Sejarah Payung di Jepang


Sejarah Payung di Jepang

Payung adalah alat yang berguna untuk melindungi diri dari terik matahari dan hujan. Di Jepang, payung juga memiliki nilai budaya yang penting. Sejak zaman kuno, payung telah digunakan sebagai alat yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Jepang.

Sejarah payung di Jepang dimulai sejak zaman Heian (794-1185). Payung dipergunakan oleh kaum bangsawan untuk melindungi diri dari terik matahari. Pada periode ini, payung terbuat dari kayu dan dilapisi dengan kulit atau anyaman rotan. Payung pada masa itu masih digunakan sebagai benda yang penting dalam upacara keagamaan.

Kemudian, pada periode Kamakura (1192-1333), payung digunakan oleh samurai sebagai alat perlindungan dari terik matahari saat bertarung di medan perang. Payung samurai pada masa itu terbuat dari logam dan kemudian dikembangkan menjadi payung yang terbuat dari bambu dan kertas. Payung bambu ini dikenal sebagai wagasa.

Pada periode Edo (1603-1868), payung memiliki fungsi lebih dari sekadar melindungi diri dari terik matahari dan hujan. Pada saat itu, payung digunakan oleh orang kaya dan bangsawan sebagai simbol status sosial. Payung yang digunakan pada masa itu juga semakin berkembang dalam kerajinan, sehingga terdapat berbagai jenis payung yang terbuat dari kain, kulit, dan kayu.

Pada masa kini, payung di Jepang masih sangat digunakan. Namun, payung yang digunakan sudah berubah dan semakin modern. Payung modern ini dilengkapi dengan bahan-bahan yang tahan air dan juga dilengkapi dengan berbagai desain yang menarik. Selain itu, payung modern juga telah menjadi alat yang digunakan untuk promosi, misalnya pada acara festival atau pameran.

Payung di Jepang juga memiliki nilai masuk akal yang penting. Payung bukan hanya digunakan sebagai alat perlindungan diri dari terik matahari dan hujan, melainkan juga sebagai alat yang berkaitan dengan kehidupan spiritual dan budaya Jepang. Di Jepang, terdapat sajak yang menyatakan bahwa bila mendung, jangan berlupa membawa payung.

Dalam kehidupan masyarakat Jepang, nilai budaya dan historis payung masih sangat terjaga dan diapresiasi hingga saat ini. Karena itu, payung menjadi benda yang sangat penting dan tidak hanya dipandang sebagai benda sepele. Hal ini terlihat dari beberapa festival tradisional di Jepang, yang menampilkan payung sebagai alat yang erat kaitannya dengan spiritual dan budaya Jepang.

Dalam kesimpulannya, payung di Jepang memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Jepang secara historis, budaya, dan masuk akal. Payung itu sendiri masih digunakan oleh kebanyakan masyarakat Jepang dengan lebih modern dan modern. Dengan begitu, penggunaan payung di Jepang masih sangat relevan dan menjadi simbol dari kehidupan spiritual dan budaya Jepang pada umumnya.

Jenis-jenis payung tradisional Jepang


gambar jenis-jenis payung tradisional jepang

Payung tradisional Jepang dikenal juga dengan istilah wagasa. Istilah “wagasa” menunjukkan jajaran payung, sementara “kasa” menunjukkan bentuk payung yang biasa digunakan dalam cuaca hujan. Dibuat dari berbagai macam bahan berkualitas tinggi seperti daun esparto, kain hamparan, kayu, dan bambu, payung tradisional Jepang digunakan untuk melindungi dari panas terik atau hujan.

Berikut adalah lima jenis payung tradisional Jepang yang umum ditemukan dan digunakan di masa lampau:

1. Bangasa

gambar payung bangasa

Payung bangasa Jepang memiliki bentuk berat dan kokoh, bahkan di masa lalu payung ini digunakan untuk memberikan perlindungan bagi tentara dan samurai. Bangasa memiliki struktur luar kayu dan permukaan yang dilapisi bambu. Bagian bambu terlipat sehingga mudah untuk disimpan dan dibawa kemanapun. Payung ini biasanya digunakan oleh para pelukis untuk melindungi diri dari sinar matahari saat sedang melukis di luar ruangan.

2. Kasa

gambar payung kasa

Payung jenis ini cukup umum dan digunakan di kehidupan sehari-hari, terutama saat hujan. Terbuat dari bahan impermeable seperti kertas, sutra, atau kain, payung kasa memiliki bentuk miring untuk lebih efektif dalam mengalirkan air hujan. Payung kasa sering digunakan dalam perayaan tradisional di Jepang seperti perayaan Tanabata, yang terjadi pada tanggal 7 Juli setiap tahunnya.

3. Wagasa

gambar payung wagasa

Wagasa mempunyai bentuk payung yang lebih melengkung dibandingkan dengan payung kasa. Terbuat dari bahan-bahan berkualitas tinggi, seperti daun esparto, kain hamparan, kayu, atau bambu, payung wagasa dibuat dengan sangat hati-hati dan memerlukan proses yang panjang dan cermat. Payung wagasa dikenal sebagai simbol elegansi tradisional Jepang dan sering digunakan pada acara-acara resmi.

4. Jyugasa

gambar payung jyugasa

Payung jyugasa Jepang terbuat dari bahan sutra yang dihasilkan dengan cara yang sama seperti payung-wagasa. Bedanya, bahan yang digunakan jauh lebih tipis dengan jumlah lapisan yang sama. Karena itu, payung jyugasa sangat ringan, fleksibel dan membungkus tubuh dengan mudah. Bentuk payung jyugasa terinspirasi oleh batang kayu berbentuk menyerupai kerucut yang disatukan bersama dengan seutas benang.

5. Sudaregasa

gambar payung sudaregasa

Payung tersebut memiliki bentuk sebagaian besar menyerupai payung bangasa namun permukaannya berbeda. Terdapat dua lapisan sudare atau jerat lidi yang digunakan sebagai pelindung dari sinar matahari. Bentuk payung ini menyerupai topi bergaya serba putih, yang membuat penggunanya terlihat sangat cantik dan anggun.

Itulah beberapa jenis payung tradisional Jepang yang masih dipertahankan hingga saat ini. Jenis-jenisnya mirip-mirip tetapi masih memiliki ciri khas masing-masing. Walau zaman terus berubah tapi budaya tradisional Jepang ini tetap dipertahankan dan kurang lebih menjadi jalan untuk melihat masa lalu Jepang yang sangat luar biasa.

Payung sebagai simbol keberuntungan dalam budaya Jepang


payung jepang keberuntungan

Payung atau “kasa” adalah salah satu benda yang sering dipakai oleh masyarakat Jepang. Payung bukan hanya dipakai untuk melindungi diri dari sinar matahari atau hujan, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam dalam budaya Jepang, khususnya yang terkait dengan keberuntungan.

Dalam kepercayaan Jepang, payung bisa membawa keberuntungan bagi orang yang memilikinya. Payung bisa melindungi pemiliknya dari bahaya dan masa-masa sulit. Payung juga dipercaya bisa menangkal energi negatif dan menjaga kebahagiaan serta kesejahteraan pemiliknya.

payung jepang keren

Tak heran jika payung Jepang sering dijadikan oleh-oleh atau suvenir oleh para wisatawan yang berkunjung ke Negeri Sakura ini. Ada berbagai jenis payung Jepang yang memiliki desain unik dan khas, di antaranya adalah “wagasa” dan “bangasa” yang terbuat dari bahan dasar kayu dan kertas.

Selain itu, ada juga payung Jepang yang terbuat dari bahan plastik atau parasol yang bisa dijadikan sebagai aksesoris untuk melengkapi busana Jepang tradisional, seperti kimono atau yukata. Terdapat berbagai jenis motif dan warna yang bisa dipilih sesuai dengan selera dan keperluan.

payung jepang motif

Namun, dalam penggunaannya, payung Jepang tetap harus dipakai dengan tepat dan sesuai dengan aturan adat Jepang. Ada tata cara yang harus dipatuhi seperti tidak menggoyangkan payung atau meletakkannya di atas tatami.

Terlepas dari itu, payung Jepang tetap menjadi simbol keberuntungan yang sangat dihormati oleh masyarakat Jepang. Banyak festival atau acara adat yang melibatkan payung Jepang sebagai bagian dari upacara atau dekorasi.

payung jepang festival

Dalam festival Gion Matsuri misalnya, payung Jepang dipakai sebagai lentera dan disusun rapi dalam formasi yang indah sebagai bentuk perayaan. Begitu juga dengan festival Horyuji Treasures yang memamerkan payung Jepang sebagai karya seni yang indah dan memikat.

Tak hanya digunakan sebagai simbol keberuntungan, payung Jepang juga memiliki nilai estetik yang tinggi dan sering dijadikan sebagai benda koleksi. Banyak kolektor seni dan penggemar budaya Jepang yang mencari payung Jepang dengan desain dan cerita yang unik.

payung jepang koleksi

Tak bisa dipungkiri, payung Jepang telah menjadi bagian penting dari budaya Jepang yang kaya akan simbolisme dan keindahan. Penggunaannya yang meliputi aspek keberuntungan, seni, dan keindahan membuat payung Jepang begitu spesial dan bernilai tinggi bagi masyarakat Jepang dan para penggemarnya di seluruh dunia.

Membuat dan Merawat Payung Jepang


Payung Jepang

Payung Jepang adalah payung tradisional Jepang yang terkenal dengan desainnya yang indah dan unik. Payung ini terbuat dari bahan-bahan berkualitas seperti bambu, kayu, dan kertas washi yang dibuat secara khusus. Cara membuatnya membutuhkan keterampilan dan ketelitian untuk menghasilkan payung Jepang yang indah dan fungsional. Di Indonesia, payung Jepang semakin populer dan banyak dicari sebagai aksesoris atau hadiah karena keindahannya dan juga sebagai hasil kerajinan tangan.

Membuat Payung Jepang

Membuat Payung Jepang

Untuk membuat payung Jepang, langkah pertama adalah memilih bahan-bahan yang berkualitas dan sesuai dengan desain payung yang akan dibuat. Bahan yang sering digunakan adalah bambu untuk rangka payung, kertas washi untuk pelapis payung, dan juga kain untuk bagian tali pengikat.

Setelah bahan-bahan lengkap, next dalam membuat payung Jepang adalah memotong bambu sesuai ukuran dan bentuk yang diinginkan. Selanjutnya, bambu dirangkai dan disatukan dengan menggunakan benang melalui pekerjaan yang manual dan mendetail. Kemudian, kertas washi ditempelkan pada rangka bambu untuk membentuk pelapis payung. Bagian ujung atau bagian atas payung bisa dihiasi dengan aksen seperti pita kain warna-warni atau gantungan.

Setelah selesai membuat payung Jepang, ketelitian dalam perawatan sangat diperlukan untuk menjaga dan mempertahankan kualitas payung Jepang. Pastikan untuk menyimpan payung Jepang di tempat kering dan aman dari sinar matahari langsung atau kelembaban. Hal ini akan memastikan kertas washi tidak mengalami kerusakan dan rangka bambu tetap kuat dan tidak berkarat.

Merawat Payung Jepang

Merawat Payung Jepang

Untuk menjaga keindahan payung Jepang dan juga fungsinya, perawatan payung Jepang yang tepat sangat dibutuhkan. Ada beberapa tips dalam merawat payung Jepang, seperti membersihkan payung Jepang secara berkala dengan perlahan menggunakan kain lembut dan bersih. Jangan terlalu keras dalam membersihkan kertas washi agar tidak merusak kualitasnya.

Selain itu, hindari penggunaan payung Jepang saat hujan yang sangat deras. Kertas washi yang digunakan pada payung Jepang tidak tahan terhadap air dan bisa berisiko rusak jika terkena hujan yang terlalu deras. Sebaiknya gunakan payung Jepang pada saat cuaca yang cerah.

Jika Anda menyimpan payung Jepang untuk waktu yang lama, pastikan untuk membersihkannya terlebih dahulu dan simpan dalam kotak atau wadah yang kering dan aman. Memperhatikan perawatan payung Jepang dengan baik akan memastikan payung Anda tetap awet dan menarik untuk digunakan untuk jangka waktu yang lama.

Dalam kesimpulan, membuat dan merawat payung Jepang membutuhkan keterampilan dan ketelitian untuk menghasilkan karya yang berkualitas. Namun, hasilnya sesuai dengan kerja keras dan kesabaran Anda dalam membuat payung Jepang yang indah dan unik. Dengan menerapkan tips merawat payung Jepang yang tepat, Anda dapat menjaga kualitas dari payung Jepang tersebut dan tetap memperlihatkan keindahan payung di setiap kesempatan.

Pesona seni dan keindahan payung Jepang


Payung Jepang

Payung Jepang atau Wagasa merupakan jenis payung tradisional Jepang yang menjadi produk unik seni budaya negeri Sakura. Penggunaan payung ini tak hanya untuk menahan hujan atau sinar matahari, namun juga menjadi bagian dari kebudayaan Jepang yang begitu antik dan memesona.

Payung Jepang biasanya dibuat dari kertas Washi yang dicat dengan motif khas Jepang. Perpaduan pewarnaan dan bentuk kerangka payung yang minimalis membuatnya terlihat sangat indah dan menarik perhatian. Wagasa dapat menjadi salah satu pilihan aksesoris yang dapat menunjang fashion Anda.

Motif pada payung Wagasa pun sangat bervariasi dan menggambarkan ekspresi budaya Jepang, ada bunga Sakura, motif Wayang, sampai hewan seperti burung dan kupu-kupu. Motif yang paling populer pada payung Wagasa adalah bunga Sakura, yang sangat identik dengan Jepang dan memiliki makna keindahan dan kesederhanaan dalam kehidupan.

Seperti halnya Sakura, payung tradisional ini hanya bertahan dalam waktu yang singkat, biasanya hanya beberapa bulan saja. Kertas Washi yang tipis dan kerangka yang terbuat dari bambu membuatnya rentan terhadap kerusakan dan rusak akibat faktor lingkungan. Namun, hal itulah yang membuat payung Jepang begitu spesial, hanya sedikit yang dapat memilikinya dan menjadikannya sebagai koleksi pribadi sangatlah berharga.

Tidak hanya menjadi alat penunjang fashion, payung Jepang juga digunakan dalam pementasan teater kabuki. Para pemeran menggunakan payung ini sebagai atribut dalam drama, yang dapat membuat tampilan menjadi semakin menarik dan dramatis.

Kebudayaan Jepang yang unik dan antik tergambar dari payung Wagasa ini. Keindahan dan elegan sebagai wakil dari tradisi serta keindahan estetika menjadi daya tarik utama dalam pemakaian payung ini. Hadiahkanlah payung Jepang sebagai kenang-kenangan dari budaya Jepang yang indah ini, dan dapatkan pesona seni dan keindahan yang memancar dari setiap motif yang terdapat pada Wagasa.

Wagasa Collection

Iklan