harus berbicara secara teratur agar kamu bisa menjadi lebih lancar dalam pengucapan bahasa Jepang. Temukan teman bicara yang bisa mempraktikkan pengucapan bahasa Jepang bersama kamu secara rutin. Cobalah untuk terus menerus bertanya dan memperbaiki pengucapanmu.

Itulah lima hal yang perlu kamu perhatikan dalam pengucapan bahasa Jepang yang tepat. Ingatlah bahwa belajar bahasa Jepang adalah sebuah proses yang harus dilalui dengan bersabar.

Iklan